HomeInfo SehatKesehatan UmumTernyata, Alergi Bisa Dipicu oleh Olahraga
Kesehatan Umum

Ternyata, Alergi Bisa Dipicu oleh Olahraga

dr. Karin Wiradarma, 09 Nov 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Selama ini kita mengetahui bahwa alergi umumnya dicetuskan oleh makanan, debu, bulu hewan, dan obat. Namun tahukah Anda, ternyata alergi juga dapat dipicu oleh olahraga?

Ternyata, Alergi Bisa Dipicu oleh Olahraga

Olahraga adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar. Berolahraga secara teratur  –minimal tiga kali seminggu– diharapkan dapat mengusir penyakit. Beberapa manfaat yang bisa didapat dari berolahraga antara lain berat badan ideal, penurunan tekanan darah, kadar kolesterol dan gula darah, menurunkan risiko penyakit jantung, serta meningkatkan mood dan energi.

Namun bila tidak hati-hati, olahraga dapat menyebabkan kambuhnya  yang selama ini diderita. Meskipun mekanismenya belum jelas, diduga alergi ini dapat kambuh akibat kelelahan, suhu panas, pelepasan zat yang bernama histamin ke dalam darah, atau mengonsumsi makanan tertentu sebelum berolahraga.

Olahraga dan Biduran

Biduran –atau dalam istilah medis disebut urtikaria– adalah suatu bentol di kulit yang berwarna pucat atau merah dan terasa gatal. Jika biduran yang disebabkan oleh alergi makanan atau obat umumnya berukuran besar, biduran akibat olahraga biasanya berukuran mini (berdiameter 2-5 mm). Biduran yang disebabkan olahraga ini tercatat dialami oleh 10-20% orang di seluruh dunia.

Biduran akibat olahraga umumnya timbul di daerah leher dan dada atas. Namun tak menutup kemungkinan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Biduran yang berjumlah sedikit dapat hilang dengan sendirinya dalam 15-20 menit. Namun, biduran yang meliputi hampir seluruh tubuh baru dapat hilang hingga beberapa jam ke depan.

Olahraga dan Asma

Sekitar 90% penderita asma dapat mengalami kambuh ketika berolahraga. Gejala asma dapat timbul beberapa saat setelah memulai olahraga dan berlangsung hingga 30 menit setelah olahraga dihentikan. Bahkan sebagian orang dapat mengalami serangan asma kedua dalam waktu 4-12 jam setelah serangan pertama. Gejala yang dirasakan adalah batuk, sesak napas, dan mengi.

Olahraga lebih berpotensi mencetuskan asma jika Anda melakukannya di tempat yang bersuhu dingin, kering, serta memiliki kadar polusi yang tinggi. Olahraga terlalu keras yang membuat Anda bernapas lebih cepat atau bernapas melalui mulut diduga juga dapat membuat asma kambuh.

Olahraga dan Syok Anafilaksis

Kasus syok anafilaksis akibat olahraga sangat jarang, tercatat hanya seribu kasus sejak tahun 1970-an. Syok anafilaksis itu sendiri merupakan bentuk alergi yang paling berat. Gejala-gejalanya adalah gatal seluruh tubuh, sesak napas, mengi, rasa seperti tercekik, nyeri perut hebat, mual muntah, sakit kepala, penurunan tekanan darah, pingsan, hingga dapat menyebabkan kematian.

Jogging dan lari adalah jenis olahraga yang paling sering menyebabkan syok anafilaksis. Urutan berikutnya diduduki oleh menari, bermain voli, serta ski. Selain itu, konsumsi beberapa jenis makanan atau obat tertentu sebelum berolahraga juga dapat memicunya.  

Bagaimana Menyikapinya?

Hindari olahraga di tempat yang bersuhu dingin, kering, dan banyak polusi untuk mencegah kambuhnya alergi. Selalu lakukan pemanasan terlebih dahulu –kurang lebih 10 menit– sebelum mulai berolahraga. Hindari bernapas melalui mulut. Segera beristirahat jika sudah mulai merasa kelelahan, atau napas sudah mulai cepat dan dalam.

Jika perlu, minumlah obat antialergi sebelum berolahraga, dan jangan lupa untuk membawa obat saat berolahraga untuk berjaga-jaga.

[RS/RH]

Olahragaaktivitas anakSerba-Serbi Alergi AnakAlergi

Konsultasi Dokter Terkait