Covid-19

Kasus COVID-19 Masih Tinggi, PSBB Transisi DKI Jakarta Diperpanjang!

Ayu Maharani, 02 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Belum new normal secara penuh akibat kasus virus corona yang masih meningkat, alhasil PSBB transisi DKI Jakarta diperpanjang.

Kasus COVID-19 Masih Tinggi, PSBB Transisi DKI Jakarta Diperpanjang!

Awal Juni lalu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengumumkan adanya fase transisi dari PSBB menuju new normal. Fase tersebut seharusnya berakhir hari ini (2/7). 

Namun, karena peningkatan kasus virus corona masih terjadi, PSBB transisi DKI Jakarta diperpanjang. Lalu, apakah kondisi ini akan berlangsung terus-menerus?

Anies Baswedan Perpanjang PSBB Transisi 14 Hari 

New normal sudah digaungkan di mana-mana. Padahal, DKI Jakarta sendiri masih berada di fase PSBB transisi. Jika berhasil atau kasus benar-benar mengalami penurunan, maka barulah DKI Jakarta resmi menerapkan new normal.

Hingga kemarin (1/7), kasus di Jakarta masih mengalami pertambahan kasus. Alhasil, Anies Baswedan mengumumkan PSBB transisi di wilayah ibu kota diperpanjang hingga 14 hari ke depan. Setelah itu, akan ada evaluasi setelah ada perkembangan baru.

Perlu diketahui, PSBB transisi Jakarta fase 1 berlaku sejak 5 Juni 2020. Di fase ini, berbagai kegiatan yang dibatasi selama PSBB dilonggarkan, termasuk salat Jumat di masjid yang kembali diperbolehkan dan kantor yang beroperasi lagi.

Minggu berikutnya, yakni 15 Juni, pusat perbelanjaan dan mall yang mulai beroperasi kembali. Lima hari kemudian (20 Juni), tempat-tempat rekreasi pun boleh dibuka. Semua yang diperbolehkan untuk beroperasi lagi wajib menerapkan protokol kesehatan. 

Alasan PSBB Transisi Jakarta Diperpanjang

Sementara itu, Anies mengatakan wabah virus corona di Jakarta belum benar-benar hilang. Jadi, pelonggaran besar yang berisiko memunculkan lonjakan kasus positif akan ditunda dulu. 

Anies mengatakan, "Mengenai PSBB, active case finding di Jakarta sangat tinggi. Kasus positif yang ditemukan bukan dari pasien rumah sakit atau orang datang ke rumah sakit karena ada keluhan, tapi lewat puskesmas yang secara aktif mendatangi orang-orang yang kemungkinan tertular." 

Artikel Lainnya: Wajib Dipatuhi, Jangan Bawa Anak ke Mal saat New Normal!

Dari situ terlihat, masih banyak orang di Jakarta yang tanpa sadar terinfeksi virus corona dan bisa menularkannya ke orang lain. 

Kondisi seperti ini akan terus meningkatkan kasus positif virus corona dan angka kematian akibat COVID-19 di Jakarta. 

Atas dasar keselamatan orang banyak dan pengendalian lonjakan kasus, Gubernur Anies memperpanjang masa PSBB transisi Jakarta, sembari terus mengupayakan tracing contact dan memperbanyak tes COVID-19.  

"Positivity rate Jakarta berkisar 5%. Artinya, dalam standar WHO, itu aman. Namun, bukan berarti kita bisa bebas," tambahnya.

PSBB transisi di DKI Jakarta yang diperpanjang merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah untuk mengendalikan wabah virus corona. 

Positivity Rate Virus Corona Jakarta Berkisar 5 Persen, Apa Artinya?

Seperti yang sempat disinggung di atas, positivity rate Jakarta adalah berkisar 5%. Ini merupakan rasio jumlah temuan kasus positif COVID-19 dibanding jumlah tes yang dilakukan. 

Karena masih dalam kisaran 5%, kondisi Jakarta diklaim aman. Namun, kalau masih aman, kenapa PSBB transisi Jakarta diperpanjang? 

Ternyata, angka reproduksi wabah virus corona kita masih berkisar 1, belum turun ke angka yang lebih kecil. Maksud dari angka reproduksi 1 adalah 1 orang yang positif terinfeksi COVID-19 bisa menularkan 1 orang di sekitarnya. 

Kondisi akan menjadi aman apabila angka reproduksi kurang dari 1, sehingga jumlah orang yang tertular dari hari ke hari kian menurun. 

Artikel Lainnya: Mau Makan di Restoran saat New Normal? Yuk, Taati Aturan Berikut ini!

KRL dan Pasar Tradisional Diawasi Ketat selama PSBB Transisi

Selama perpanjangan masa PSBB transisi ini, Pemprov DKI Jakarta akan lebih mengetatkan pengawasan di dua area yang masih berpotensi jadi pusat penyebaran virus corona, yaitu pasar dan KRL Commuter Line. 

Kedua area itu ternyata merupakan area rawan penularan virus corona selama PSBB transisi fase pertama. 

Untuk pasar, sebenarnya pemerintah sempat menerapkan aturan ganjil-genap agar kondisi di pasar tidak terlalu ramai. Namun, Anies mengaku aturan tersebut gagal karena penjual tetap berdagang tanpa peduli dengan aturan tersebut. 

Menanggapi apa yang akan difokuskan oleh pemprov, dr. Devia Irine Putri dan dr. Alvin Nursalim Sp. PD memberikan penjelasan lebih lanjut kepada KlikDokter

Menurut dr. Devia, meski dua area tersebut terbukti menyumbang kasus positif di fase pertama, tetapi pemerintah tidak boleh melupakan area lainnya. 

“Area padat penduduk, mall yang sudah beroperasi, dan tempat-tempat nongkrong tak boleh dilupakan. Di situ, orang-orang sering lupa physical distancing. Di tempat nongkrong pun orang-orang juga sudah nggak pakai masker,” tuturnya. 

Masker memang dibuka ketika makan atau minum. Tetapi, ketika berbicara, tetap harus dipakai agar tidak terkena droplet

Dokter Alvin pun menyoroti soal kesadaran masyarakat. Kerumunan-kerumunan kecil tak boleh dianggap sepele. Percuma bila pemerintah dan aparat sudah memberlakukan sesuatu, tetapi kedisiplinan masyarakat masih rendah. 

“Sekali lagi, butuh kesadaran masyarakat dan usaha ekstra dari aparat yang berwenang untuk sama-sama menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya. 

Sekolah Jakarta Belum Boleh Dibuka selama PSBB Transisi

Pembukaan sekolah sempat diwacanakan di bulan Juli. Namun, karena masa PSBB transisi DKI Jakarta diperpanjang, wacana pembukaan sekolah belum diwujudkan dulu. 

Anies mengatakan, "Kami masih memantau perkembangan wabah. Karena pembukaan sekolah salah satu yang paling berisiko terhadap penularan virus corona ke anak-anak.”

Walaupun tahun ajaran baru dimulai tanggal 13 Juli mendatang, mengingat kasus COVID-19 pada anak Indonesia terbilang tinggi, saat ini gubernur serta menteri pendidikan dan kebudayaan masih memberlakukan pembelajaran jarak jauh.

Itu dia informasi terkait masa PSBB transisi DKI Jakarta yang diperpanjang sehubungan belum adanya tren penurunan kasus virus corona. 

Ingin tahu update terbaru seputar COVID-19 dan info kesehatan lainnya? Kamu bisa tanya dokter online lewat Live Chat atau bisa langsung cek di aplikasi KlikDokter. Kamu juga bisa mengecek gejala-gejalanya lewat tes coronavirus online dari KlikDokter

(FR/AYU)

virus coronaNew Normal

Konsultasi Dokter Terkait