Cortisone
apt. Yulia Hakimatun Adilah, S.Farm, 20 Jun 2022
Ditinjau Oleh apt. Evita Fitriani., S. Farm
Cortisone adalah obat untuk meredakan peradangan, seperti alergi dan psoriasis. Bagaimana dosis dan cara minum obat Cortisone? Cek di sini.
Cortisone
Golongan | Obat keras |
Kategori obat | Kortikosteroid |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak |
Bentuk obat | Tablet dan Injeksi |
Cortisone untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori A: Kecil kemungkinan untuk membahayakan janin. Peringatan Menyusui: Cortisone bisa terdistribusi ke dalam ASI. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. |
Merek Dagang
- Tablet: Cortate
- Injeksi: Cortisone Acetat
Pengertian
Cortisone merupakan glukokortikoid yang memiliki efek anti-inflamasi. Obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai jenis peradangan, seperti alergi, radang kulit, serta lupus.
Cortisone bekerja dengan menghambat tubuh melepas zat penyebab peradangan. Selain itu, Cortisone memiliki kemampuan menekan reaksi imun (immunosuppressant).
Namun demikian, penggunaan kortikosteroid golongan glukokortikoid, seperti Cortisone, hanya sebagai terapi paliatif. Artinya, obat hanya meredakan gejala peradangan, tapi tidak dapat mengatasi penyebab dari peradangan tersebut.
Keterangan
Saat ini Cortisone tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi.
Cortisone tablet
- Golongan: obat keras
- Kelas Terapi: kortikosteroid
- Kandungan: Cortisone acetate 5 mg dan 25 mg
- Kemasan: dus, botol @50 tablet
- Farmasi: Aspen pharmacare
- Harga Cortisone tablet: Cortisone acetate 5 mg Rp195.000; Cortisone acetate 25 mg Rp321.860
Cortisone Injeksi
- Golongan: obat keras
- Kelas terapi: kortikosteroid
- Kandungan: Cortisone acetate 25 mg/ml
- Kemasan: boks, 10 vial @ 10 ml
- Farmasi: Darya varia
- Harga Cortisone injeksi: Rp30.388/vial (HET)
Artikel lainnya: Ini Jenis-jenis Dermatitis Kontak dan Gejalanya
Kegunaan
Kegunaan Cortisone adalah sebagai anti-inflamasi. Obat ini dapat mengatasi berbagai peradangan yang disebabkan oleh respons imun, seperti:
- Dermatitis
- Osteoarthritis
- Rheumatoid arthritis
- Gout arthritis
- Psoriasis
- Alergi
Selain itu, obat ini juga memiliki fungsi imunosupresan, seperti dalam kondisi:
- Asma
- Syok
- Insufisiensi sekresi korteks adrenal akibat gangguan fungsi atau struktur adrenal
- Anemia hemolitik
- Limfoma
- Sindrom nefrotik
Dosis dan Aturan Pakai
Cortisone adalah obat keras, hanya bisa didapatkan dan digunakan dengan resep dokter.
Dosis Cortisone bervariasi tergantung penyakit dan kondisi pasien. Konsultasikan pada dokter Anda terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.
Tujuan: anti-inflamasi dan imunosupresan dewasa
Bentuk: tablet
- Berikan 2.5 – 10 mg/kg BB per hari tiap 8 jam atau 25 – 300 mg per hari dibagi 2 dosis.
- Dosis dapat dikurangi menjadi 0.5 – 0.75 mg/kg BB per hari tiap 8 jam atau 25 – 35 mg per hari apabila pasien dalam kondisi membaik.
Tujuan: anti-inflamasi dan imunosupresan dewasa
Bentuk: Injeksi
- 1 – 5 mg/kg BB per hari via IM.
- Dosis dapat dikurangi menjadi 0.25 – 0.35 mg/kg per hari via intramuskular (ke dalam otot).
Tujuan: anti-inflamasi dan imunosupresan anak
Bentuk: Tablet
- Berikan 2.5 – 10 mg/kg BB per hari atau 20 – 300 mg per hari tiap 6 – 8 jam.
- Dosis dapat dikurangi menjadi 0.5 – 0.75 mg/kg BB per hari atau 20 – 25 mg per hari tiap 8 jam apabila pasien dalam kondisi membaik.
Cara Menggunakan
- Gunakan Cortisone sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Baca petunjuk pemakaian pada kemasan obat
- Cortisone tablet dapat digunakan setelah makan. Konsumsi obat secara teratur pada waktu yang sama. Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa konsultasi ke dokter
- Apabila Anda lupa, segera pakai obat jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama. Jika jeda dengan waktu berikutnya singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan
- Jangan melebihkan/mengurangi dosis tanpa berkonsultasi kepada dokter untuk menghindari efek samping atau efektivitas yang berkurang dari obat
- Cortisone dalam bentuk injeksi hanya boleh disuntikkan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter
Artikel lainnya: Penelitian: Bakteri di Mulut Jadi Faktor Penyebab Rheumatoid Arthritis
Cara Penyimpanan
Simpan Cortisone pada suhu 20 - 25 derajat Celsius, di tempat yang sejuk kering, terhindar dari cahaya matahari langsung, dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Efek Samping
Penghentian obat secara tiba-tiba setelah penggunaan yang lama dapat menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala:
- Demam
- Atralgia
- Malaise
Selain itu, komplikasi yang timbul akibat penggunaan jangka panjang adalah:
- Gangguan cairan dan elektrolit
- Hiperglikemia
- Glikosuria
- Mudah infeksi
- Pasien tukak lambung mungkin dapat mengalami pendarahan atau perforasi
- Osteoporosis
- Miopati
- Cushing syndrome dengan gejala moon face, timbunan lemak supraklavikular, obesitas sentral, jerawat
Overdosis
Beberapa gejala overdosis Cortisone adalah:
- Kulit terbakar
- Psikosis
- Hipertensi
- Lemah otot dan tulang
- Mual dan muntah
- Sulit tidur
- Depresi
- Pembengkakan pada kaki
Segera pergi ke pelayanan medis terdekat apabila kondisi Anda mengalami perburukan.
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Cortisone pada pasien dengan kondisi:
- Terapi antidiabetes
- Tukak lambung/ usus
- Infeksi berat
- Hipertensi dan penyakit jantung lainnya
Interaksi Obat
- Penggunaan Cortisone bersama antidiabetes atau antihipertensi dapat menurunkan efektivitas kerja antidiabetes atau antihipertensi
- Kombinasi dengan methotrexate dapat meningkatkan toksisitas dari methotrexate
- Penggunaan bersama dengan barbiturate, ephedrine, phenytoin dan rifampicin dapat menurunkan efektivitas Cortisone
- Pemberian vaksin saat sedang terapi cortisone dapat menurunkan efektivitas dari vaksin
Peringatan dan Perhatian
Ikuti semua petunjuk dan anjuran yang terdapat pada kemasan. Jangan gunakan obat apabila Anda sedang terinfeksi jamur di bagian tubuh mana pun.
Steroid dapat melemahkan imun tubuh sehingga Anda akan lebih mudah terserang infeksi.
Beri tahu dokter tentang infeksi yang anda alami beberapa minggu yang lalu terutama:
- Tuberkulosis
- Herpes
- Infeksi parasit seperti diare
Serta, beri tahu dokter apabila Anda memiliki riwayat penyakit:
- Sirosis atau penyakit hati lainnya
- ginjal
- gangguan tiroid
- glaukoma atau katarak
- depresi
- gagal jantung kongestif
- hipertensi
Artikel lainnya: Jangan Keliru, Ini Perbedaan Dermatitis Seboroik dan Psoriasis
Kategori Kehamilan
Cortisone masuk kategori A untuk kehamilan. Studi pada hewan tidak menunjukkan adanya efek samping pada janin pada trimester pertama.
Namun, tidak ada bukti mengenai efek samping trimester selanjutnya. Kecil kemungkinan untuk membahayakan janin.
Peringatan Kehamilan
Meski relatif aman, tetap konsultasikan terlebih dahulu pada dokter sebelum ibu hamil menggunakan Cortisone.
Peringatan Menyusui
Cortisone bisa terdistribusi ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Konsultasi bisa Anda lakukan di sini.
Peringatan Menyusui
Konsultasikan dengan dokter jika Anda akan mengonsumsi obat ini saat sedang menyusui.
Penyakit Terkait
- Dermatitis
- Osteoarthritis
- Rheumatoid arthritis
- Psoriasis
- Alergi
Rekomendasi Obat Sejenis
Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan langsung dengan dokter di tanya dokter online.
[HNS/NM]