HomeIbu Dan anakKesehatan AnakGejala Long COVID pada Anak yang Perlu Diketahui
Kesehatan Anak

Gejala Long COVID pada Anak yang Perlu Diketahui

Aditya Prasanda, 20 Sep 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Long COVID pada anak dapat memengaruhi kondisi fisik maupun mental si kecil. Ketahui tanda long COVID pada anak selengkapnya di sini.

Gejala Long COVID pada Anak yang Perlu Diketahui

Long COVID merupakan gejala yang dialami penyintas coronavirus. Keluhan ini dapat bertahan selama lebih dari empat pekan sejak terinfeksi SARS-CoV-2.

Sebuah penelitian skala besar mengungkapkan, 1 dari 7 anak berpeluang mengalami gejala long COVID selama 15 pekan setelah terinfeksi virus corona. Studi tersebut dipublikasikan di British Medical Journal.

Riset yang dipimpin University College London itu menemukan long COVID pada anak menyebabkannya mengalami sejumlah gejala fisik maupun mental.

Gejala Fisik Long COVID pada Anak

Anosmia atau kondisi hilangnya sebagian atau seluruh kemampuan indra penciuman merupakan salah satu gejala long COVID yang umum. Gangguan penciuman ini tidak hanya bisa dialami orang dewasa, tetapi juga anak-anak. 

Disampaikan dr. Megan Donnelly dari Novant Health Neurology & Headache, Amerika Serikat, anosmia terjadi karena virus corona menyerang lempeng kribiformis. Bagian ini terletak di dekat rongga hidung menuju otak.

Artikel Lainnya: Panduan Cara Isolasi Mandiri Pasien COVID-19 Anak

Menurut dr. Megan, kondisi tersebut juga dapat menyebabkan penderita positif virus corona mengalami sakit kepala dan kesulitan berkonsentrasi. 

Bahkan, dalam kondisi yang lebih serius, infeksi COVID-19 dapat memicu peradangan selaput otak atau meningitis

Meski begitu, penelitian yang diterbitkan jurnal Nature mengungkapkan infeksi coronavirus jarang menimbulkan gejala berat pada anak-anak.

Long COVID pada anak dapat menyebabkan gejala berupa kelelahan, kesulitan bernapas, nyeri otot, pilek berkepanjangan, hingga jantung berdebar.

Gejala Mental Long COVID pada Anak

Gejala long COVID pada anak juga bisa berakar dari kelelahan mental yang ia alami selama terinfeksi virus corona. 

Dokter Liz Whittaker dari Royal College of Paediatrics and Child Health, Inggris, mengatakan sebanyak 40 persen dari 32.000 anak penyintas COVID-19 merasa sedih, khawatir, dan tidak bahagia.

Artikel Lainnya: Waspada, Ini Gejala dan Komplikasi MIS-C COVID pada Anak

Adanya dampak psikologis long COVID pada anak tersebut dibenarkan pula oleh dr. Devia Irine Putri. Menurutnya, kelelahan mental yang dialami anak tidak lepas dari efek pandemi.

“Sedih, khawatir, cemas, hingga insomnia ini dikaitkan dengan efek dari pandemi, di mana kondisi tersebut membuat anak-anak sulit bermain, bertemu teman, tidak bisa sekolah, hingga merasa ketakutan dengan virus itu sendiri,” jelasnya.

Menurut dr. Jakob Armann dari Dresden University of Technology, Jerman, gangguan mental akibat pandemi pada gilirannya dapat memicu gejala fisik long COVID, seperti sakit kepala, sulit berkonsentrasi, hingga kelelahan.

“Hal ini juga bisa dipicu oleh trauma karena melihat anggota keluarga yang sakit maupun meninggal akibat virus corona,” kata dr. Jakob, dikutip dari jurnal Nature.

Para peneliti menduga, sekitar 5-10 persen anak di dunia dapat mengembangkan gejala infeksi virus corona jangka panjang. Bila gejala long COVID dialami si kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Anda bisa konsultasi lebih mudah lewat Tanya Dokter anak.

(FR/JKT)

virus coronaAnakinfeksi virus

Konsultasi Dokter Terkait