HomePsikologiRelationshipCiri-Ciri Toxic Relationship, Hubungan Kamu Termasuk?
Relationship

Ciri-Ciri Toxic Relationship, Hubungan Kamu Termasuk?

dr. Nadia Octavia, 23 Agu 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Toxic relationship atau hubungan toksik bisa berbahaya jika dibiarkan. Apa kamu terjebak di dalamnya? Kenali dulu ciri-ciri toxic relationship di sini.

Ciri-Ciri Toxic Relationship, Hubungan Kamu Termasuk?

Saat ini sedang viral di media sosial hubungan toxic dalam rumah tangga seorang yang diduga petinggi sebuah perusahaan plat merah dengan istrinya, yang terekam dan tersebar luar, dan erat kaitannya dengan kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Nah, berbicara tentang hubungan toxic atau toxic relationship, sebenarnya apa saja ciri-cirinya, dan mengapa bisa erat juga kaitannya dengan KDRT?

Namun sebelum kami membahasnya, kalau kamu ingin berbagi keresahan dan bercerita mengenai permasalahan kamu, ceritakan pada psikolog andalan kami di sini!

Kata toxic berarti ‘racun’. Normalnya, orang tidak ingin terkena racun di dalam semua aspek kehidupan, termasuk hubungan.

Sayangnya, sebagian orang tidak sadar bahwa dirinya terjebak dalam hubungan asmara yang toksik. 

Keluarga, sahabat, atau orang di sekitar kamu mungkin sudah berulang kali mengingatkan mengenai hubungan toksik yang sedang kamu jalani. 

Namun karena kadung cinta dan sayang, kamu tidak lagi bisa berpikir logis. Jika ingin tahu apakah hubungan kamu termasuk sehat atau tidak, berikut tanda atau ciri-ciri terjebak di dalam toxic relationship.

1. Tidak Saling Mendukung Satu Sama Lain

Hubungan yang sehat didasarkan oleh keinginan bersama untuk melihat orang lain berhasil di semua bidang kehidupan. 

Namun, saat segalanya berubah menjadi racun, setiap pencapaian justru menjadi kompetisi. 

kamu mungkin merasa tidak mendapat dukungan dari pasangan. Beberapa dari kamu mungkin merasakan persaingan, bahkan saling meremehkan.

Hal ini bisa menjadi salah satu ciri-ciri toxic relationship. Jika berlangsung terus menerus, hubungan semacam ini bisa menyebabkan satu sama lain menjadi tidak percaya diri. 

Padahal seharusnya pasangan menjadi supporter nomor satu dalam hidup kamu dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup. 

2. Penuh Ucapan Kasar dan Kritik Tidak Membangun

Alih-alih memperlakukan satu sama lain dengan kebaikan, sebagian besar percakapan kamu dengan pasangan justru dipenuhi dengan sarkasme, kritik tidak membangun, bahkan permusuhan terbuka (membentak sampai didengar orang lain). 

Karena selalu seperti itu, kini kamu mulai menghindar untuk berbicara satu sama lain Berbicara kasar dengan pasangan merupakan salah satu bentuk kekerasan verbal dan merupakan ciri-ciri toxic relationship. 

Sudah seharusnya hubungan yang sehat diisi dengan kasih sayang bukannya penuh ucapan kasar. 

Artikel Lainnya: Punya Pasangan Stonewalling Bikin Pusing, Apa Solusinya?

3. Cemburu Berlebihan

Mengalami cemburu dalam hubungan asmara itu normal. Akan tetapi, kalau sudah sampai berlebihan dan posesif, hal itu justru menjadi bumerang dan bukan jadi bumbu perekat hubungan lagi. 

Hubungan yang sehat umumnya dilandasi dengan kepercayaan dan ketenangan. Akan lebih sehat lagi jika kepercayaan di dalam hubungan benar-benar dijaga.

Sebagian orang bilang kalau cemburu merupakan salah satu bentuk kasih sayang dan kepedulian terhadap pasangan. 

Namun jika cemburu tersebut berlebihan dan membatasi aktivitas, bisa jadi kamu terjebak pada toxic relationship. 

4. Terlalu Mengontrol Perilaku

Mempertanyakan di mana pasangan sepanjang waktu dan marah saat si dia tidak segera menjawab chat adalah tanda perilaku pengendalian yang bersifat toxic

Antara posesif dan pengendalian perilaku berlebih biasanya saling berhubungan. Karena si pasangan terlalu cemburuan, sampai-sampai kamu tidak diperbolehkan untuk berteman dengan siapa pun.

Awalnya pasangan mungkin hanya membatasi interaksi dengan lawan jenis agar tidak terlalu jauh. 

Namun lama kelamaan, kamu dibatasi tidak boleh bertemu dengan sahabat sendiri. Tentu hal tersebut bisa memicu munculnya rasa tidak nyaman dan membuat kamu tidak bisa berinteraksi sosial dengan orang lain. 

Artikel Lainnya: Topik yang Menarik untuk Dibincangkan dengan Pasangan

5. Penuh Ketidakjujuran

Jika sering berbohong tentang apa yang kamu lakukan sehari-hari, bohong dengan perasaan yang kamu rasakan, dan banyak hal yang disembunyikan terhadap pasangan, maka kamu perlu berhati-hati. Sebab, kamu dapat berperan sebagai “tokoh” yang menciptakan toxic relationship.

Sering berbohong dengan pasangan juga bisa menandakan kamu tidak nyaman untuk menceritakan semua hal. 

Kemungkinan kamu takut pasangan marah, tidak terima, atau memang kamu sedang menutupi sesuatu. 

Jika sering berbohong, mulai dari hal kecil hingga hal besar, hal itu bisa menjadi ciri-ciri toxic relationship. Karena seharusnya pasangan bisa menjadi orang yang paling tahu tentang hidup kamu dan menerima diri kamu apa adanya. 

6. Tidak Saling Menghargai

Sesekali lupa terhadap momen penting bukanlah menjadi sebuah masalah, apalagi jika perilakunya tetap menunjukkan penghargaan. 

Namun, jika pasangan selalu melupakan hal-hal yang bersifat penting terkait hubungan dan diri kamu, maka itu bisa jadi bibit dari hubungan toksik.

Tidak pernah berusaha menyukai hal-hal yang telah dilakukan atau dibuat oleh salah satu pihak juga termasuk, lho.

Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Pasangan yang Moody Menurut Psikolog

7. Selalu Memutuskan Sesuatu Secara Sepihak

Dalam tanda toxic relationship, diskusi bukan metode yang dianggap baik untuk memecahkan masalah. 

Padahal, ketika menjalin hubungan, apalagi sudah menikah, semuanya harus diputuskan bersama karena menyangkut hidup pasangan. 

Jika pasangan selalu membuat keputusan sendiri, terlebih itu soal keuangan atau hal lain yang bersifat penting dan besar, maka ada sesuatu yang tak beres di sini. 

Bisa jadi pasangan sedang menutupi sesuatu dari kamu atau memang pasangan merasa lebih superior sehingga merasa tak perlu membicarakan hal penting dengan kamu. 

8. Terlalu Sering Stres

Bertengkar sampai bikin stres saat menjalin hubungan itu wajar. Namun, jika terlalu sering hingga kamu memiliki perasaan negatif yang tak kunjung hilang, hal tersebut dapat menjadi indikator bahwa hubungan kamu mengarah ke ciri-ciri toxic relationship

Jangan biarkan diri kamu mengalami stres terlalu lama. Sebab stres dapat menurunkan kondisi kesehatan kamu.

Selain itu stres terus menerus dapat menyebabkan seseorang rentan alami depresi. Menjalin hubungan dengan orang lain wajar jika mengalami suka-duka. 

Tetapi jika hampir setiap saat kamu bersedih, galau, dan stres, sebaiknya pertimbangkan ulang melanjutkan hubungan Anda. 

9. Jadi Tidak Menyayangi Diri Sendiri

Kata orang, cinta memang butuh pengorbanan. Namun, pada hubungan toxic relationship, kamu mungkin melakukan pengorbanan yang tidak sepadan, sampai-sampai diri sendirilah yang dirugikan. 

Kalau sampai dominasi si dia membuat kamu berhenti melakukan hal-hal positif yang dulu sering dilakoni, maka kondisi itu sudah bukan hal yang wajar lagi.

Terlebih jika pengorbanan yang dilakukan secara sepihak, di mana pasangan ingin semua keinginannya dituruti dan tidak mempertimbangkan situasi serta kondisi kamu. 

Hati-hati, lho, ujung-ujungnya hal ini bisa membuat kamu menjadi tak lagi menyayangi diri sendiri karena terlalu “fokus” membahagiakan pasangan dan mengabaikan diri sendiri. 

Artikel Lainnya: Kenali Tahapan Hubungan Romantis dengan Pasangan

10. Membiarkan Masalah Berlalu dengan Sendirinya

Ya, kamu dan pasangan punya kebiasaan untuk mendiamkan dan melupakan suatu masalah hingga masalah tersebut “hilang” dimakan waktu. 

Normalnya, masalah itu harus dibicarakan dan diselesaikan. Jika cuma mengandalkan waktu, itu sama saja dengan mengubur bangkai. Memang tidak terlihat, tetapi baunya akan tetap ada. Suatu saat, baunya itu akan benar-benar busuk dan mengganggu sekitarnya.

Ada nasihat turun menurun yang mengatakan jika sudah berumah tangga sebaiknya selesaikan masalah dan berdiskusi dengan pasangan sebelum tidur. 

Tidur sambil menyimpan rasa kesal, amarah, dan dendam dengan pasangan mungkin akan membuat kamu merasa lebih baik keesokan harinya. 

Padahal hal itu ibarat bom waktu. Masalah yang tidak benar-benar didiskusikan dengan baik hanya akan menjadi bumerang di kemudian hari.

11. Terjadi KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) tentu bisa dianggap sebagai bentuk dari toxic relationship. KDRT melibatkan tindakan kekerasan, baik fisik, psikologis, seksual, maupun penelantaran, yang semuanya merupakan ciri-ciri dari hubungan yang beracun atau toxic.

Toxic relationship atau hubungan yang beracun biasanya dicirikan oleh adanya perilaku yang merugikan satu atau kedua belah pihak dalam hubungan tersebut, seperti manipulasi, pengendalian, jealositas yang berlebihan, penghinaan, dan kekerasan. KDRT adalah salah satu manifestasi ekstrem dari toxic relationship.

Namun, perlu dicatat bahwa sementara semua KDRT adalah bentuk dari toxic relationship, tidak semua toxic relationship melibatkan KDRT. Sebagai contoh, hubungan bisa beracun karena adanya manipulasi emosional tanpa adanya kekerasan fisik. Namun, keduanya merugikan dan berpotensi membahayakan bagi pihak yang terlibat, sehingga penting untuk mengenali tanda-tanda dan mencari bantuan jika diperlukan.

Artikel Lainnya: Lebih Mendahulukan Teman Ketimbang Pasangan, Apa Sebabnya?


Apakah kamu pernah atau sedang mengalami ciri-ciri toxic relationship di atas? Jika ya, sebaiknya segera komunikasikan dengan pasangan. Namun jika memang sudah tidak dapat diatasi lagi, pertimbangkan untuk pergi dari hubungan tersebut. 

Ketahui informasi kesehatan lainnya, termasuk tips hubungan asmara dengan membaca artikel di aplikasi KlikDokter. 

(OVI/JKT)

RelationshipToxic RelationshipHubungan Toksik

Konsultasi Dokter Terkait