Jantung

7 Obat Jantung Bengkak yang Diresepkan Dokter

Kondisi jantung bengkak atau kardiomegali butuh pengobatan cepat. Umumnya, dokter akan meresepkan beberapa jenis obat jantung bengkak berikut ini.

7 Obat Jantung Bengkak yang Diresepkan Dokter

Jantung bengkak, atau kardiomegali, adalah kondisi serius di mana jantung membesar secara tidak normal, mempengaruhi kemampuannya untuk memompa darah dengan efisien. 

Penanganan kardiomegali melibatkan penggunaan obat-obatan tertentu yang harus diresepkan oleh dokter.

Di bawah ini adalah beberapa obat jantung bengkak yang umumnya diresepkan di apotek untuk membantu mengatasi kondisi ini.

1. ACE Inhibitor (Inhibitor Enzim Konversi Angiotensin)

ACE inhibitor seperti Enalapril dan Lisinopril membantu mengurangi tekanan darah dan melebarkan pembuluh darah. Obat ini membantu jantung dalam memompa darah lebih efisien.

Penelitian dalam Journal of the American College of Cardiology menunjukkan bahwa ACE inhibitor, sebagai obat jantung bengkak, dapat mengurangi stres pada jantung dan memperlambat perkembangan kardiomegali.

Dosis dan penggunaan ACE inhibitor harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.

Artikel Lainnya: 6 Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Jantung

2. Beta Blocker (Penghambat Beta)

Beta blocker seperti Metoprolol dan Bisoprolol membantu mengontrol detak jantung dan tekanan darah. 

Dengan mengurangi kerja jantung, obat ini membantu mengurangi beban jantung dan mencegah pembengkakan lebih lanjut.

Dalam studi yang diterbitkan di European Heart Journal, obat jantung bengkak ini dapat memperbaiki fungsi jantung dan mengurangi risiko perburukan gangguan pernapasan pengidap kardiomegali. 

Karena obat ini termasuk obat keras, jadi butuh pengawasan dokter. Jika kamu atau keluargamu diresepkan obat jantung bengkak yang satu ini, pastikan untuk menanyakan dosis dan cara penggunaannya ya.

3. Diuretik

Diuretik seperti Furosemide membantu mengurangi penumpukan cairan di dalam tubuh, termasuk di jantung. Ini membantu mengatasi gejala jantung bengkak, seperti sesak napas.

Penanganan dengan diuretik harus berhati-hati karena dapat mempengaruhi kadar kalium dalam tubuh. Pasien akan diawasi oleh dokter untuk memastikan dosis yang tepat.

Artikel Lainnya: 14 Tanda Serangan Jantung yang Bisa Muncul Sebulan Sebelumnya

4. Digitalis

Digitalis, seperti Digoxin, termasuk obat untuk mengatasi jantung bengkak atau kardiomegali. 

Obat ini membantu memperkuat kontraksi jantung. Dengan meningkatkan kontraksi, obat ini membantu jantung memompa darah lebih baik.

Dalam European Journal of Heart Failure, digitalis direkomendasikan untuk membantu mengelola gejala kardiomegali, terutama pada pasien dengan gagal jantung kongestif.

5. Antikoagulan

Antikoagulan seperti Warfarin digunakan untuk mencegah penggumpalan darah. 

Antikoagulan dapat mencegah penyumbatan pembuluh darah yang dapat membahayakan nyawa, seperti fibrilasi atrium, serangan jantung, penyakit jantung bawaan, stroke, deep vein thrombosis (DVT), atau emboli paru.

6. Vasodilator

Vasodilator seperti Hydralazine membantu melebarkan pembuluh darah, mengurangi tekanan darah, dan mempermudah kerja jantung.

Ini membantu mengatasi kerusakan pembuluh darah yang terkait dengan kardiomegali. Dosis vasodilator akan disesuaikan berdasarkan kebutuhan pasien dan tanggapan terhadap obat.

7. ARB (Angiotensin II Receptor Blocker)

ARB seperti Losartan dan Valsartan membantu mengendalikan tekanan darah dan mengobati penyakit kardiomegali.

Penelitian di The New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa ARB dapat membantu meningkatkan peluang kesembuhan dan mengurangi risiko insiden kardiomegali. Dosis dan penggunaan ARB akan disesuaikan oleh dokter.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau menghentikan penggunaan obat jantung bengkak ini. Pengobatan kardiomegali harus dalam pengawasan dokter.

Penyakit jantung bisa terjadi pada siapa saja. Supaya bisa lebih waspada, cek gejala dan risiko penyakit jantung dengan health tools di KlikDokter.

Jangan ragu untuk selalu diskusi dan bertanya pada dokter spesialis jantung soal kondisi ini ya! Yuk, #JagaSehatmu selalu.

(NM)

  • Pfeffer, M. A., Braunwald, E., & Moyé, L. A. (2017). Effect of captopril on mortality and morbidity in patients with left ventricular dysfunction after myocardial infarction: results of the survival and ventricular enlargement trial. Journal of the American College of Cardiology, 20(3), 609-617.
  • Bangalore, S., Makani, H., & Radford, M. (2017).