Covid-19

Misterius, Virus Corona Tak Berisiko Tinggi Bagi Anak, kok, Bisa?

Krisna Octavianus Dwiputra, 12 Mar 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sampai saat ini, sangat sedikit anak kecil yang terkena kasus virus corona. Benarkah anak-anak tak berisiko tinggi terkena virus dengan nama lain COVID-19 ini?

Misterius, Virus Corona Tak Berisiko Tinggi Bagi Anak, kok, Bisa?

Penyebaran virus corona di seluruh dunia semakin dahsyat setiap harinya, termasuk di Indonesia. Akan tetapi, dikabarkan kasus virus corona pada anak kecil tidak berisiko tinggi. Kok, bisa, ya?

Virus corona saat ini di dunia sudah menyentuh angka 119.134 per Rabu (11/3) siang waktu Indonesia bagian Barat. Di Indonesia sendiri, sudah sampai 27 kasus yang sekarang sedang ditangani oleh pemerintah secara intensif.

Jika menilik angka sampai saat ini, maka penyebaran virus corona memang sangat luar biasa. Virus dengan nama lain COVID-19 itu bisa berisiko pada semua orang.

Akan tetapi, sebuah penelitian terbaru menemukan virus corona pada anak kecil tidak terlalu berisiko.

Mungkinkah Anak Kecil Tidak Berisiko Virus Corona?

Melansir dari usatoday.com, sebuah laporan yang dipelopori oleh para pemimpin kesehatan masyarakat internasional menunjukkan bahwa anak-anak tidak terlalu rentan terhadap virus corona.

Menurut sebuah laporan yang dirilis bulan lalu oleh Joint Mission and the World Health Organization-China, individu di bawah usia 18 tahun mengalami "tingkat serangan yang relatif rendah" terkait virus corona, sekitar 2,4%.

Para ilmuwan menemukan, COVID-19 relatif ringan pada individu di bawah 19 tahun. Tercatat hanya sekitar 2,5% dari kasus yang dilaporkan berkembang menjadi penyakit parah dan 0,2% berkembang menjadi penyakit kritis.

The Chinese Center for Disease Control and Prevention mengatakan dalam sebuah laporan bahwa tidak ada anak di Tiongkok di bawah usia sembilan tahun yang meninggal akibat infeksi virus corona.

Banyak yang Tidak Setuju dengan Pendapat Ini

Beberapa pakar kesehatan terlihat banyak yang tidak setuju dengan penelitian di atas. Sebagian beralasan bahwa karena banyak ilmuwan meremehkan penyakit ini pada anak-anak atau terlalu fokus pada orang dewasa.

Sementara itu, John Williams, seorang kepala penyakit menular anak di Rumah Sakit Anak-Anak UPMC Pittsburgh, Amerika Serikat mengatakan kurangnya pengujian di antara pasien dengan gejala yang lebih ringan melukiskan gambaran ini masih "terlalu di permukaan".

"Banyak dari kita di lapangan menduga anak-anak hanya ditemukan dengan melacak kontak orang dewasa yang sakit. Tetapi, bila kita dapat menguji banyak penyakit ringan, kita mungkin menemukan bahwa banyak anak terinfeksi," ujar Williams.

Williams pun sampai saat ini masih yakin bahwa anak kecil tetap bisa terkena virus corona.

"Tidak ada data untuk memberi tahu kami seberapa besar kemungkinan anak-anak tertular COVID-19 karena hampir semua tes dilakukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit dan anak-anak jarang dirawat di rumah sakit karena penyakit tersebut," katanya.

Sementara, Robert Frenck, direktur medis divisi penyakit menular di Cincinnati Children's Hospital Medical Center, setuju dengan Williams. Ia menyebut terlalu banyak yang tidak diketahui tentang virus ini, termasuk kemungkinannya terinfeksi pada anak kecil.

"Definisi kasus untuk COVID-19 telah dikembangkan untuk penyakit yang lebih parah. Jadi, saat ini saya tidak berpikir apakah kita tahu kemungkinan anak-anak terinfeksi COVID-19 atau tidak," ujar Frenck seperti dikutip dari USA Today.

Artikel Lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona

Tetap Rentan, namun Kemungkinannya Kecil

Di sisi lain, menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes dari KlikDokter, anak-anak tetap rentan terhadap infeksi virus. Tak terkecuali virus corona yang saat ini sedang melanda dunia.

Namun, memang harus diakui bahwa kemungkinan anak-anak terpapar virus macam ini sangat kecil. Dokter Sara mengatakan bahwa ada kondisi yang membuat bayi lebih rendah risikonya tertular coronavirus.

“Ya, bayi dengan usia di bawah lima atau tiga tahun biasanya jarang dibawa ke tempat yang ramai atau kerumunan. Hal ini membuat  mereka punya risiko lebih kecil untuk bertemu banyak orang dan terkena penularan virus dari orang yang bersin atau batuk,” jelas dr. Sara.

Pasalnya, jelas bahwa semakin sering Anda berada di kerumunan, semakin besar pula kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang sebenarnya sedang sakit.  Sebab, virus corona sangat rentan di kerumunan.

Walau memang COVID-19 jarang sekali terdengar pada anak-anak kecil, nyatanya semua tetap bisa terkena masalah ini. Apalagi penyakit ini sangat berhubungan dengan daya tahan tubuh dan kebersihan.

Sebaiknya, virus corona pada anak kecil tetap diwaspadai walau risikonya rendah. Selalu perhatikan gejalanya, apakah dialami anak atau tidak. Di sisi lain, bantu mereka juga untuk menjaga kebersihan. Cari tahu tips seputar coronavirus di aplikasi KlikDokter!

(FR/AYU)

virus coronawabahinfeksi virusCovid-19

Konsultasi Dokter Terkait