HomeIbu Dan anakKehamilanKenali PPCM, Penyakit Jantung pada Ibu Hamil
Kehamilan

Kenali PPCM, Penyakit Jantung pada Ibu Hamil

dr. Devia Irine Putri, 12 Agu 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Penyakit jantung pada ibu hamil atau PPCM mungkin saja tidak terdeteksi. Kenali gejalanya agar Anda menjadi lebih waspada!

Kenali PPCM, Penyakit Jantung pada Ibu Hamil

Penyakit jantung tidak hanya menyerang orang dewasa normal saja. Penyakit jantung pada ibu hamil pun ada. Dalam dunia medis, penyakit ini disebut juga peripartum kardiomiopati atau PPCM.

Penyakit jantung pada ibu hamil ini tidak hanya membahayakan ibu, tetap juga akan memengaruhi janin dalam kandungan. Oleh karena itu sangat penting bagi ibu hamil untuk mengenali gejala PPCM.

Gagal jantung di masa kehamilan

Peripartum kardiomiopati adalah bentuk gagal jantung yang menyerang wanita hamil di bulan terakhir masa kehamilan hingga 5 bulan setelah melahirkan. Kasus gagal jantung pada kehamilan memang terhitung jarang terjadi dan sering kali tidak terdiagnosis dengan baik.

Angka kejadian PPCM di seluruh dunia dapat bervariasi. Di negara Inggris, Amerika Serikat dan Jepang jumlah penderita PPCM sangatlah jarang. Hal ini berbeda dengan Karibia yang memiliki jumlah penderita PPCM 16 kali lebih banyak dibandingkan dengan tiga negara tersebut.

Sedangkan di Indonesia, jumlah wanita yang terdiagnosis PPCM baik saat hamil maupun saat masa nifas tidak diketahui secara pasti.

Apa ya penyebabnya?

Risiko gagal jantung pada wanita hamil bisa semakin meningkat apabila memiliki beberapa faktor risiko seperti pernah melahirkan lebih dari 1 kali atau pernah mengalami kehamilan kembar. Selain itu ibu hamil berusia lebih dari 30 tahun juga rentan mengalaminya. Selain itu ada pula faktor risiko lainnya seperti merupakan golongan ras kulit hitam, memiliki riwayat preeklampsia atau tekanan darah tinggi dalam kehamilan, merokok, serta mengalami malnutrisi.

Penyebab pasti dari penyakit PPCM ini sebenarnya belum diketahui secara jelas. Namun, dugaan sementara penyakit ini disebabkan oleh adanya perubahan fungsi jantung yang berubah secara mendadak dari masa kehamilan menuju ke masa nifas.

Pada kondisi PPCM, ruang–ruang pada jantung melebar dan otot jantung melemah. Hal ini menyebabkan darah tidak dapat terpompa di seluruh tubuh dengan baik, sehingga membahayakan nyawa ibu dan janin yang dikandung.

Gejala gagal jantung pada ibu hamil yang perlu diwaspadai

Gejala utama dari kegagalan jantung pada kehamilan ini serupa dengan keluhan umum pada ibu hamil, yaitu sesak napas.

Pada kehamilan normal, sesak napas disebabkan oleh semakin membesarnya rahim hingga menekan diafragma. Sehingga, paru–paru tidak dapat mengembang secara maksimal.

Namun, Anda harus berhati–hati. Apabila rasa sesak yang dialami lebih berat daripada biasanya, terutama saat beraktivitas atau berbaring dan disertai dengan rasa berdebar–debar, nyeri dada, mudah lelah, bengkak di kedua kaki, dan batuk berdarah.

Selain dengan melihat sesak dan gejala penyerta lainnya, dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung ini diperlukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah dan urine serta pemeriksaan ekokardiogram.

Pemeriksaan ekokardiogram merupakan pemeriksaan jantung yang mudah dilakukan dan bersifat tidak invasif, sehingga aman untuk dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksaan ini tidak hanya melihat fungsi jantung saja, melainkan juga dapat membantu menentukan terapi apa yang akan diberikan.

Pengobatan PPCM pada ibu hamil

Wanita hamil yang mengalami PPCM biasanya akan diberi obat–obatan seperti golongan diuretik, antikoagulan, beta blocker dan nitrat jika diperlukan. Obat–obatan ini harus dikonsumsi secara rutin untuk membantu pemulihan jantung dan mengurangi komplikasi.

Selain obat–obatan, perubahan gaya hidup seperti mengurangi makanan yang asin dan menjaga cairan yang masuk juga perlu dilakukan. Pada kasus gagal jantung yang berat, wanita hamil tersebut diharuskan tirah baring (bed rest) untuk memperbaiki aliran darah ke janin.

Bagi wanita yang mengalami PPCM, melahirkan secara pervaginam atau secara normal dapat dilakukan apabila kondisi stabil. Namun, pilihan untuk operasi caesar dilakukan apabila terdapat komplikasi yang mengancam ibu dan janin yang dikandung. 

Wanita yang memiliki PPCM juga disarankan untuk menggunakan kontrasepsi dan diharapkan tidak akan hamil di kemudian hari. Hal ini agar risiko berulangnya PPCM yang kedua kali tidak terjadi.

Selain itu, komplikasi yang akan dihadapi bisa lebih berat dibandingkan sebelumnya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan evaluasi secara berkala meski keluhan sudah tidak ada.

Penyakit jantung pada ibu hamil atau PPCM sering kali terlambat diketahui. Karena itu apabila terdapat keluhan sesak napas yang lebih berat dan disertai dengan gejala lain, sebaiknya ibu hamil segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan serta spesialis jantung untuk mendapatkan pemeriksaan yang sesuai.

[NP/ RVS]

KehamilanWanitaGejala Gagal JantungKebidanan dan KandunganGagal JantungPPCMpenyebab PPCMPengobatan PPCMIbu HamilPenyakit Jantung

Konsultasi Dokter Terkait