Covid-19

Angka Kasus Virus Corona Tertinggi di Asia Tenggara, Ini Prediksinya!

Ayu Maharani, 02 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Indonesia jadi negara dengan kasus virus corona tertinggi di Asia Tenggara. Lantas, bagaimana prediksi kondisi negara kita ke depannya?

Angka Kasus Virus Corona Tertinggi di Asia Tenggara, Ini Prediksinya!

Kasus virus corona di Indonesia masih terus meningkat. Bahkan, kini Indonesia menjadi negara yang memiliki kasus positif dan kasus kematian COVID-19 terbanyak di Asia Tenggara.

Meski sudah lebih dari 24.000 orang yang sembuh, sampai dengan hari ini (1/7), jumlah kasus positif kita mencapai lebih dari 56.000 dengan total kematian hampir menyentuh 3.000 kasus.

Angka Positif Virus Corona dan Kematian Tetap Tinggi

Dilansir dari CNN Indonesia, kasus kematian virus corona di Indonesia Selasa (30/6) lalu tercatat yang tertinggi sejak awal Maret lalu, yaitu 71 orang.

Ini merupakan rekor kematian tertinggi sejak pengumuman kasus pertama pada Maret lalu. Rekor sebelumnya angka kematian hanya tembus sekitar 60-an pasien.

Lalu, di mana daerah di Indonesia yang memiliki angka kematian virus corona tertinggi? Daerah tersebut adalah Jawa Timur (893 orang), DKI Jakarta (632 orang), Kalimantan Selatan (189 orang), Jawa Barat (176 orang), dan Sulawesi Selatan (168 orang).

Ya, kasus virus corona terus meningkat meski pemerintah telah mewacanakan era new normal. Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan,

"Butuh komitmen dan disiplin kuat dalam mematuhi protokol kesehatan, ini harus kita maknai untuk melindungi diri dan sesama.”

Kabar baiknya, ada beberapa provinsi di Indonesia yang tingkat kesembuhannya lebih dari 80%, yaitu Bangka Belitung, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Gorontalo.

Untuk Indonesia sendiri, persentase kesembuhan secara global adalah 50,3%.

Kasus Virus Corona di Jatim dan Jateng Makin Tinggi

Meski Jakarta masih punya banyak kasus positif dan kematian, kini provinsi yang paling banyak punya kasus positif dan kematian akibat virus corona adalah Jawa Timur.

Jawa Tengah pun sedang berupaya keras menekan kasus di provinsinya. Ini karena provinsi tersebut menduduki peringkat ketiga.

Adanya penambahan banyak kasus di Jateng disebut-sebut akibat tracing yang agresif. Kepada awak media, Yuri mengatakan,

"Penambahan kasus dari hasil pemeriksaan PCR adalah gambaran upaya masif kita melakukan pemeriksaan dari tracing agresif. Penambahan kasus ini tidak dimaknai dengan penambahan tempat tidur di RS, tingkat hunian RS masih 60%.”

Kasus COVID-19 Juni Lebih Tinggi Dibanding Akumulasi Maret-April

Penambahan kasus positif corona yang terus meningkat sejak bulan Maret seiring dengan fase peralihan ‘New Normal’ yang mulai diterapkan pada bulan Juni di sejumlah wilayah di Indonesia melonjak secara signifikan.

Tak ayal, melonjaknya angka ini diperkirakan hampir 20 kali lipat sejak akumulasi kasus positif di bulan Maret 2020 yang tercatat sebanyak 1.528 menjadi 8.590 kasus pada bulan April.

Terhitung mulai bulan Maret sampai Mei 2020, akumulasi kasus positif yang tercatat sejumlah 26.473 kasus dan masih lebih rendah dibandingkan kasus positif yang tercatat sampai dengan 30 Juni 2020 yaitu 56.385, tersebar di 34 provinsi di Indonesia dengan peningkatan sebesar 53 persen.

Merujuk pada data yang tercatat selama bulan Juni, angka kesembuhan juga mengalami peningkatan yaitu mencapai 17.498 orang. Secara nasional, angka kesembuhan meningkat mendekati tiga kali lipat dari angka kesembuhan pada bulan Mei, yakni 5.786 orang. Angka pasien sembuh paling tinggi terjadi pada 28 Juni yaitu sebesar 1.027 orang.

Artikel Lainnya: Antre Naik KRL pada Masa New Normal, Ini Beberapa Tips Amannya!

Kasus COVID-19 di Indonesia Belum Sampai Puncak

Di lingkup global, sebenarnya kasus virus corona juga masih terus meningkat. Menurut Worldometers, sudah lebih dari 10 juta kasus COVID-19 tercatat dari berbagai negara di dunia.

Lalu, apakah jumlah ini akan terus meningkat? Menjawab pertanyaan tersebut, ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, tren global, regional, dan nasional relatif sama.

Beberapa studi terbaru pun memperlihatkan besarnya tantangan penemuan obat dan vaksin untuk virus corona ini.

Melihat jumlah kasus harian virus corona yang dilaporkan di Indonesia saat ini, Dicky menyebutkan bahwa peningkatan masih terus terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

Meskipun jumlah kasus baru yang dilaporkan setiap harinya di Indonesia telah memasuki angka rata-rata 1.000, Dicky menyebut bahwa kondisi tersebut belum menunjukkan puncak. Menurutnya, cakupan tes masih kurang.

Dicky juga memerhatikan soal angka kematian. Ia berpendapat, bila angka kematian masih ada, berarti kita relatif masih di belakang kecepatan penularan COVID-19.

Artikel Lainnya: Lebih Baik Olahraga Pakai Masker atau Tidak, Ini Anjuran yang Tepat!

Strategi Pemerintah Atasi Peningkatan Kasus Virus Corona

Menjadi negara yang paling banyak punya kasus virus corona di Asia Tenggara tentu tidak menyenangkan. Kita terus akan menjadi sorotan.

Alhasil, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mendorong percepatan produksi dalam negeri reagen PCR COVID-19 dan rapid test yang masif.

"Izin edar reagen PCR dan rapid diagnostic test sudah kita terbitkan saat ini," ujarnya di acara Webinar Nasional IV Bulan Bung Karno 2020, Selasa (30/6)

Apa fungsinya? Surat izin ini berguna untuk melengkapi kebutuhan ventilator di Indonesia. Kemenkes bersama sejumlah perguruan tinggi dan lembaga penelitian bersinergi untuk menciptakan inovasi ventilator.

Di sisi lain, Achmad Yurianto juga mengaku bahwa tidak sesuai rasanya bila kondisi kasus virus corona selalu dibanding-bandingkan dengan kasus di negara Asia Tenggara lainnya.

Menurutnya, tidak tepat membandingkan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia dengan negara ASEAN lainnya. Sebab, memang ada perbedaan mendasar dalam hal populasi penduduk antara Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Hal itu pun disetujui oleh dr. Devia Irine Putri. Kepada KlikDokter, dr. Devia mengatakan,

“Masalahnya memang tidak bisa dibandingkan. Indonesia saja jumlah penduduknya lebih banyak dari negara ASEAN lain. Belum lagi penyebaran fasilitas kesehatan masih kurang merata, tenaga kesehatan juga terbatas. Jadi penanganannya pasti akan berbeda.”

“Mungkin bukan dibandingkan, ya, namanya. Tapi, dijadikan acuan. Ini bisa dipelajari dengan diskusi, cara-cara apa yang bisa disesuaikan dan dipakai di sini. Yang terpenting kita perbanyak dulu tesnya. Bagus bila pemerintah sudah concern di situ, memperbanyak alat tes,” tambahnya.

Jadi, usaha apa pun tak akan memberi hasil yang maksimal bila kita sebagai masyarakat juga cuek-cuek saja. Jangan terlena dengan new normal, tetap terapkan protokol kesehatan dengan benar.

Cari tahu update terbaru seputar COVID-19 dan hal-hal kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter. Untuk membantu menentukan gejala, Kamu bisa mencoba tes coronavirus online atau tanya dokter online lewat Live Chat dari KlikDokter.

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait