Tips Parenting

Kalimat-kalimat Toxic yang Mampu Menjatuhkan Mental Anak

Krisna Octavianus Dwiputra, 01 Feb 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Perkataan orangtua bisa menjadi pisau yang tajam bagi anak, hingga menjatuhkan psikisnya. Ketahui deretan kalimat menjatuhkan mental anak berikut.

Kalimat-kalimat Toxic yang Mampu Menjatuhkan Mental Anak

Kata-kata bisa lebih tajam daripada pisau. Itu sebabnya, setiap orang diingatkan untuk selalu menjaga lisan. Tak hanya bagi rekan kerja, tetangga, teman-teman, tapi juga wajib dilakukan kepada anak.

Terkadang, tanpa disadari, orangtua kerap melontarkan kalimat menjatuhkan mental anak. Kata-kata ini dapat diserap, diingat, bahkan dibawa hingga besar nanti.

1 dari 2

Kata-kata yang Tidak Boleh Diucapkan pada Anak

Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi, memang ada beberapa kata-kata yang sebaiknya dihindari orangtua kepada anak.

Kata-kata yang bisa menjatuhkan mental anak antara lain:

1. "Kamu Masa Mengerjakan Soal yang Mudah seperti Itu Saja Tidak Bisa."

Menurut psikolog Ikhsan, kalimat di atas mengecilkan kemampuan anak. Pada akhirnya, mereka bisa jadi tidak percaya diri atau berbuat curang saat mengalami kesulitan.

Alih-alih melontarkan kalimat tersebut, lebih baik katakan: "Kamu pasti bisa mengerjakan soal itu. Lain kali, lebih teliti, ya."

2. "Coba Lihat Teman Kamu Tuh, Semuanya pada Pintar dan Rajin Belajar." 

Kata-kata membandingkan ini paling sering dilakukan orangtua. Banyak ortu yang tidak terima kalau anaknya “kalah” dari anak lain.

Padahal, kita tahu setiap anak punya kemampuan dan bakat masing-masing. Tidak semua anak sama.

Jadi, lebih baik Anda katakan: "Ayo belajar lebih rajin supaya bisa mendapatkan hasil lebih baik!"

Artikel lainnya: Kesehatan Mental Anak Sejak Dini Harus Diperhatikan, Ini Alasannya!

3. "Jadi Anak Tuh Jangan Cengeng!” 

Kata-kata di atas, menurut Ikhsan, adalah buruk karena menekan emosi anak. Emosi si kecil sedang berkembang. Kalau ditekan dengan kalimat tersebut, bisa berdampak tidak baik saat mereka dewasa.

Lebih baik katakan: “Ada apa? Kenapa kamu menangis?" Namun, pastikan jangan bertanya dengan nada tinggi.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membuat anak mengomunikasikan apa masalahnya. Anda pun dapat menemukan cara untuk membantu menyelesaikannya.

4. "Kan Sudah Dibilang Jangan Sama Mama, Kenapa Masih Kamu Lakukan Sih, Bandel Banget!" 

Masa kanak-kanak adalah waktu untuk mengeksplorasi segala sesuatu. Mengatakan kalimat tersebut justru mengganggunya saat sedang giat mencari tahu hal baru.

Lebih baik katakan: "Hati-hati, ya, lain kali dalam melakukan sesuatu."

5. "Begitu Saja Tidak Bisa, Sini Dibantu Sama Mama."

Ikhsan menjelaskan, “Kalimat ini jelas bisa membuat anak jadi manja atau jadi tidak percaya diri."

Ketimbang berkata demikian, motivasi si kecil dengan mengatakan: "Ayo! Kamu pasti bisa."

Artikel lainnya: Efek Bullying pada Kesehatan Mental Anak

6. "Papa/Mama Kecewa Sama Kamu."

Jika anak melakukan sesuatu yang tidak disukai, Anda bisa marah dan ingin mengatakan kalimat menjatuhkan mental di atas. Namun, si kecil bisa saja benar-benar percaya kalau dia sudah mengecewakan orangtuanya.

Daripada mengatakan kecewa pada anak, lebih baik katakan: "Papa/mama tidak senang dengan apa yang kamu lakukan. Jangan diulangi lagi, ya."

7. "Kamu Masih Anak-anak dan Papa/Mama Sudah Dewasa. Jadi Saya yang Benar."

Hal ini adalah logika keliru yang membuat anak makin sulit memahami sesuatu. Kalimat ini hanya membuat si kecil menyadari perkataan atau pendapat mereka tidak penting karena masih anak-anak.

Hal ini juga mengukuhkan keyakinan bahwa orang dewasa selalu benar, sehingga anak harus melakukan apa yang diperintahkan.

Daripada mengatakan kalimat itu, lebih baik ucapkan: "Apa yang kamu rasakan? Yuk kita diskusikan."

Artikel Lainnya: Cara Mengajarkan Anak Berbicara yang Baik

2 dari 2

Kenapa Positive Talk ke Anak itu Penting?

Kata-kata di atas adalah beberapa contoh kalimat yang toxic dan bisa mendukakan hati anak. Itu sebabnya, penting membiasakan melakukan positive talk dengan anak amat penting.

Menurut psikolog Ikhsan, selain membuat anak merasa dirinya berharga, positive talk juga membuat mereka jadi lebih percaya diri.

"Anak-anak kan lagi masa-masanya untuk dibentuk. Dengan diberikan ungkapan yang positif, mereka jadi bisa belajar kalau kesalahan yang dia lakukan wajar. Mereka paham masih bisa memperbaikinya karena dalam proses belajar," ungkap Ikhsan.

Jadi, hindari kalimat menjatuhkan mental di atas. Sebaliknya, selalu berikan afirmasi positif yang memotivasi untuk membangun mental anak.

Jika Anda membutuhkan saran dokter soal parenting atau pola asuh, manfaatkan Live Chat dari aplikasi Klikdokter.

[HNS/JKT]

pola asuh
kesehatan mental anak