HomeInfo SehatDarahMitos tentang Malaria yang Tidak Perlu Dipercaya
Darah

Mitos tentang Malaria yang Tidak Perlu Dipercaya

Nur Budhi, 25 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tak sedikit mitos tentang malaria yang beredar di tengah masyarakat. Ketahui faktanya, dan jangan biarkan diri Anda terjebak karenanya!

Mitos tentang Malaria yang Tidak Perlu Dipercaya

Penyakit malaria terus menjadi sorotan dunia kesehatan. Pasalnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa penyakit tersebut menyebabkan 214 juta kasus baru di seluruh dunia pada tahun 2015, di mana 438.000 orang yang mengalaminya berujung kehilangan nyawa.

Malaria itu sendiri adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi parasit Plasmodium. Penyakit ini bisa menular, meski tidak secara langsung. Penularan terjadi apabila melakukan kontak dengan darah dari penderita, atau terkena gigitan nyamuk yang membawa parasit penyebab malaria.

Menurut dr. Alvin Nursalin, SpPD dari KlikDokter, seseorang yang mengalami penyakit malaria akan merasakan gejala berupa demam, menggigil, anemia atau kurang darah, dan pembesaran limpa.

“Apabila gejala tersebut muncul, pengobatan dengan cepat dan tepat sangat dibutuhkan. Ini karena malaria merupakan penyakit yang bisa menyebabkan kematian jika tidak segera ditindaklanjuti,” tutur dr. Alvin.

Mengingat bahwa malaria sangat berbahaya karena dapat merenggut nyawa penderitanya, tak sedikit orang yang merasa khawatir. Hal ini sering dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita palsu alias mitos atau hoaks. Tak heran, banyak mitos seputar malaria yang beredar di tengah-tengah masyarakat.

Mitos tentang malaria

Berdasarkan Thomson Reuters Foundation dan huffingtonpost, berikut adalah mitos malaria beserta fakta medis yang sebenarnya:

  1. Bawang putih ampuh usir nyamuk malaria

Bawang putih mampu mengeluarkan aroma yang disinyalir mampu mengusir nyamuk, termasuk yang membawa parasit malaria. Sayangnya, medis menyebut bahwa anggapan tersebut tidak dapat dibenarkan.

Hal itu dibenarkan oleh dr. Alvin yang berkata bahwa bawang putih memang tidak mampu mengusir nyamuk sekalipun mengeluarkan aroma yang menyengat.

“Karena bawang putih tidak mampu mencegah gigitan nyamuk, Anda tak perlu lagi meletakkannya di sekitar tempat tidur. Akan lebih baik bila Anda menggunakan mosquito repellent (losion pengusir nyamuk) yang dijual bebas di pasaran. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan kelambu untuk melindungi tubuh dari gigitan nyamuk,” jelas dr. Alvin.

  1. Nyamuk malaria hanya mengigit di malam hari

Anggapan ini benar-benar keliru. Sebab, malaria tak hanya dapat ditularkan oleh satu jenis nyamuk saja. Oleh karena itu, infeksi malaria dapat terjadi pada siang ataupun malam hari sekalipun.

Faktanya, nyamuk Anopheles yang umumnya menyebarkan malaria memang paling sering mengincar korbannya pada malam hari. Sedangkan, nyamuk Aedes aegypti, yang juga bisa menyebarkan malaria, demam berdarah, zika, dan chikungunya, sangat aktif untuk mengigit korbannya di siang hari.

Selanjutnya

  1. Malaria tidak akan terjadi berulang

Ada yang bilang, ketika seseorang terinfeksi malaria, maka dirinya akan memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut sehingga tidak akan terjangkit untuk yang keuda kali. Hal ini ada benarnya, namun tidak sepenuhnya.

Memang benar bahwa orang yang tinggal di daerah rawan, terkena malaria saat masih anak-anak dan berhasil sembuh akan memiliki ‘kekebalan’ terhadap penyakit tersebut. Akan tetapi, kekebalan yang dimiliki orang itu tidak menjamin bahwa dirinya benar-benar terhindar dari penyakit malaria. Dengan kata lain, orang yang kebal  masih mungkin terjangkit malaria di kemudian hari, apalagi bila tinggal di daerah rawan penyakit terkait.

  1. Berada di ruangan berpendingin bisa cegah malaria

Selain lebih nyaman, suasana ruangan yang sejuk berkat adanya pendingin (AC) juga disebut mampu mencegah terjadinya penyakit malaria. Apakah Anda percaya? Semoga saja tidak, ya!

Berada di dalam ruangan dengan pintu dan jendela yang tertutup memang bisa menurunkan risiko tergigit nyamuk penyebab malaria. Sayangnya, tak semua jenis nyamuk hidup di luar ruangan. Nyatanya, nyamuk Aedes aegypti bisa bertahan hidup di celah-celah sempit yang ada di dalam rumah, misalnya di balik lemari pakaian atau di dalam vas bunga yang ada di ruang tamu.

  1. Mencegah malaria hanya dengan losion anti nyamuk

Penggunaan losion anti nyamuk memang bisa menurunkan risiko tergigit nyamuk penyebab malaria. Akan tetapi, losion anti nyamuk bukanlah satu-satunya upaya pencegahan penyakit malaria. Sebab, penyakit malaria juga bisa dicegah dengan penggunaan vaksin. Sayangnya, hingga saat ini peredaran vaksin tersebut masih sangat terbatas.

Semakin banyak berita palsu, mitos, atau hoaks yang beredar di tengah masyarakat. Tak terbatas pada penyakit malaria, tapi juga tentang hal-hal lain yang mungkin memengaruhi hidup Anda. Karenanya, jadilah pribadi yang bisa bersikap bijaksana dalam menghadapi setiap pendapat, opini, atau informasi yang datang. Jangan langsung percaya tanpa memastikannya lebih lanjut.

(NB/ RVS)

penyakit malariaPenyakit Menulargigitan nyamukinfeksi parasitHari Malaria SeduniaMitos MalariaMalaria