Reproduksi

Ovarium pada Wanita, Fungsi, Struktur dan Gangguan yang Bisa Terjadi

Dimas Laksono, 04 Des 2022

Ditinjau Oleh dr. Dyah Novita

Ovarium adalah kelenjar kecil pada rahim wanita. Pahami selengkapnya fungsi ovarium beserta anatomi dan penyakit yang dapat menyerang.

Ovarium pada Wanita, Fungsi, Struktur dan Gangguan yang Bisa Terjadi

Ovarium adalah salah satu bagian vital pada wanita yang berfungsi untuk mendukung proses reproduksi dan menstruasi. Tak hanya itu, fungsi ovarium untuk kesehatan wanita mencakup hal-hal lain, termasuk produksi hormon.

Jika tidak dijaga kesehatannya, ovarium dapat mengalami masalah kesehatan. Untuk itu, mari pahami lebih lanjut seluk-beluk ovarium, mulai dari struktur atau anatomi ovarium hingga berbagai penyakit yang bisa terjadi di sana.

Apa Itu Ovarium?

Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval, dengan letak di kedua sisi rahim. Secara umum ovarium berfungsi memproduksi dan menyimpan sel telur (ovum).

Selama proses ovulasi, ovarium akan melepaskan sel telur. Jika terjadi pembuahan oleh sperma, maka kehamilan bisa terjadi.

Ovarium juga akan melepaskan sel telur setiap siklus menstruasi hingga mencapai menopause. Setelah memasuki masa menopause, ovarium akan berhenti melepaskan sel telur.

Terkadang, ovarium bisa melepaskan lebih dari satu sel telur. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan kehamilan multiple.

Selain itu, ovarium menghasilkan hormon yang mengontrol siklus menstruasi dan kehamilan.

Struktur Ovarium

Struktur Ovarium

Dalam anatomi ovarium, terdapat tiga lapisan yaitu:

  • Lapisan luar, mirip lapisan kapsul obat-obatan
  • Korteks ovarium, merupakan lapisan tengah yang terbuat dari jaringan ikat dan berisi folikel ovarium
  • Medulla, lapisan terdalam yang berisi darah dan pembuluh limfatik

Letak ovarium berada di sisi kanan dan kiri pada rahim. Ovarium ditahan oleh beberapa otot dan ligamen pada panggul.

Ukuran ovarium pada wanita biasanya cukup bervariasi. Hal ini menyesuaikan dengan usia wanita. Sebelum memasuki menopause, ovarium bisa berukuran sebesar anggur besar atau kiwi, atau sekitar 6 cm.

Ovarium mengecil seiring bertambahnya usia. Setelah menopause, ukuran ovarium bisa sebesar kacang merah atau 2 cm.

Umumnya wanita memiliki ukuran ovarium sekitar 4 cm. Ukuran ovarium diteliti mengecil ketika wanita memasuki usia 30 tahun.

Artikel Lainnya: Wajib Tahu, Ini Perbedaan Kanker Ovarium dan Kista Ovarium

Fungsi Ovarium 

Ovarium berfungsi dalam beberapa hal, yaitu:

1. Melindungi Sel Telur

Fungsi ovarium adalah melindungi sel telur sampai siap dibuahi. Setiap wanita setelah lahir umumnya memiliki persediaan sel telur di dalam tubuh untuk mendukung proses reproduksi. 

2. Memproduksi Hormon

Fungsi ovarium juga memproduksi beberapa hormon penting pada wanita, yaitu:

  • Estrogen, fungsinya membantu perkembangan khas pada wanita, seperti munculnya payudara dan siklus reproduksi
  • Progesteron, juga menjadi hormon kunci pada proses reproduksi
  • Relaxin, mengendurkan ligamen panggul agar bisa meregang saat persalinan
  • Inhibin, mencegah kelenjar pituitari memproduksi hormon

3. Melepaskan Sel Telur

Ovarium berfungsi melepaskan sel telur setiap kali siklus menstruasi terjadi pada wanita. Di dalam ovarium, terdapat folikel dan setiap folikelnya memiliki sel telur yang aktif maupun tidak.

Saat lahir, wanita bisa memiliki sekitar 150.000-500.000 folikel di dalam ovarium. Saat tumbuh dewasa, folikel akan semakin berkurang.

Artikel Lainnya: 3 Tahapan Oogenesis, Proses Pematangan Sel Telur Wanita

Penyakit di Ovarium

Penyakit di Ovarium

Beberapa wanita dapat merasakan berbagai keluhan berbeda yang bergantung pada masalah ovarium yang dialami.

Beberapa gejala yang menjadi tanda gangguan ovarium antara lain:

  • Perut kembung dan pinggul nyeri
  • Perut terasa seperti ditekan
  • Mual dan diare
  • Siklus menstruasi tidak teratur
  • Perdarahan dari vagina yang tidak normal
  • Keputihan
  • Dismenore (nyeri hebat saat haid)
  • Anovulasi, artinya ovarium mungkin tidak melepaskan sel telur saat menstruasi

Beberapa penyakit yang ada di ovarium, antara lain:

Dokter Dyah Novita Anggraini menjelaskan, menjaga kesehatan ovarium bisa dengan konsumsi makanan kaya nutrisi, terutama mengandung vitamin D. Karena, vitamin D mampu menjaga kadar hormon anti-mullerian yang berperan dalam pembentukan sel telur.

“Selain itu, untuk menjaga kesehatan ovarium, wanita juga perlu rutin berolahraga dan menjaga asupan cairan di dalam tubuh dengan konsumsi air putih minimal delapan gelas per hari. Lalu, tidak merokok, ya,” tambahnya.

Artikel lainnya: Sering Makan Nanas Bisa Picu Kista Ovarium?

Yuk, #JagaSehatmu agar sistem reproduksi juga dapat bekerja optimal! Jangan ragu konsultasi ke dokter bila mengalami masalah haid atau sulit hamil.

Agar lebih mudah, pakai layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter bersama dokter obgyn pilihanmu.

(FR/NM)

Organ Reproduksiovariumindung telur

Konsultasi Dokter Terkait