Obat Kesehatan Mental

Stelazine

Klikdokter, 31 Jul 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Stelazine adalah obat untuk mengatasi gangguan mental, seperti psikosis berat atau resisten dan kecemasan jangka pendek.

Pengertian

Stelazine adalah obat antipsikotik yang diproduksi oleh Pharos Indonesia.

Obat ini mengandung trifluoperazine HCl yang diindikasikan untuk mengatasi gangguan mental, seperti psikosis berat atau resisten serta kecemasan jangka pendek.

Selain dapat mengontrol perilaku dan kegelisahan, fungsi obat Stelazine adalah untuk mengendalikan kecemasan nonpsikotik.

Artikel Lainnya: Penyebab Gangguan Kecemasan Sering Muncul di Malam Hari

Keterangan

Berikut adalah keterangan Stelazine, mulai dari golongan obat hingga estimasi harga:

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Antipsikotik.
  • Kandungan: Trifluoperazine HCl 5 mg.
  • Bentuk: Tablet Salut Selaput.
  • Satuan Penjualan: Strip.
  • Kemasan: Box, 5 Strip @ 10 Tablet Salut Selaput.
  • Farmasi: Pharos Indonesia.
  • Harga: Rp 12.000 - Rp 45.000/ Strip.

Kegunaan

Stelazine diindikasikan untuk psikosis berat atau resisten serta kecemasan jangka pendek.

Artikel Lainnya: 7 Gejala Fisik Akibat Gangguan Kecemasan

Dosis dan Cara Penggunaan

Stelazine termasuk obat keras sehingga penggunaannya harus dengan resep dokter.

Secara umum, obat Stelazine dapat digunakan dengan aturan sebagai berikut:

1. Psikosis

  • Dewasa: 2x sehari 2-5 mg. Bisa dinaikkan secara perlahan menjadi 15-20 mg per hari, atau 40 mg per hari pada psikosis yang tergolong berat.
  • Anak: maksimal: 5 mg setiap hari dalam dosis terbagi yang disesuaikan menurut umur, berat badan, dan respons.
  • Lansia: mulailah dengan dosis lebih rendah dan dosis ditingkatkan secara bertahap.

2. Mual dan Muntah

  • Dewasa: 2x sehari 1-2 mg. Dosis maksimal adalah 6 mg setiap hari.
  • Anak 3-5 tahun: maksimal 1 mg setiap hari dalam dosis terbagi.
  • Anak 6-12 tahun: maksimal 4 mg setiap hari.
  • Lansia: mulailah dengan dosis lebih rendah, lalu dosis ditingkatkan secara bertahap.

3. Kecemasan Jangka Pendek

  • Dewasa: 2x sehari 1-2 mg. Dosis maksimal adalah 6 mg setiap hari. Sementara durasi maksimal adalah 12 minggu.
  • Anak -5 tahun: maksimal 1 mg setiap hari dalam dosis terbagi.
  • Anak 6-12 tahun: maksimal: 4 mg setiap hari dalam dosis terbagi.
  • Lansia: mulailah dengan dosis lebih rendah, lalu dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.

Cara Penyimpanan

Simpan di bawah 30 derajat Celsius.

Artikel Lainnya: Ragam Hal yang Sering Bikin Wanita Cemas

Efek Samping

Sejumlah efek samping berikut dapat timbul selama penggunaan Stelazine:

  • Mengantuk.
  • Mulut kering.
  • Penglihatan kabur.
  • Pusing.
  • Sedasi.
  • Gangguan pergerakan.
  • Kelemahan otot.
  • Anoreksia.
  • Insomnia.
  • Ruam.
  • Amenorea (tidak terjadinya perdarahan haid, minimal tiga bulan berturut-turut).
  • Kelelahan.
  • Naiknya kadar prolaktin.
  • Efek samping ekstrapiramidal.
  • Berpotensi fatal: sindrom maligna neuroleptik, diskrasia darah.

Overdosis

Penggunaan trifluoperazine yang melebihi dosis dapat menimbulkan gejala-gejala berikut:

  • Mengantuk.
  • Agitasi.
  • Gelisah. 
  • Kejang.
  • Efek samping ekstrapiramidal.
  • Depresi susunan saraf pusat.
  • Perubahan EKG.
  • Aritmia jantung.
  • Demam.
  • Hipotensi.
  • Mulut kering.
  • Ileus.

Artikel Lainnya: 7 Cara Sehat untuk Menenangkan Diri dari Stres

Kontraindikasi

Stelazine tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi medis berikut:  

  • Depresi sistem saraf pusat yang telah ada sebelumnya.
  • Depresi sumsum tulang.
  • Diskrasia darah.
  • Penyakit hati.
  • Hipersensitivitas terhadap fenotiazin.
  • Tumor yang tergantung prolaktin.
  • Kehamilan pada trimester pertama, dan laktasi.

Interaksi Obat

Obat Stelazine sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan obat-obatan berikut:

  • Analgesik lainnya, obat penenang lainnya, serta anestesi umum, dapat meningkatkan depresi sistem saraf pusat.
  • Obat-obatan yang bersifat antimuskarinik, dapat menambah risiko efek samping.
  • Obat dopaminergik, dapat menimbulkan efek antagonis dari obat dopaminergik.
  • Antihipertensi, trazodon, dapat meningkatkan risiko hipotensi.
  • Guanethidine, dapat membalikkan efek antihipertensi guanethidine.
  • Lithium, dapat meningkatkan risiko efek samping ekstrapiramidal berat.
  • Antasida, kemungkinan dapat menurunkan penyerapan.

Kategori Kehamilan

Kategori C: Studi pada hewan memperlihatkan adanya efek samping pada janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Peringatan Menyusui

Belum diketahui apakah trifluoperazine dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum menggunakan obat ini.