Kesehatan Umum

Tren Sepeda Mahal, Berpengaruh Terhadap Kesehatan atau Tidak?

Ayu Maharani, 31 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Rela mengeluarkan puluhan juta demi mengikuti tren sepeda mahal? Dari segi kesehatan, sebenarnya itu berpengaruh tidak, sih?

Tren Sepeda Mahal, Berpengaruh Terhadap Kesehatan atau Tidak?

Olahraga memang punya trennya tersendiri. Dulu, ada masanya di mana wanita melakukan yoga dan gerakan ekstremnya untuk diunggah di media sosial. Kini, bersepeda pun gantian naik daun. Namun, apakah pelaku tren sepeda mahal mengetahui betul soal manfaat bersepeda atau tidak? Beginilah tanggapan pengamat sepeda dan ahli medis soal fenomena tersebut. 

Sekilas dari Pengamat Sepeda Modern

Dilansir dari laman Detik Health, seorang pengamat sepeda yang juga bekerja di salah satu toko retail sepatu modern, Dewo Prasetyo mengatakan memang betul sepeda mahal kini sedang diminati.

Meski membandrol harga hingga di atas Rp50 juta, toh pada kenyataannya orang rela-rela saja untuk membeli sepeda balap itu untuk dipakai konvoi bersama di jalanan. Menurutnya, sebetulnya merek lokal tidak kalah spesifikasinya. Hanya saja, masyarakat Indonesia gemar membeli sepeda asal luar negeri akibat faktor gaya hidup.

Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa memakai sepeda dengan harga selangit memberikan pengalaman tertentu, sehingga pemiliknya akan lebih percaya diri saat mengayuh di jalanan.

Meski faktor gaya hidup menentukan kemunculan tren sepeda mahal, Dewo mengakui bahwa semakin mahal harganya, memang ada perbedaan yang dirasakan. Misalnya saja, sepeda tersebut lebih tahan banting alias tidak mudah rusak dan lebih ringan untuk dikayuh sehingga tidak memberikan beban berlebih terhadap dengkul.

Mahal atau Murah Itu Bukan Hal Utama dari Sudut Pandang Medis

Sedangkan dari segi medis, beginilah pendapat dr. Alvin Nursalim, SpPD dari KlikDokter. “Tanpa teknologi terbaru atau spesifikasi tertentu, pada dasarnya bersepeda sudah menjadi olahraga low impact. Olahraga low impact seperti itu sangat cocok untuk penderita gangguan sendi, misalnya osteoarthritis,” jelas dr. Alvin.

Selain bersepeda, olahraga low impact lainnya yang disarankan untuk orang yang punya permasalahan sendi, yaitu berenang. Sedangkan olahraga yang mesti dihindari oleh mereka yang sakit sendi, khususnya sendi lutut, yaitu lari, basket, dan olahraga lainnya yang membutuhkan lompatan.

“Dengan demikian, kalau yang dicari adalah unsur kesehatannya, harga sebuah sepeda bukan menjadi fokus utama. Mau mahal atau murah, selama alat olahraga tersebut dapat digunakan dengan baik dan orang itu cocok dengan olahraga yang dilakoni, tentu manfaatnya bisa dirasakan,” dr. Alvin menegaskan.

Manfaat Bersepeda

Terlepas dari tren olahraga apa yang sedang dilakoni dan jenis sepeda apa yang dimiliki, sebenarnya yang paling penting diingat adalah soal manfaat bersepedanya. Jika Anda melakukannya hanya sesekali dan hanya menjadikannya sebagai konten media sosial, tentu manfaat sejati dari olahraga ini tidak akan dirasakan.

Adapun manfaat bersepeda menurut dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc, MSc dan dr. Nadia Octavia dari KlikDokter, antara lain berikut ini.

  • Sepeda merupakan salah satu simbol moda transportasi yang ramah lingkungan dan berdampak positif pada iklim dan cuaca. Sinergi antara sepeda dan penggunanya juga membangun kreativitas.
  • Seseorang yang mengayuh sepeda menggunakan hampir semua kelompok otot utama pada tubuh. Dengan melakukan olahraga bersepeda selain pernapasan Anda terlatih, otot-otot tubuh Anda juga akan turut terlatih.
  • Bersepeda melatih kesehatan jantung, menunjang pernapasan yang efektif, serta membantu menjaga berat badan agar tetap stabil.
  • Selain membuat aktif bergerak, bersepeda membuat Anda lebih bahagia karena berada di alam terbuka dan melihat pemandangan.
  • Bersepeda secara rutin juga dapat mengurangi penurunan risiko demensia atau fungsi kognitif (daya pikir). Berdasarkan studi yang dilakukan pada tahun 2013, dilaporkan bahwa selama bersepeda, aliran darah di otak dapat meningkat (atau lebih lancar) hingga 28 persen, bahkan 70 persen di area otak tertentu.

  • Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Cape Town, Afrika Selatan, berolahraga (termasuk bersepeda) secara rutin dapat meningkatkan kekebalan tubuh hingga 40 persen dibandingkan dengan orang tidak berolahraga sama sekali.

Menjadi pelaku atau penikmat tren sepeda mahal sah-sah saja untuk dilakukan. Namun, ingatlah untuk selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan untuk setiap aktivitas fisik yang Anda pilih. Semoga saja tren ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan dan bisa memberikan motivasi lebih untuk berolahraga, baik sendiri maupun beramai-ramai.

(AYU/RPA)

bersepedaHidup Sehat

Konsultasi Dokter Terkait