HomeInfo SehatDiabetesMengapa Toxoplasmosis Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes?
Diabetes

Mengapa Toxoplasmosis Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes?

Aditya Prasanda, 10 Feb 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Studi mengungkapkan penyakit ini dapat meningkatkan risiko diabetes, berikut temuannya.

Mengapa Toxoplasmosis Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes?

Diabetes tipe 2 merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh resistensi insulin yaitu ketidakmampuan tubuh dalam merespons hormon insulin. Padahal, insulin sangat dibutuhkan untuk membantu tubuh menyerap dan mengubah gula darah (glukosa) menjadi energi.

Ketika resistensi insulin terjadi, kadar glukosa penderita diabetes tipe 2 pun mengalami lonjakan. Hal ini sangat berbahaya, karena dapat memicu komplikasi penyakit lanjutan seperti gangguan saraf, mata, ginjal, maupun kardiovaskular.

Terdapat sejumlah faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengidap diabetes tipe 2. Sebuah studi mengungkapkan salah satu faktor risiko diabetes tipe 2 yaitu toxoplasmosis.

Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii (T.gondii). Bagaimana infeksi parasit ini memicu diabetes tipe 2? Simak temuannya lewat ulasan berikut.

Bahaya Toxoplasmosis Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Studi yang mengkaji bahaya toxoplasmosis sebagai faktor risiko diabetes tipe 2 dimuat dalam Brazilian Journal of Infectious Diseases tahun 2016.

Berdasarkan riset meta analisis dan tinjauan sistematis terhadap sejumlah sumber literatur, peneliti menyimpulkan infeksi Toxoplasma gondii yang berlangsung dalam jangka panjang alias kronis meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Artikel Lainnya: Penyebab Prediabetes dan Diabetes Tipe 2 Sering Tidak Terdiagnosis

T. gondii merupakan parasit yang bisa ditemukan di buah atau sayur yang tidak dicuci bersih, daging yang tidak matang, atau kotoran kucing.

Ketika Toxoplasma gondii masuk dan menginfeksi tubuh manusia, parasit ini dapat bertahan dalam keadaan tidak aktif. T. gondii biasanya menetap di dalam otak, mata, otot, termasuk otot jantung.

Infeksi Toxoplasma gondii kemudian mencetuskan penyakit yang dikenal sebagai toxoplasmosis. Meski begitu, umumnya sistem kekebalan tubuh dapat mengendalikan infeksinya supaya tidak timbul gejala.

Namun, pada orang yang memiliki imunitas rendah ataupun ibu hamil, toksoplasmosis dapat menyebabkan sejumlah gejala, bahkan menimbulkan masalah kesehatan serius.

Gejala toksoplasmosis biasanya muncul dalam hitungan pekan maupun bulan setelah parasit T.gondii menginfeksi tubuh.

Gejalanya pun mirip dengan gejala flu, antara lain berupa demam, nyeri otot, kelelahan, sakit tenggorokan maupun pembengkakan kelenjar getah bening.

Sementara, pada ibu hamil, infeksi T.gondii dapat menyebabkan komplikasi serius berupa, pertumbuhan janin terhambat, keguguran, cacat pada janin, hingga kematian janin.

Berdasarkan Mayo Clinic, hal ini karena infeksi T.gondii dapat menular dari ibu ke janin. 

Tidak hanya itu, infeksi kronis Toxoplasma gondii juga bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Artikel Lainnya: Protein dalam Darah dan Faktor Risiko Diabetes Tipe 2

Menurut dr. Atika, terdapat sejumlah mekanisme infeksi parasit T. gondii dalam memicu gangguan metabolik tersebut.

“Kemungkinan T.gondii bisa menginfeksi organ pankreas secara langsung,” katanya.

Ketika pankreas terinfeksi, sel beta pankreas yang menghasilkan insulin pun ikut terganggu. Hal ini bisa mengurangi kemampuan tubuh dalam merespons insulin, sehingga mencetuskan diabetes tipe 2.

Kemungkinan Toksoplasmosis Picu Diabetes Tipe 1

Ditambahkan oleh dr. Atika, berdasarkan studi yang dipublikasikan di PubMed, selain meningkatkan risiko diabetes tipe 2, toksoplasmosis diduga juga bisa memicu diabetes tipe 1 pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes atau secara genetik berisiko mengalami diabetes.

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit metabolik yang terjadi karena kerusakan sel beta pankreas akibat autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat.

“Terdapat teori yang menyebutkan bahwa infeksi toksoplasmosis juga bisa mencetuskan terbentuknya autoimun yang menyerang sel beta di Langerhans alias islet pankreas (tempat bermukimnya sel beta),” terang dr. Atika.

Meski begitu, penelitian yang dirilis dalam Brazilian Journal of Infectious Diseases sendiri tidak menemukan kaitan antara infeksi T.gondii dengan diabetes tipe 1.

Itu dia riset soal bahaya toxoplasmosis sebagai faktor risiko diabetes tipe 2. Jika ingin tanya lebih lanjut seputar diabetes, konsultasi ke dokter via Live Chat.

(PUT/AYU)

Referensi:

  • The Brazilian Journal of Infectious Diseases. Diakses 2022. Is chronic toxoplasmosis a risk factor for diabetes mellitus? A systematic review and meta-analysis of case–control studies.
  • Mayo Clinic. Diakses 2022. Toxoplasmosis.
  • Wawancara dr. Atika.
Diabetestoxoplasmosis

Konsultasi Dokter Terkait