Hernia Inguinalis
dr. Adeline Jaclyn, 16 Januari 2023
Hernia inguinalis (turun berok) adalah kondisi ketika jaringan lemak atau jaringan ikat usus melalui kanalis inguinalis ke daerah selangkangan. Ini cara mengobatinya.
Pengertian
Hernia inguinalis atau turun berok adalah kondisi ketika jaringan lemak atau jaringan ikat usus melalui kanalis inguinalis ke daerah selangkangan.
Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan timbulnya benjolan atau tonjolan atau pembengkakan pada daerah selangkangan atau pembesaran skrotum (kantong buah pelir).
Benjolan akibat hernia inguinalis biasanya tidak menimbulkan nyeri. Namun, nyeri bisa terasa utamanya saat penderita membungkuk, batuk, dan mengangkat benda berat.
Kanalis inguinalis berada di dasar perut, baik pada pria maupun wanita. Itu sebabnya, semua orang dapat mengalami hernia inguinalis. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada pria.
Selain itu, hernia inguinalis dibagi menjadi dua jenis , yaitu indirect dan direct.
- Hernia inguinalis indirect (tidak langsung) adalah jenis yang sering terjadi pada kelahiran prematur, di mana kanalis inguinalis belum berkembang secara sempurna
- Hernia inguinalis direct (langsung) sering terjadi pada orang dewasa. Penyebabnya adalah otot yang melemah karena tekanan berulang, seperti sering mengangkat benda berat
Artikel lainnya: Bolehkah Memijat Benjolan Hernia? Ini Jawaban Dokter
Penyebab
Penyebab utama dari hernia inguinalis adalah adanya area yang lemah atau defek pada dinding perut pada area selangkangan. Kondisi tersebut dapat dipicu oleh:
- Peningkatan tekanan di dalam perut
- Titik lemah yang sudah ada sebelumnya di dinding perut
- Mengejan saat buang air besar atau buang air kecil
- Aktivitas berat
- Kehamilan
- Batuk atau bersin kronis
Pada kebanyakan kasus, kelemahan pada dinding perut terjadi pada bayi ketika lahir.
Sementara itu, turun berok lainnya berkembang di kemudian hari ketika otot melemah atau memburuk karena penuaan, aktivitas fisik yang berat, atau batuk yang menyertai merokok.
Kelemahan dinding perut juga dapat terjadi di kemudian hari, terutama setelah cedera atau operasi perut.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang juga dapat meningkatkan kemungkinan hernia inguinalis, yaitu:
- Riwayat keluarga
- Riwayat hernia sebelumnya
- Laki-laki
- Indeks massa tubuh rendah
- Penyakit jaringan konektif sistemik
- Riwayat prostatektomi radikal
- Riwayat terapi radiasi
- Batuk kronis
- Lahir prematur
Gejala
Hernia inguinalis biasanya akan terlihat sebagai tonjolan pada selangkangan.
Tonjolan tersebut biasanya akan membesar ketika ada penekanan pada perut (seperti saat berdiri, gerakan mengangkat, batuk), dan menghilang saat berbaring.
Gejala hernia inguinalis lain yang bisa muncul meliputi:
- Nyeri ketika batuk, berolahraga, atau membungkuk
- Sensasi terbakar
- Nyeri tajam
- Sensasi penuh atau berat pada daerah selangkangan
- Skrotum yang membengkak pada pria
- Nyeri hebat, mual, dan muntah pada hernia inkarserata
Sementara itu, gejala hernia inguinalis indirect pada bayi mungkin paling terlihat saat sedang menangis, batuk, atau mengejan saat BAB.
Bayi mungkin juga lebih rewel dan dan nafsu makannya berkurang.
Artikel lainnya: Mengapa Hernia Hiatus Tingkatkan Risiko GERD?
Diagnosis
Dokter dapat menentukan diagnosis hernia inguinalis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Pasien akan diminta berbaring saat diperiksa. Dokter akan mencoba untuk memasukkan kembali hernia pada bagian perut.
Jika tindakan tersebut tidak berhasil, mungkin kamu mengalami hernia inkarserata atau bahkan strangulata.
Pada hernia inkarserata, jaringan sudah terjebak di daerah selangkangan, sehingga tidak bisa dikembalikan lagi ke daerah perut.
Sementara itu, pada hernia strangulata, jaringan usus terjepit sehingga membatasi aliran darah ke usus dan dapat menyebabkan kematian jaringan. Kondisi ini dapat berbahaya dan mengancam jiwa.
Dokter juga akan memeriksa hernia ketika kamu berdiri atau batuk untuk mengetahui ukuran terbesar dari hernia.
Pada wanita, sering dibutuhkan tambahan pemeriksaan berupa USG. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan lain berupa CT-scan, MRI, herniografi pada kasus tertentu.
Pengobatan
Hernia inguinalis yang kecil dan tidak nyeri mungkin tidak perlu diterapi, meski tetap perlu dipantau.
Pada kasus hernia inguinalis yang lebih besar dan menimbulkan nyeri, prosedur pembedahan dibutuhkan.
Operasi hernia memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi jika dilakukan oleh dokter spesialis bedah.
Operasi hernia inguinalis bisa dilakukan dengan herniorafi (operasi terbuka) ataupun laparoskopi (dengan menggunakan alat). Beda keduanya adalah pada luka operasi.
Herniorafi dilakukan dengan membuat satu sayatan panjang pada daerah selangkangan. Sementara laparoskopi membutuhkan beberapa sayatan pendek untuk memasukkan alat.
Kelebihan dari laparoskopi adalah waktu penyembuhan yang lebih pendek, lebih cepat kembali beraktivitas, nyeri lebih sedikit, dan risiko kekambuhan lebih kecil.
Adapun, pembedahan hernia indirect pada bayi dan anak biasanya cukup aman. Kantong hernia dipindahkan dari skrotum dan area sensitif lainnya, kemudian ditutup dengan jahitan.
Artikel lainnya: 7 Ciri Hernia pada Bayi yang Harus Diwaspadai
Pencegahan
Hernia inguinalis yang disebabkan oleh keturunan tidak dapat dihindari. Namun, hernia inguinalis akibat faktor lain bisa dihindari dengan cara-cara berikut:
- Menjaga berat badan ideal
- Mengonsumsi makanan tinggi serat
- Tidak merokok
- Menghindari mengangkat beban berat
Perlu diketahui kalau hernia inguinalis juga dapat berulang. Kiat di atas juga dapat kamu lakukan untuk mencegah pengulangan hernia.
Komplikasi
Hernia inguinalis dapat terjebak (inkarserata), yakni isi hernia yang menonjol melalui dinding perut tidak dapat dipijat masuk kembali ke dalam dinding perut.
Jika kondisi ini tidak diatasi, dapat terjadi hernia strangulata yang berarti aliran darah ke hernia terputus.
Hal ini dapat menyebabkan kematian jaringan di dalam hernia. Kondisi ini dapat mengancam nyawa.
Kapan Harus ke Dokter?
Lekaslah temui dokter apabila kamu menemukan gejala-gejala di bawah ini:
- Tonjolan baru atau nyeri pada area selangkangan
- Tonjolan tiba-tiba lebih besar dari sebelumnya
- Tonjolan tidak dapat dikembalikan ke dalam perut
- Nyeri tiba-tiba atau semakin parah pada area hernia
- Kemerahan pada area hernia
- Demam
- Nyeri perut, kembung, mual atau muntah
Jika kamu atau keluargamu mengalami gejala di atas, jangan ragu untuk konsultasi dan tanya dokter spesialis langsung hanya di KlikDokter. Jangan tunggu sakit memberat! #JagaSehatmu hari ini dan nanti.
[HNS/NM]
Artikel Terkait