Relationship

10 Tanda-Tanda untuk Memutuskan Kapan Harus Bercerai

Aprinda, 23 Mei 2023

Ditinjau Oleh Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog

Bukan hanya karena sudah tak cinta lagi, berikut beberapa tanda yang bisa membantu memutuskan kapan harus bercerai

10 Tanda-Tanda untuk Memutuskan Kapan Harus Bercerai

Pernikahan bukanlah dongeng yang selalu diawali dan berakhir dengan kondisi bahagia. Kenyataannya, ada momen hubungan naik-turun hingga menyebabkan kamu dan pasangan berpikir “Apa ini tandanya saya harus cerai, ya?”

Ketika pernikahan tidak lagi punya tujuan hidup sejalan atau kamu tidak lagi merasa bahagia, lantas untuk apa masih bersama? Dan jangan ragu untuk konsultasikan ke psikolog juga, ya.

Setiap orang berhak hidup bahagia, baik sendiri maupun bersama pasangan. Jika secara fisik dan mental tidak lagi kuat untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga, bercerai bisa menjadi salah satu jalan yang ditempuh.

Memutuskan pisah dan melajang kembali juga bukanlah hal mudah. Saat memutuskan bercerai, tidak bisa dilandasi karena emosi sesaat saja. Pikirkan matang-matang segala jenis risikonya, terlebih jika sudah ada kehadiran anak dalam pernikahan. Lantas kapan sebaiknya kamu memutuskan untuk bercerai? Untuk tahu jawabannya, simak tanda-tanda kamu dan pasangan harus bercerai berikut ini!

Ciri Rumah Tangga yang Tidak Bisa Dipertahankan

1. Mengalami Kekerasan Fisik

Kehidupan rumah tangga seharusnya dilandasi kasih sayang dan cinta. Saling pengertian dan mengalah adalah salah satu kunci langgengnya pernikahan.

Namun Jika rasa kasih ini telah tergantikan dengan benci, apalagi kamu jadi sasaran kekerasan pasangan, maka ini sinyal kuat anda harus melepaskan dirinya. 

Menurut Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog, perceraian jadi opsi jika kekerasan ini terus berlangsung. 

“Kekerasan dalam rumah tangga adalah hal yang sulit untuk ditoleransi karena dampaknya pasangan, anak yang menyaksikan, dan keluarga besar”, papar Iswan.

Biasanya, ketika menjalani hubungan pernikahan terjadi tindak kekerasan fisik secara terus-menerus tanpa adanya perubahan dan kesadaran dari pihak pelaku. Kemudian, jika sudah tidak ada alasan lagi bertahan atau menjalani hubungan pernikahan, bisa memutuskan bercerai.

2. Pasangan Melakukan Kesalahan Terus-Menerus, bahkan Lebih Parah

“Konflik dalam rumah tangga, tentu ada. Kesalahan setiap pasangan pun pasti ada. Namun, ketika kesalahan tertentu tidak diperbaiki, sehingga berdampak pada aspek psikis, finansial, atau rumah tangga bisa jadi pertimbangan”, jelas Iswan.

Kesalahan pasangan yang terus berulang tanpa adanya niatan untuk memperbaiki diri, bisa jadi pertimbangan, apakah rumah tangga yang harus diakhiri atau kamu ingin terus dipertahankan. 

3. Tidak Ada Solusi Konflik

Perceraian terjadi bukan saja karena komunikasi yang buruk, tapi bisa terjadi karena banyaknya konflik atau masalah yang tidak diselesaikan.

Tidak adanya usaha pada masing-masing orang untuk menyelesaikan masalah yang ada juga bisa jadi tanda-tanda kamu dan pasangan harus bercerai. 

Jadi, biasanya setelah bertengkar, kamu dan pasangan kemudian bertengkar lagi, tapi tidak ada yang membahasnya. Masalahnya kemudian jadi merambat ke masalah lainnya sehingga jadi bertambah runyam.

Kalau sudah begini, salah satu atau bahkan kedua orang dalam pernikahan tersebut bisa sampai ke tahap rasa putus asa. Hal ini membuat mereka merasa tidak ada gunanya lagi menyelesaikan konflik dan berpikir kini waktu yang tepat untuk bercerai.

4. Tak Lagi Ada Hasrat Berhubungan Intim

Hubungan intim atau seksual bukanlah sekadar penyalur kebutuhan biologis semata. Berhubungan seksual merupakan cara untuk mengekspresikan kasih sayang dan memperkuat ikatan emosional antara kamu dan pasangan.

Ketika kamu sudah lama tidak berhubungan seks karena tidak adanya hasrat, ini bisa jadi tanda untuk memutuskan kapan harus bercerai.

Jika memang sudah tidak ada hasrat, ini bisa jadi salah satu ciri-ciri rumah tangga diambang perceraian. Misalnya, tidak mau saling menyentuh, pisah ranjang meskipun dalam satu rumah, tidak memberikan kebutuhan afeksi, semuanya bisa jadi sebagai salah satu faktor untuk cerai. 

5. Tidak Ada Ketertarikan Emosional

Pada awal pacaran atau menikah, ketertarikan emosional kamu dan pasangan pastikan sangat kuat, kan? Kamu selalu ingin bertemu, berkomunikasi, berhubungan seks, bahkan berbagi segala hal hidup dengan pasangan.

Sejatinya, keterlibatan emosional adalah hal penting agar kita selalu merasa dekat dan bahkan menjadi bekal untuk dapat melanjutkan hidup bersama pasangan hingga akhir hayat.

Lalu, bagaimana jika ketertarikan emosional itu hilang? Nantinya, kamu dan pasangan akan sulit untuk berdiskusi, sulit saling berbagi pendapat untuk menyelesaikan masalah, bahkan enggan untuk mengerti perasaan satu sama lain.

Apabila faktor ini sudah tak lagi dirasakan, mungkin ini adalah tanda harus segera bercerai sebelum pernikahan semakin membebani diri.

6. Mulai Mengubah Penampilan Diri

Kadang ada yang berpikir 100 persen belum siap untuk bercerai. Namun, jika dilihat dari sikap dan tindakan yang dilakukan, ada orang yang menunjukkan bahwa ia siap untuk melajang kembali. Bagaimana cara mengetahuinya?

Biasanya ini terjadi ketika kamu mulai mempersiapkan diri menjadi lebih menarik di mata orang lain.

Misalnya dengan berolahraga agar menjadi bugar, menurunkan berat badan, atau merawat penampilan diri, ini bisa menjadi tanda kamu siap berpisah dengan pasangan.

Persiapan menjadi single bisa jadi tanda kapan harus siap cerai. Karena dengan melakukan ini, artinya kamu sudah accept akan cerai dan kaya lebih siap menerima pasangan baru. 

“Makanya, sampai mengubah penampilan dengan nurunin berat badan atau meningkatkan karir itu tujuannya buat narik perhatian orang lain lagi,” pungkas Iswan.

7. Punya Dunia Baru yang Lebih Menarik

Sudah tak ada lagi intimasi, tak ada ketertarikan, dan juga tidak berniat untuk memperbaiki hubungan, alhasil, pernikahan pun terasa kosong membosankan.

Sebagian orang akan berusaha mengimbangi kejenuhan ini dengan mencari aktivitas lain yang lebih menyenangkan.

Misalnya, mungkin istri akan fokus untuk mengurus anak-anak atau bertemu dengan teman-temannya guna mengisi kekosongan. Sedangkan suami, mungkin dapat menjadi lebih fokus kepada pekerjaannya di kantor.

Apabila merasa hidup akan baik-baik saja dan menyenangkan tanpa pasangan, mungkin ini bisa menjadi tanda kamu harus segera bercerai.

Artikel Lainnya: Jangan Katakan Ini pada Orang yang Akan Cerai

8. Pasangan Berselingkuh

“Adanya perselingkuhan dalam rumah tangga yang sangat fatal. Maksudnya, perselingkuhannya berdampak buruk bagi pasangan, anak, atau keluarga besar. Jadi, sangat merugikan”, ujar Iswan. 

Kenyataannya, ada banyak pasangan yang masih bisa menoleransi pasangannya yang ketahuan berselingkuh. “Biasanya, karena pasangan ada keinginan untuk memperbaiki diri. Namun sebaliknya, jika terjadi terus-menerus, ini bisa jadi ciri-ciri kamu harus bercerai”, tegas Iswan. 

9. Pasangan Tidak Bisa Memenuhi Kewajiban

Setiap pasangan memiliki kewajiban, misalnya mengurus rumah dan mencari nafkah. “Bila suami tidak bisa memberikan nafkah kepada keluarganya, atau memenuhi kewajiban lainnya kepada istri dan anak di rumah, ini bisa jadi pertimbangan penting”, jelas Iswan.

Jadi, perlu kamu ingat jika pemenuhan hak dan kewajiban baik istri maupun suami, perlu dijadikan dasar pertimbangan apakah rumah tangga dapat terus dijalani atau diakhiri. 

10. Sudah Tidak Nyaman dan Terlalu Banyak Kebencian

Sebagai suami dan istri, tentu akan membuat keduanya banyak menghabiskan waktu bersama. 

Namun, jika kamu tidak bisa menjadikan pasangan sebagai “rumahmu”, atau kamu sudah sangat benci dengan kehadiran pasangan di sampingmu, ini bisa menjadi tanda bahwa rumah tangga tersebut di ambang perceraian.

kamu atau pasangan tidak bisa memaksakan kehendak. Ketimbang terus memaksa yang nantinya berdampak buruk pada kualitas hidup diri sendiri dan anak, lebih baik kamu memutuskan untuk berpisah dari pasangan.

Artikel Lainnya: Benarkah Perceraian Jadi Solusi Terbaik saat Hubungan Suami Istri Bermasalah?

Minta Bantuan Konselor Pernikahan atau Psikolog

Semua tanda di atas bisa menjadi tolok ukur sejauh mana pikiran bercerai bisa diwujudkan. Bila masih ragu, jangan sungkan meminta bantuan kepada psikolog atau konselor pernikahan.

Psikolog dapat mengidentifikasi tanda-tanda apa yang kamu rasakan. Apakah kamu merasa bahagia ataukah pernikahan ini bisa berdampak buruk bagi pikiran dan mental kamu? Jika iya, keputusan bercerai mungkin bisa diambil.

Sedangkan konselor pernikahan, ia dapat mencari tahu hal apa yang bisa dan tidak bisa lagi diperbaiki dalam rumah tanggamu.

Saat konseling, kamu juga akan diberikan solusi atau cara memperbaiki masalah di hubungan pernikahan.

Ketika sudah tidak lagi bisa dilanjutkan atau tidak ada kemajuan hubungan setelah mengikuti saran konselor, keputusan bercerai bisa dipikirkan kembali. Jangan lupa untuk mempertimbangkan faktor penting lainnya seperti kehadiran anak, ya.

Ingin tahu lebih banyak mengenai hubungan dengan pasangan? Download aplikasi KlikDokter dan coba fitur Tanya Dokter untuk konsultasi lebih mudah dengan psikolog. Bersama KlikDokter, yuk selalu #JagaSehatmu!

(NM)

Perceraian

Konsultasi Dokter Terkait