Kehamilan

Bahaya Aborsi Ilegal bagi Kesehatan Rahim

FIRISA ARDIANTI, 19 Feb 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tindakan aborsi jangan dilakukan sembarangan apalagi bukan dengan tim medis. Ketahui dampak aborsi ilegal bagi kesehatan rahim yang harus Anda ketahui!

Bahaya Aborsi Ilegal bagi Kesehatan Rahim

Prosedur aborsi, khususnya di Indonesia, memang masih menjadi sebuah hal yang kontroversial. Baru-baru ini dapat kabar yang sangat memilukan, yaitu kasus pembuangan ratusan janin hasil aborsi yang dilakukan oleh sebuah klinik di Jakarta. Berita yang beredar mengatakan kalau janin tersebut telah dihancurkan menggunakan zat kimia.

Berkaitan dengan peristiwa ini, biasanya terdapat beragam alasan seorang wanita melakukan aborsi. Mengingat risiko yang sangat tinggi dari prosedur ini, tak heran bila aborsi menjadi suatu hal menakutkan. Terlebih bila dilakukan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Perlu Anda ketahui dulu, sebenarnya aborsi tidak selalu menjadi hal yang ilegal bila ada indikasi medis di dalamnya.

Menurut dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter, kehamilan dengan gangguan tertentu dapat sangat berbahaya dan mengancam nyawa sang ibu. Bila kondisinya seperti ini, mengakhiri kehamilan atau aborsi akhirnya menjadi jalan keluar. Namun, hal ini tetap harus dilakukan oleh dokter dan tenaga medis tepercaya.

Tindakan aborsi tentu akan sangat berbahaya jika dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Kesehatan rahim dan nyawa wanita yang melakukan prosedur ini pun bisa terancam.

Dampak Aborsi Ilegal bagi Kesehatan Ibu dan Janin

Aborsi yang dilakukan sembarangan akan sangat berisiko terhadap kesehatan organ wanita.

Dokter Arina Heidyana dari KlikDokter menjelaskan, cara aborsi ilegal yang cukup sering ditemui yaitu meminum obat atau pil jamu (herbal) yang belum tentu aman, atau obat yang memang diciptakan untuk mempercepat kontraksi persalinan namun pemakaiannya disalahgunakan.

Akibat praktik yang ilegal, inilah beberapa dampak negatif aborsi yang perlu Anda tahu:

1. Perdarahan Hebat

Menurut dr. Arina, hal ini bisa disebabkan oleh konsumsi obat dalam dosis yang berlebihan. Selain itu, kehamilan yang berisiko juga dapat memicu kondisi ini.

“Biasanya, aborsi ilegal ini dilakukan pada masa kehamilan yang masih muda. Bila wanita yang hamil ini tidak memahami betapa kompleks dan rentannya kehamilan muda, maka meminum obat berlebihan untuk tujuan aborsi dapat menyebabkan perdarahan hebat dan risiko lain,” ujarnya.

Artikel Lainnya: Inilah Berbagai Macam Cara Aborsi

2. Infeksi Peradangan Panggul

Infeksi ini disebabkan oleh banyak faktor. Bisa karena sisa jaringan yang tertinggal dan belum dibersihkan dengan sempurna, atau karena alat yang digunakan tidak steril.

Wanita yang mengalami infeksi ini dapat terganggu kesuburannya di masa depan. Selain itu, peningkatan risiko kehamilan ektopik juga bisa terjadi.

3. Sepsis

Sepsis adalah infeksi penyebaran bakteri yang lebih meluas ke bagian-bagian tubuh lainnya lewat aliran darah. Kondisi ini terjadi akibat peradangan yang disebabkan oleh infeksi.

“Bila ada bakteri yang masuk ke dalam aliran darah, maka hal ini bisa menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satunya sepsis,” tegas dr. Arina.

Gejala dari sepsis dapat berupa kesulitan bernapas, detak jantung cepat, demam dan menggigil, nyeri hebat, dan kurangnya produksi urine.

4. Kerusakan pada Rahim

Karena biasanya tindakan aborsi yang ilegal dilakukan secara paksa, maka dapat timbul kerusakan pada rahim, contohnya berupa robekan. Bentuk kerusakan lainnya di rahim dapat berupa kerusakan leher dan perlubangan rahim.

5. Endometritis

Jenis peradangan ini juga disebabkan oleh adanya infeksi. Mungkin, endometritis menjadi efek menggugurkan kandungan yang paling sering ditemui, khususnya pada remaja. Bila tidak ditangani dengan baik, akan berisiko menimbulkan komplikasi pada organ reproduksi.

6. Aborsi yang Gagal

Hal ini bisa saja terjadi, apalagi bila dilakukan oleh orang yang tidak memiliki kapabilitas khusus dalam praktik aborsi medis. Bahayanya, kegagalan aborsi dapat mengancam kondisi wanita yang menjalaninya.

7. Kanker

Dibanding yang tidak pernah, risiko terkena kanker serviks dapat lebih besar bila seorang wanita pernah melakukan aborsi, khususnya yang ilegal dan sembarangan. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang tidak wajar atau kerusakan leher rahim yang tidak diobati. 

Artikel Lainnya: Ini Dia Bahayanya Pil Jamu 'Aborsi'

8. Keluhan Psikologis

Tak hanya pada fisik, wanita yang melakukan tindakan aborsi ilegal dapat mengalami trauma secara psikologis. Ia dapat merasakan perasaan seperti rasa bersalah, cemas, malu, stres, hingga dapat berujung depresi.

Bila jiwanya tertekan seperti ini, bukan tak mungkin bila sistem kekebalan tubuhnya dapat berisiko terpengaruh.

9. Kematian

Umumnya, penyebab dari kematian yang berkaitan dengan ibu yang melakukan aborsi adalah perdarahan hebat, infeksi parah, kehamilan ektopik yang tidak terdiagnosis, dan emboli paru.

Bila mengalami komplikasi atau keluhan, lebih baik segera dikonsultasikan dengan dokter.

Itulah sejumlah dampak buruk tindakan aborsi ilegal yang bisa dialami seorang wanita.

Pada dasarnya, aborsi dalam dunia medis boleh dilakukan jika terdapat gangguan kehamilan yang berisiko mengancam ibu dan bayi, serta korban pemerkosaan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pelatihan dan Penyelenggaraan Pelayanan Aborsi atas Indikasi Kedaruratan Medis dan Kehamilan, tindakan aborsi korban pemerkosaan hanya boleh dilakukan oleh tim medis bersertifikasi.

Bahkan, tindakan ini hanya dapat dilakukan setelah korban melakukan konseling pratindakan dan diakhiri dengan konseling pascatindakan yang dilakukan oleh konselor kompeten dan berwenang.

Lalu ada pula syaratnya, yakni usia kehamilan sesuai dengan kejadian perkosaan, yang dinyatakan oleh surat keterangan dokter; dan keterangan penyidik, psikolog, dan/atau ahli lain mengenai adanya dugaan perkosaan. 

Pada intinya, tindakan aborsi atas indikasi kedaruratan medis dan kehamilan akibat perkosaan hanya boleh dilakukan tim medis, bukan sembarang orang, ya! Bila Anda ingin konsultasi seputar kehamilan, dokter obgyn kami siap membantu lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter!

(RPA)

RahimaborsiKehamilan

Konsultasi Dokter Terkait