Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatKesehatan UmumSering Dikira Migrain, Ini Bedanya dengan Neuralgia Oksipital
Kesehatan Umum

Sering Dikira Migrain, Ini Bedanya dengan Neuralgia Oksipital

dr. Theresia Rina Yunita, 22 Sep 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Karena gejalanya mirip, neuralgia oksipital sering dikira migrain. Kenali cara membedakannya lewat artikel ini.

Sering Dikira Migrain, Ini Bedanya dengan Neuralgia Oksipital

Neuralgia oksipital adalah nyeri saraf akibat peradangan dan cedera saraf oksipital di otak. Kondisi ini sering kali dikira migrain atau sakit kepala biasa karena gejalanya yang mirip.

Saraf oksipital mengatur kerja dan gerak bagian atas tulang belakang (servikal) hingga ke pangkal tengkorak. Hal inilah yang menyebabkan munculnya gejala utama neuralgia oksipital, yaitu nyeri kepala di bagian belakang (pangkal tengkorak).

Neuralgia oksipital sering kali tidak terdiagnosis karena mirip dengan migrain atau sakit kepala lainnya. Itulah kenapa Anda perlu tahu cara membedakan neuralgia oksipital dengan sakit kepala lainnya untuk membantu menegakkan diagnosis. Pasalnya, cara penanganannya sangat berbeda.

Sekilas mengenai neuralgia oksipital

Neuralgia oksipital bisa merupakan sakit kepala tipe primer maupun  sekunder. Untuk tipe primer, hingga saat ini belum diketahui pasti penyebabnya. Sedangkan untuk tipe sekunder, biasanya sakit kepala dikaitkan dengan penyakit yang mendasari, seperti tumor, trauma, infeksi, penyakit sistemik, atau perdarahan.

Neuralgia oksipital juga dapat dipicu akibat adanya masalah otot leher. Otot leher yang tegang dan kaku dapat menekan saraf oksipital dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan inflamasi atau cedera pada saraf oksipital. Radang sendi, degenerasi tulang, ataupun spondilosis (proses penurunan fungsi pada tulang belakang) juga bisa menyebabkan penekanan pada saraf oksipital.

Cara membedakan neuralgia oksipital dan migrain

Gejala utama neuralgia oksipital adalah sakit kepala di bagian belakang, tepatnya di pangkal tengkorak. Selain itu, ditemukan pula sensasi terbakar dan berdenyut yang dapat hilang timbul. Sakit kepala ini bisa menjalar hingga ke leher, tetapi pada beberapa kasus juga ditemukan menjalar ke area belakang mata dan sekitarnya.

Gejala neuralgia oksipital sering dikaitkan dengan migrain karena rasa sakitnya yang hanya menyerang salah satu sisi kepala. Padahal pada kasus neuralgia oksipital, nyeri juga bisa menyerang kedua sisi kepala.

Menegakkan diagnosis neuralgia oksipital

Diagnosis neuralgia oksipital ternyata tidak mudah. Dibutuhkan pemeriksaan khusus selain wawancara medis dan pemeriksaan fisik.

Dokter mungkin menyarankan pemeriksaan MRI dan CT scan untuk. Dokter juga dapat memberikan blok saraf untuk mengecek apakah nyeri yang ditimbulkan berasal dari saraf oksipital.

Dokter spesialis saraf dapat membantu mengidentifikasi neuralgia oksipital lewat satu atau beberapa metode, seperti:

  • Menanyakan riwayat pasien. Jika rasa sakit dimulai di leher lalu menjalar naik ke alis, itu merupakan gejala neuralgia oksipital yang khas.
  • Pemeriksaan dasar. Misalnya, dokter dapat mereproduksi nyeri dengan memberi tekanan pada saraf oksipital di pangkal tengkorak.
  • Penggunaan blok saraf. Jika nyeri hilang setelah saraf oksipital dibuat mati rasa, maka kemungkinan besar biang keroknya adalah neuralgia oksipital.

Kalau migrain cenderung punya pemicu yang bisa diidentifikasi dan bisa disertai dengan aura (gangguan visual dan gejala lain yang mendahului sakit kepala). Nah, neuralgia oksipital umumnya tidak memiliki karakteristik seperti itu.

Pengobatan neuralgia oksipital

Jika masuk dalam tipe sakit kepala primer, dokter hanya bisa mengurangi atau mengontrol nyeri. Namun jika masuk dalam tipe sekunder, penyakit yang mendasarinya harus dideteksi dan ditangani terlebih dulu.

Berikut ini adalah beberapa pengobatan yang bisa menjadi pilihan saat neuralgia oksipital menyerang, yaitu:

  • Kompres bagian leher dan pangkal kepala dengan menggunakan kain hangat.
  • Berbaring atau beristirahat sejenak dari aktivitas.
  • Cari tempat yang sepi dan nyaman untuk menenangkan diri.
  • Bila memungkinkan, lakukan pemijataan secara lembut di area leher dan belakang kepala.
  • Konsumsi obat pereda nyeri.
  • Penggunaan obat pelemas otot (muscle relaxant), antidepresi, antikejang, steroid, dan blok saraf.

Apabila cara-cara di atas masih tak mampu juga mengatasi nyeri akibat neuralgia oksipital, dokter dapat mempertimbangkan prosedur operasi. Untuk mencegah kekambuhan kondisi tersebut, Anda menghindari hal-hal ini:

  • Melakukan aktivitas berat seperti olahraga ekstrem, khususnya di bagian leher dan kepala.
  • Mengangkat beban berat.
  • Kebiasaan membunyikan leher.
  • Posisi tidur yang tidak ideal.

Sampai di sini, neuralgia oksipital jangan lagi dikira migrain atau sakit kepala lainnya, ya! Mengenali perbedaannya bisa menjadi “bekal” Anda berkonsultasi ke dokter, sehingga diagnosis bisa ditegakkan dan kondisi nyeri kepala tersebut bisa ditangani dengan tepat.

(RN/ RVS)

MigrainNyeri KepalaSakit KepalaNeuralgia OksipitalNyeri Saraf OksipitalGejela Neuralgia Oksipital

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter