Seks

Kondisi Ketika Wanita Tidak Disarankan Berhubungan Seks

Endah Murniaseh, 14 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ada beberapa kondisi ketika wanita perlu menghindari berhubungan seks. Simak selengkapnya di sini.

Kondisi Ketika Wanita Tidak Disarankan Berhubungan Seks

Berhubungan seks adalah salah satu hal yang memang mampu meningkatkan kualitas hubungan dengan pasangan. Namun, hal ini juga tetap harus dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek kesehatan.

Adapun beberapa kondisi kesehatan pada wanita yang membuatnya tidak boleh berhubungan badan. Apa saja kondisi tersebut? Simak ulasannya di sini.

1. Akan Menjalani Pap Smear

Deteksi Dini Kanker Serviks, Lakukan Pap Smear dan Tes IVA (Image Point Fr/Shutterstock)

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks. Anda disarankan tidak berhubungan seks pada malam sebelum dilakukannya prosedur. Air mani yang keluar setelah berhubungan seks bisa mengurangi sensitivitas pap smear.

Disampaikan pula oleh dr. Dyah Novita Anggraini, “Pap smear tidak dianjurkan setelah hubungan seksual, karena bisa mengiritasi kulit leher rahim dan jaringan vagina. Jadi, hasilnya akan kurang akurat.”

Artikel Lainnya: Badan Pegal Usai Hubungan Seks, Cek 5 Penyebabnya

2. Perdarahan atau Nyeri Vagina

Bercak serta nyeri vagina kerap kali muncul saat ovulasi. Namun, adakalanya terjadi di luar masa ovulasi yang kemungkinan merupakan tanda adanya kanker serviks.

Nyeri pada vagina juga bisa muncul saat berhubungan intim. Penyebabnya, antara lain vagina kering, eksim, hingga masalah psikologis. Kondisi badan yang tidak fit pun dapat menjadi salah satu penyebab.

Sebaiknya hindari berhubungan seks ketika mengalami kondisi di atas. Lakukan pemeriksaan ke dokter apabila nyeri terus berlanjut atau selalu muncul ketika berhubungan seksual.

3. Komplikasi Kehamilan

Studi: COVID Perburuk Risiko Komplikasi Kehamilan

Berhubungan seks saat hamil umumnya tidak masalah, jika kehamilan tergolong sehat. Namun, hindari aktivitas seks apabila terjadi perdarahan atau nyeri yang tidak wajar.

Begitu pula ketika Anda mengalami komplikasi kehamilan, seperti plasenta previa hingga kemungkinan persalinan prematur. Berhubungan seks akan memperburuk komplikasi yang Anda alami.

4. Setelah Melahirkan

Melahirkan akan memicu sobekan pada area vagina. Selain itu, labia juga bisa lecet yang akhirnya menjadi lebih sensitif.

Jika Anda berhubungan seksual sebelum vagina sembuh seutuhnya, maka akan membuat luka kembali terbuka. Ini akan meningkatkan risiko infeksi.

Di samping itu, kondisi ini juga akan memicu rasa sakit saat berhubungan. Diungkapkan oleh dr. Dyah, wanita bisa berhubungan seks kurang lebih 40 hari setelah melahirkan.

Artikel Lainnya: Kapan Penderita Infeksi Saluran Kemih Boleh Berhubungan Seks?

5. Mengalami Infeksi

Apabila mengalami gejala infeksi panggul atau vagina, seperti keputihan dengan bau yang tidak sedap, gatal, rasa terbakar, hingga nyeri panggul, hindari berhubungan intim.

Selain akan menyebabkan rasa sakit, berhubungan seks saat infeksi panggul atau vagina akan membuat infeksi semakin parah. Terlebih saat infeksi tersebut menular, maka Anda bisa menularkannya ke pasangan.

6. Pasca Operasi Pengangkatan Rahim

Komplikasi dapat terjadi saat Anda berhubungan seks setelah operasi pengangkatan rahim. Hal ini terjadi karena Anda merasa telah pulih secara fisik. Padahal organ dalam ternyata belum pulih.

Untuk mengetahui waktu yang tepat agar bisa berhubungan seksual setelah operasi, Anda dapat mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter.

7. Masalah Pencernaan

Sering Sakit Perut? Mungkin Bukan Masalah Pencernaan, tapi Stres! (CHAjAMP/Shutterstock)

Hubungan badan yang dilakukan saat Anda memiliki masalah pencernaan bisa meningkatkan risiko infeksi kandung kemih.

Hal ini terjadi karena bisa saja penis mengenai rektum. Selain itu, guncangan saat berhubungan seks bisa membuat perut menjadi semakin tidak nyaman.

Itulah kondisi yang membuat Anda tidak disarankan berhubungan seksual. Atasi terlebih dahulu apabila memiliki kondisi di atas sebelum mulai berhubungan intim kembali dengan pasangan.

Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berhubungan seks, setelah kondisi tersebut tertangani.

(PUT/AYU)

SeksHubungan SeksualReproduksi Wanita

Konsultasi Dokter Terkait