Seks

Inilah Pentingnya Edukasi Seks Sejak Dini

Nur Budhi, 22 Nov 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Edukasi seks sejak dini penting dilakukan agar generasi muda terhindar dari penyakit menular seksual dan berbagai kondisi merugikan lainnya.

Inilah Pentingnya Edukasi Seks Sejak Dini

Pembicaraan mengenai edukasi seks masih jadi hal tabu di Indonesia. Ini dibuktikan dari sedikitnya orang tua yang masih ragu atau enggan berbicara tentang seks pada anak. Padahal, edukasi seks sejak dini yang dilakukan dengan cara tepat, dapat membantu menurunkan risiko infeksi menular seksual dan berbagai kondisi merugikan lainnya.

Berangkat dari alasan itu, Reckitt Benckiser (RB) melalui merek kontrasepsi Durex meluncurkan secara lengkap hasil survei perdana terkait komunikasi kesehatan reproduksi dan edukasi seksual pada hari ini, Kamis (21/11).

Bersamaan dengan peluncuran hasil survei lengkap ini, Durex RB Indonesia juga menyediakan kampanye Corporate Social Responsibility (CSR). Kampanye ini bertujuan untuk menormalisasikan perbincangan seksual dalam konteks ilmiah namun tetap ringan, bernama Eduka5eks.

Di balik istilah Eduka5eks tersimpan lima langkah mudah memahami pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi bersama Durex Indonesia. Lima langkah tersebut meliputi:

  • Ayo pahami

Ini adalah sikap terbuka untuk memperoleh lebih banyak informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi.

Bagi Anda generasi muda yang memasuki usia pubertas, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi kepada orang tua secara terbuka. Dalam menanggapinya, orang tua juga harus memberikan pemahaman yang baik dan bijak.

  • Mari bicara

Berani untuk memulai percakapan. Jadi, bagi Anda generasi muda yang baru saja memasuki masa pubertas, jangan ragu untuk berbicara mengenai segala perubahan tubuh kepada orang tua ataupun orang kepercayaan yang tahu faktanya.

Jangan ragu untuk mulai membicarakan seputar kesehatan reproduksi dan seksual pada orang terdekat atau praktisi kesehatan apabila diperlukan.

  • Saling menghargai

Menghargai pendapat dan keputusan orang lain. Maksudnya, orang tua perlu menghargai sikap anak saat memutuskan untuk berbicara soal kesehatan reproduksi dan seksual.

Jangan pernah menertawakan, menyudutkan, apalagi sampai menghakimi sikap anak yang demikian. Lebih baik dengarkan dan berikan informasi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

  • Selalu bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas diri sendiri, pasangan dan keluarga. Bagi generasi muda yang belum menikah, Anda wajib tahu bahwa setiap tindakan yang dilakukan dapat berimbas pada masa depan.

Contoh, melakukan hubungan seksual di luar nikah dapat menyebabkan kehamilan yang tidak direncanakan atau terkena penyakit menular seksual.

Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mengambil keputusan yang tepat demi masa depan diri sendiri dan orang-orang tercinta.

  • Cek rutin

Mulai melakukan pemeriksaan secara rutin, apalagi bila mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan kesehatan seksual ataupun reproduksi. Tindakan ini dilakukan agar penyakit bisa segera diatasi dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak menimbulkan hal-hal merugikan di kemudian hari.

Tidak hanya itu, bagi pria dan wanita yang hendak menikah, cek rutin ke dokter juga perlu dilakukan. Agar, penularan penyakit seksual bisa dicegah. Dengan ini, pasangan atau keturunan Anda nantinya akan terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

“Kami mendorong konsumen Indonesia untuk menormalisasikan komunikasi kesehatan reproduksi dan edukasi sosial antara anak muda dan orang tua serta pasangan menikah,” kata General Manager Reckitt Benckiser Indonesia, Srinivasan Appan.

“Karena, profil ketiganya saling berhubungan satu sama lain dan mampu memberikan dampak signifikan terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit menular seksual, khususnya HIV/AIDS,” sambungnya.

“Oleh karena itu, kami menyediakan Eduka5eks untuk memasok informasi yang kredibel sekaligus membawa perbincangan seksual dalam konteks ilmiah namun tetap ringan,” ujar Srinivasan Appan.

Memberikan sambutan di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Indonesia, dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan bahwa dirinya memberikan apresiasi atas langkah dan upaya Reckitt Benckiser untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan reproduksi melalui edukasi seksual bagi konsumen Indonesia.

Menutup acara, Direktur CSR Reckitt Benckiser Indonesia, dr. Helena Rahayu Wonoadi mengatakan bahwa pihaknya akan berkolaborasi dengan beragam pemangku kepentingan.

“Kolaborasi tersebut bertujuan untuk membangun koalisi dalam kegiatan pemilihan duta mahasiswa dan tur di beberapa kampus guna menyelesaikan tantangan komunikasi kesehatan dan edukasi seksual di lingkungan sekitar anak muda,” pungkasnya.

Sadar akan pentingnya edukasi seks sejak dini, Durex bersama sejumlah pemangku kepentingan seperti Kementerian Kesehatan, Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual Indonesia (KSIMSI) dan beberapa LSM berharap mampu memberikan edukasi seksual yang merata pada semua lapisan masyarakat Indonesia lewat kampanye Eduka5eks.

Diharapkan, edukasi seks sejak dini bisa membantu generasi muda lebih memahami kesehatan reproduksi dan seksual sehingga benar-benar terhindar dari risiko penyakit menular seksual di kemudian hari.

(RPA/ RH)

liputanedukasi sekspenyakit menular seksual

Konsultasi Dokter Terkait