HomePsikologiKesehatan MentalCiri-Ciri Orang yang Terjebak dalam Toxic Productivity
Kesehatan Mental

Ciri-Ciri Orang yang Terjebak dalam Toxic Productivity

Ayu Maharani, 24 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ternyata ada juga yang namanya toxic productivity. Seperti apa ciri-ciri orang yang terjebak dalam keadaan tersebut? Cek fakta selengkapnya berikut ini!

Ciri-Ciri Orang yang Terjebak dalam Toxic Productivity

Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah toxic relationship. Lantas, bagaimana dengan toxic productivity? Pernahkah Anda mendengar istilah tersebut?

Produktivitas beracun nyata adanya, dan mungkin Anda sedang terjebak dalam situasi tersebut, secara sadar atau tak sadar.

Toxic productivity merupakan keinginan yang tidak sehat untuk terus menjadi produktif setiap saat dengan cara apa pun.

Orang yang mengalami hal tersebut berkeinginan untuk bekerja ekstra di kantor ataupun di rumah. Bahkan, ketika hal tersebut tidak diperlukan, orang yang terjebak dalam toxic productivity akan tetap melakukannya.

Perbedaan Toxic Productivity, Workaholic, dan Hustle Culture

Toxic productivity sekilas mirip dengan workaholic dan hustle culture, yang juga sedang ramai diperbincangkan di media sosial.

Kendati begitu, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog mengatakan bahwa ketiganya memiliki perbedaan.

“Orang yang terjebak di situasi toxic productivity punya pikiran yang keliru bahwa ia harus terus mengembangkan diri. Jika tidak produktif, ia akan merasa bersalah,” kata Ikhsan.

“Sedangkan orang yang workaholic, mereka hanya suka bekerja melebihi batas waktu yang ditetapkan sehingga aspek lain di dalam hidupnya terbengkalai,” sambungnya.

Bagaimana dengan hustle culture? Menurut Ikhsan, hustle culture adalah budaya yang diyakini individu bahwa aspek terpenting dalam hidup adalah bekerja keras.

Ketiganya memang mirip dan berhubungan. Akan tetapi, orang yang berada dalam situasi toxic productivity biasanya langsung merasa tidak berguna ketika lebih dari 1 atau 2 jam tidak melakukan apa pun.

Artikel Lainnya: Toxic Friend, Apa Cirinya?

Bagaimana Ciri-Ciri Toxic Productivity?

Supaya lebih jelas lagi, berikut ciri toxic productivity yang mesti Anda kenali sejak dini:

1. Terobsesi untuk Produktif

Tidak ada yang salah untuk menjadi orang produktif. Hal yang salah adalah ketika produktivitas itu sudah berlebihan, dan Anda bekerja sampai mengorbankan kesehatan.

Kondisi fisik dan mental serta lingkungan sekitar tetap membutuhkan Anda. Percuma juga jika uang yang dicari justru digunakan untuk membayar pengobatan penyakit, bukan?

2. Sering Merasa Bersalah saat Berdiam Diri

Orang yang terjebak di produktivitas beracun akan merasa bersalah jika ia berdiam diri sejenak, sekalipun itu untuk beristirahat.

3. Punya Ekspektasi yang Tidak Realistis

Target-target yang terlalu tinggi dan mustahil dicapai juga menjadi ciri toxic productivity. Karena target yang tak realistis itulah mereka akhirnya melakukan banyak hal tanpa jeda.

4. Tidak pernah Puas

Orang dengan toxic productivity tidak akan pernah merasa puas. Padahal, secara objektif, apa yang dilakukannya sudah lebih dari cukup.

Bahkan, ada juga beberapa hal yang tetap dilakukan, meski sebenarnya tidak perlu.

5. Tidak Bersahabat dengan Kata Istirahat

Di saat sakit pun, orang dengan toxic productivity tak mau diam untuk beristirahat. Mereka lebih memilih untuk bekerja.

Punya waktu luang untuk beristirahat dianggap negatif oleh orang dengan produktivitas beracun. Mereka biasanya juga memandang orang-orang yang bisa beristirahat sebagai pemalas atau tidak punya target, padahal tak selalu begitu.

Artikel Lainnya: Ini Ciri-ciri Anda Punya Hubungan Toxic dengan Keluarga Sendiri

Bagaimana Cara Mengatasi Toxic Productivity?

Untungnya, ada sejumlah cara untuk melakukan detoks atau melepaskan diri dari situasi toxic productivity.

Tak terlalu sulit. Hal yang dibutuhkan adalah perubahan pola pikir dan konsistensi, seperti:

1. Menyadari bahwa Anda memiliki Masalah

Semua mesti berawal dari kesadaran ini. Jika orang dengan toxic productivity tak sadar bahwa dirinya terjebak, tentu akan percuma.

Perhatikan tanda bahaya. Salah satu ciri yang paling bisa menjadi alarm adalah munculnya rasa bersalah ketika Anda rehat sejenak dari pekerjaan.

2. Lakukan Cara yang Efisien dan Efektif, Bukan yang Berat

Work smart akan memberikan efek yang lebih baik daripada sekadar work hard.

Mengutip dari laman Huffpost, seorang Konsultan SDM dan penulis  buku, Laurie Ruettimann, merekomendasikan para pegawai untuk lebih efektif dan efisien dalam bekerja.

Misalnya, jika ada hal yang bisa dibicarakan via email, maka hindari melakukan rapat lewat Zoom yang harus menyita waktu.

3. Mulai Hilangkan Pertanyaan "Apa yang harus saya lakukan sekarang?"

Pertanyaan itu adalah tanda produktivitas beracun. Sadarilah bahwa tak semua orang menghargai proses yang Anda jalani.

Kebanyakan orang hanya kagum dan terkesan dengan pencapaian, bukan berapa jam dan sekeras apa Anda bekerja. Jadi, lakukanlah dalam batas yang wajar.

Artikel Lainnya: Kalimat-kalimat Toxic yang Mampu Menjatuhkan Mental Anak

4. Tetap Lakukan Self Care

Lakukan upaya ekstra untuk merawat dan mengapresiasi diri, misalnya jogging pagi atau rehat minum teh sore hari.

Menonton acara kesukaan di jeda istirahat dan seusai bekerja, atau menyantap camilan yang bisa membangkitkan mood, semuanya bisa dilakukan.

5. Seimbangkan Kehidupan Profesional dan Pribadi

Jalani kehidupan dengan seimbang. Jika Anda ingin menghindari produktivitas beracun, atur waktu dengan lebih baik lagi.

Jalani kehidupan yang Anda sukai dan tak perlu menganggapnya sebagai perlombaan.

Itu dia ciri toxic productivity dan cara mengatasinya. Jika Anda merasa terjebak dalam kondisi tersebut dan kesulitan menanganinya, tak perlu ragu untuk minta bantuan kepada psikolog atau dokter dengan berkonsultasi melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

kesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait