Kesehatan Umum

Ingin Cepat Sembuh, Jangan Membohongi Dokter Tentang Hal Ini!

dr. Rio Aditya, 15 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Riwayat kesehatan sangat penting dalam penanganan penyakit. Bila ingin cepat sembuh, jangan membohongi dokter tentang hal-hal ini, ya!

Ingin Cepat Sembuh, Jangan Membohongi Dokter Tentang Hal Ini!

Saat konsultasi ke dokter, pasien kerap menutup-nutupi tentang riwayat penyakit atau hal-hal lainnya dengan alasan malu. Padahal, bohong pada dokter bisa memengaruhi diagnosis penyakit beserta pengobatannya.

Setiap orang yang ingin ke dokter pasti berharap sembuh setelahnya. Anda ingin pengobatan tepat sasaran dan proses penyembuhan berlangsung cepat. Sayangnya, ini sering terhambat karena pasien kurang jujur.

 

Jangan Membohongi Dokter Tentang Hal Ini!

Beberapa kondisi yang sering kali disembunyikan saat pemeriksaan dengan dokter meliputi:

  1. Apa yang Dikonsumsi 

Untuk dapat memberikan diagnosis yang tepat khususnya mengenai gangguan saluran pencernaan, apa yang terakhir dikonsumsi oleh pasien sangatlah penting.

Artikel Lainnya: 4 Alasan Anda Perlu Konsultasi Dokter Sebelum Minum Suplemen

Memang, dokter tetap bisa mendiagnosis penyebab infeksi saluran pencernaan dengan tes laboratorium dan pemeriksaan fisik lainnya. Namun, jika Anda bohong pada dokter soal makanan apa yang sering dikonsumsi atau terakhir dikonsumsi, Anda jadi tidak tahu apa yang sebaiknya dihindari agar kondisi ini tidak terjadi lagi.

  1. Riwayat Operasi 

Jika Anda pernah menjalani prosedur medis, baik tindakan kecil hingga operasi besar, hal ini harus tetap diceritakan saat konsultasi dengan dokter. Mengetahui seluruh riwayat pasien akan sangat membantu dalam menentukan tindakan-tindakan berikutnya dan memberikan gambaran yang lebih detail mengenai kondisi pasien.

Contohnya, jika seorang pasien pernah menjalani operasi pengangkatan kelenjar tiroid, maka biasanya pasien tersebut akan rutin mengonsumsi obat yang menggantikan fungsi hormon tiroid. Dokter perlu mengetahuinya agar obat-obatan yang diberikan tidak saling berinteraksi.

  1. Rutinitas Minum Obat 

Biasanya, saat seseorang mengalami sakit yang cukup parah, pemeriksaan tak cuma dilakukan sekali. Tiga sampai lima hari kemudian, pasti dokter menyuruh Anda untuk kembali lagi dan menanyakan kondisi kesehatan Anda.

Artikel Lainnya: Untung Rugi Melakukan Konsultasi dengan Psikolog Online

Jika Anda tidak jujur atau bohong pada dokter mengenai obat yang diberikan, apakah benar-benar diminum atau tidak, atau apakah ada efek samping yang ditimbulkan atau tidak, dokter tidak bisa mengetahui efektivitas pengobatan.

Ujung-ujungnya, Anda yang bisa merugi karena waktu penyembuhan jadi lebih lama dan berisiko mengalami resistensi obat.

  1. Kondisi Mental 

Penyakit yang tidak kunjung sembuh atau yang mengganggu aktivitas Anda, dapat memicu stres bahkan depresi. Pengobatan harus dilakukan secara holistik, artinya tidak hanya mementingkan kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental pasien.

Saat konsultasi dengan dokter, sebaiknya Anda memberitahukan apa yang Anda rasakan dengan apa adanya. Jika merasa lelah dan frustrasi, ceritakan juga kepada dokter Anda.

Jangan bohong pada dokter mengenai hal ini karena bisa menjadi bumerang. Apabila dokter mengetahui kondisi pasien secara menyeluruh, maka langkah-langkah yang diambil berikutnya pasti juga akan memperhatikan semua aspek, baik fisik maupun mental.

  1. Aktivitas Seksual 

Bila saat konsultasi dokter menanyakan hal ini, mereka bukannya ingin menghakimi, melainkan sebagai upaya untuk mencari tahu penyebab gangguan kesehatan Anda.

Sederhananya, pengobatan mesti sesuai dengan penyebab. Jika tidak jujur dengan aktivitas seks, dokter akan kesulitan menemukan penyebabnya, bahkan bukan tak mungkin bisa terjadi kesalahan diagnosis. Otomatis, pengobatan jadi tak tepat sasaran.

Artikel Lainnya: 5 Hal yang Dapat Anda Diskusikan saat Datang ke Dokter

  1. Riwayat Aborsi 

Dalam merencanakan kehamilan, dokter perlu mengetahui riwayat medis yang lengkap, termasuk soal aborsi. Jika seorang pasien pernah menjalani aborsi dan ternyata dilakukan tanpa prosedur dan sesuai indikasi, hal ini bisa sangat berpengaruh ke depannya.

Tindakan aborsi yang dilakukan bukan oleh tenaga profesional dan sesuai indikasi bisa meninggalkan luka pada rahim. Hal ini dapat mengganggu proses implantasi dan tindakan lainnya seperti prosedur in-vitro fertilization atau bayi tabung. Maka dari itu, kejujuran sangatlah penting.

  1. Kebiasaan Merokok 

Setiap dokter, mulai dari ahli jantung hingga dokter kulit, akan menanyakan hal ini sebelum menegakkan diagnosis dan memberikan rekomendasi pengobatan. Kalau memang Anda perokok, ya, katakan dengan jujur.

Pasalnya, nikotin sangat bisa merugikan proses penyembuhan luka. Tidak hanya mengenai luka saja, jika seorang perokok mengalami patah tulang dan tetap merokok bahkan setelah operasi, proses penyambungan tulang akan berlangsung lebih lama dan meningkatkan risiko gagalnya penyambungan tulang.

  1. Preferensi Seksual

Preferensi seksual juga sebaiknya tidak ditutup-tutupi oleh pasien saat konsultasi dengan dokter. Mengapa?

Contohnya, pada orang yang menyukai sesama jenis seperti laki-laki dengan laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap infeksi HIV. Beberapa penyakit seperti TBC berat, radang selaput otak, diare kronis bisa disebabkan karena adanya infeksi HIV. Untuk itu, Anda tak perlu bohong pada dokter mengenai hal ini.

Itulah mengapa Anda sebaiknya tidak bohong pada dokter mengenai hal-hal yang tadi dijelaskan. Sama seperti psikolog atau psikiater, dokter juga memiliki kode etik menjaga kerahasiaan riwayat dan kondisi kesehatan pasien.

Ketimbang berbohong atau menutup-nutupi, lebih baik jujur saja. Dokter tetap akan merekomendasikan pengobatan terbaik untuk mengatasi kondisi yang Anda alami.

[FY/ RS]

Membohongi DokterRiwayat KesehatanDiagnosis Dokter

Konsultasi Dokter Terkait