HomePsikologiRelationshipPunya Pasangan Stonewalling Bikin Pusing, Apa Solusinya?
Relationship

Punya Pasangan Stonewalling Bikin Pusing, Apa Solusinya?

Ayu Maharani, 29 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Susah sekali berkomunikasi dengan pasangan karena dia lebih banyak diam dan tak berbagi solusi apa pun? Bisa jadi, pasangan Anda sedang melakukan stonewalling, lho.

Punya Pasangan Stonewalling Bikin Pusing, Apa Solusinya?

Di kehidupan sehari-hari, hal sesimpel berbicara jujur dan berdiskusi secara terbuka umumnya sulit dilakukan. Apalagi jika Anda menjalani hubungan bersama orang yang suka mendiamkan pasangan, rasanya seperti berbicara dengan dinding batu.

Karena memang ada kondisi yang benar-benar seperti itu, istilah stonewalling pun muncul. Terdapat penghalang yang tercipta di dalam hubungan Anda berdua.

Penghalang tersebut pada akhirnya membuat hubungan terasa melelahkan. Meski istilahnya masih terdengar asing, kemungkinan ada banyak pasangan yang terjebak dalam situasi ini.

Apa Sebenarnya Stonewalling Itu?

Stonewalling adalah keadaan saat orang lain terus menolak untuk berkomunikasi. Berdiam diri ketika pertengkaran dimulai pun termasuk perilaku stonewalling.

Bukannya meredakan atau membuat Anda menjadi tenang, perilaku tersebut justru lebih menyakitkan, bikin frustrasi, dan merusak hubungan.

Orang yang menjadi dinding batu itu merasa tidak nyaman untuk mendiskusikan perasaannya. Ia akan mengabaikan, menolak, dan menjauh dari diskusi yang menimbulkan perasaan stres. Adapun tanda-tanda lainnya meliputi:

  1. Menolak untuk menjawab pertanyaan
  2. Menggunakan bahasa tubuh yang merendahkan, seperti menutup mata atau memutar mata
  3. Suka mengulur waktu dan menghindari pembicaraan topik tertentu
  4. Menolak untuk mengakui perilaku diam mereka
  5. Sekalinya berbicara, ia justru membuat tuduhan

Perlu digarisbawahi bahwa bungkam berbeda dengan pasangan yang pasif.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, bungkam lebih mengarah ke kebiasaan mendiamkan pasangan dan mengakhiri pembicara karena tak mau dibahas lebih lanjut.

“Sedangkan pasangan yang pasif itu berdiam diri dulu untuk mendengarkan penjelasan Anda dan memikirkan jalan keluarnya. Di akhir, pasti ia akan membicarakannya dalam keadaan lebih tenang,” kata psikolog Ikhsan.

Artikel Lainnya: Tanda-Tanda Anda Terjebak dalam Hubungan Sepihak

 

Penyebab Stonewalling dan Dampaknya bagi Hubungan

Pemicu perilaku ini sebenarnya bisa datang dari lawan bicaranya sendiri. “Iya, adanya perasaan terancam atau tekanan dari pasangan akhirnya membuat ia seperti itu. Demi mempertahankan harga diri, lebih baik ia mendiamkan pasangannya saja,” jelas psikolog Ikhsan.

Ia menambahkan, “Bisa juga selama ini orang yang merasa didiamkan itu sering tak mau mendengarkan penjelasannya. Keduanya sama-sama tidak mau mendengarkan satu sama lain jadi sehingga terasa percuma saja. Akhirnya, ada satu pihak yang ‘mundur’ dan merasa itulah solusi yang paling tepat. Padahal, bukan begitu caranya.”

Apapun penyebab yang mendasari, mendiamkan pasangan dapat merusak hubungan. Pasangan yang didiamkan bisa merasa direndahkan, bahkan mungkin mulai mempertanyakan harga diri mereka sendiri.

Artikel Lainnya: 3 Masalah dalam Hubungan dan Cara Menyiasatinya

Menutup pembicaraan akan menciptakan bom waktu yang lebih parah. Bahkan, beberapa peneliti berpendapat, perilaku tersebut menjadi penyebab utama perpisahan.

Keengganan untuk menyelesaikan masalah penting berarti tak ingin mempertahankan hubungan.

Tak sekadar melelahkan secara psikis, stonewalling dikaitkan dengan gejala muskuloskeletal akut, seperti sakit punggung, leher kaku, dan nyeri otot.

Peningkatan tekanan darah, sakit kepala, dan detak jantung yang tidak beraturan pun dapat dialami pasangan yang punya masalah komunikasi ini.

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 8 Ciri-ciri Hubungan Cinta Akan Kandas!

Bagaimana Menghadapi Orang yang Suka Mendiamkan Pasangan?

Jika ada penghalang dalam hubungan Anda, cara terbaik adalah menghadapinya. Hubungan memang tidak mungkin berhasil tanpa komunikasi dan usaha berdua.

Anda perlu menemukan cara tepat untuk "memprogram ulang" dan memperbaiki kebiasaan komunikasi lama. Salah satu yang sudah terbukti ampuh adalah couple therapy atau terapi pasangan.

Terapi pasangan dirancang untuk membantu kedua pasangan memahami mengapa sikap diam itu terjadi. Sebagai pasangan, Anda akan belajar mengidentifikasi perilaku atau praktik yang mengarah pada pembungkaman.

Artikel Lainnya: Ini Tanda-Tanda untuk Memutuskan Kapan Harus Bercerai

Setelah diidentifikasi, Anda akan diajari pendekatan komunikasi yang lebih terstruktur. Adapun elemen yang dimasukkan dalam pendekatan itu dan harus diterapkan secara konsisten, antara lain:

  1. Menerima umpan balik dan mengakui persepsi atau kesalahan.
  2. Memahami dan mengakui apa yang dikatakan pasangan sebelum merespons balik.
  3. Belajar mengatur situasi saat ingin berdiskusi. Jika memang kurang tepat, kedua belah pihak harus belajar mencari waktu dan tempat yang pas untuk berbicara.
  4. Sadar akan bahasa tubuh saat lawan bicara berbicara.
  5. Menggunakan kata-kata yang netral daripada mengkritik atau menuduh.

Setelah terapi dilakukan, barulah Anda bisa menilai dan memutuskan. Berpisah atau tetap bersama dikembalikan lagi kepada individu yang menjalani. Jika merasa hubungan stonewalling yang memusingkan ini bisa diperbaiki, maka jangan menyerah dulu.

Masih ada pertanyaan seputar keharmonisan hubungan dan kesehatan mental? Jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan psikolog kami lewat fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.

(OVI/JKT)

Asmarakesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait