Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatJantungPengaruh Trigliserida terhadap Asam Urat
Jantung

Pengaruh Trigliserida terhadap Asam Urat

dr. Reza Fahlevi, 24 Nov 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Biasanya, penderita asam urat memiliki kadar trigliserida tinggi. Sebenarnya, apa pengaruh trigliserida terhadap asam urat?

Pengaruh Trigliserida terhadap Asam Urat

Peningkatan trigliserida dan asam urat cukup ditakuti sebagian orang. Keduanya termasuk dalam sindrom metabolik di samping hipertensi, diabetes, dan obesitas. Biasanya, hasil pemeriksaan penderita asam urat menunjukkan kadar trigliserida yang tinggi. Namun sebenarnya, apa pengaruh trigliserida terhadap asam urat?

Mekanisme Pembentukan Trigliserda dan Asam Urat

Trigliserida adalah produk hasil dari proses pencernaan lemak yang masuk ke dalam sirkulasi darah. Satu unit trigliserida terdiri dari tiga asam lemak dan satu gliserol. 

Selanjutnya, trigliserida akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, yang kemudian akan diubah menjadi energi dalam proses metabolisme. Jika kadarnya berlebihan, trigliserida kemudian akan disimpan di dalam hati dan jaringan lemak sebagai sumber energi cadangan.

Akan tetapi, semakin tinggi kadar trigliserida (hipertrigliseridemia) yang beredar dalam darah, maka berbagai risiko penyakit terkait pembuluh darah akan meningkat—misalnya penyakit jantung koroner dan stroke—karena kadar lemak dalam darah yang tinggi ini dapat menempel di pembuluh darah menyebabkan sumbatan. Itulah mengapa hipertrigliseridemia termasuk dalam kelompok sindrom metabolik.

Berbeda dengan trigliserida, asam urat terbentuk dari sisa metabolisme purin. Purin dapat berasal dari makanan dan minuman yang mengandung tinggi purin, seperti sayuran hijau, bir, jeroan, seafood, atau berasal dari materi inti sel yang keluar saat proses pemecahan sel-sel tubuh.

Setelah dimetabolisme melalui beberapa tahap, purin akan diubah menjadi asam urat. Asam urat ini kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui urine.

Jika berlebihan, asam urat dalam darah akan mengendap di berbagai sendi tubuh dan menyebabkan penyakit gout. Selain di sendi, asam urat juga dapat menumpuk di ginjal dan membentuk batu ginjal.

Selain itu, asam urat juga dapat menyebabkan reaksi oksidatif yang mengganggu pembuluh darah dan jantung, sehingga dapat menjadi faktor risiko terjadinya penyakit pembuluh darah—sama seperti hipertrigliseridemia.

Tanda-tanda Peningkatan Trigliserida dan Asam Urat

Peningkatan trigliserida biasanya tidak menimbulkan gejala, terutama pada fase-fase awal. Hipertrigliseridemia baru menunjukkan gejala jika kadar trigliserida dalam darah amat tinggi atau sudah berlangsung dalam jangka waktu lama.

Gejalanya berupa nyeri perut, sesak napas, sering pusing, gangguan penglihatan, serta penumpukan lemak di bawah lapisan kulit berbentuk seperti bentolan-bentolan kuning yang disebut dengan xanthelasma.

Peningkatan asam urat pada awalnya juga tidak menimbulkan gejala. Namun, jika tidak ditangani, dapat menimbulkan penyakit gout yang ditandai dengan adanya benjolan-benjolan di sendi yang disertai nyeri.

Selain itu, jika sudah menyebabkan batu ginjal, dapat muncul gejala batu ginjal seperti nyeri pinggang, nyeri perut yang hilang timbul, pipis berpasir, dan pipis berdarah. 

Hubungan antara Trigliserida dan Asam Urat

Kadar trigliserida dan asam urat yang tinggi sama-sama berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Walaupun demikian, hubungan antara trigliserida dan asam urat sebenarnya masih belum jelas.

Data di Amerika Serikat menunjukkan jumlah populasi yang mengalami peningkatan kadar asam urat dan trigliserida kian hari kian bertambah, seperti halnya prevalensi obesitas secara global. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga mulai banyak yang mengalami obesitas, sehingga komplikasi berupa peningkatan kadar trigliserida dan asam urat juga tak sedikit ditemukan.

Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan antara hipertensi, obesitas, dan gangguan ginjal dengan peningkatan kadar asam urat. Sementara itu, penyakit diabetes dan obesitas berkaitan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Namun demikian, belum ditemukan adanya pengaruh trigliserida terhadap kadar asam urat maupun sebaliknya secara langsung. Makanan tertentu, seperti makanan tinggi fruktosa yang banyak terdapat dalam buah-buahan, dapat menyebabkan peningkatan asam urat maupun trigliserida.

Biasanya, hasil pemeriksaan penderita asam urat menunjukkan kadar trigliserida yang juga tinggi. Meski begitu, pengaruh trigliserida terhadap asam urat maupun sebaliknya belum diketahui pasti. Untuk mengendalikan trigliserida dan asam urat, Anda disarankan untuk membatasi konsumsi makanan yang tinggi akan purin; kurangi konsumsi lemak, alkohol, dan karbohidrat; serta rutin berolahraga yang dapat membakar lemak seperti aerobik.

(RN/RPA)

GoutAsam UratSindrom MetabolikTrigliseridaHipertrigliseridemia

Konsultasi Dokter Terkait