HomeIbu Dan anakIbu MenyusuiJam Tidur Wanita Berkurang setelah Melahirkan Anak Pertama
Ibu Menyusui

Jam Tidur Wanita Berkurang setelah Melahirkan Anak Pertama

dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, 26 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tahukah Anda bahwa jam tidur wanita cenderung berkurang setelah melahirkan anak pertama?

Jam Tidur Wanita Berkurang setelah Melahirkan Anak Pertama

Setelah wanita melahirkan anak pertama, ada banyak hal yang harus diubah dan dikelola. Salah satunya adalah pola tidur. Menjadi orang tua baru, artinya Anda mau tak mau harus melewati masa-masa berkurangnya jam tidur. Tentu, perhatian orang tua akan terpusatkan pada kebutuhan buah hati, termasuk pemberian ASI yang terkadang perlu untuk dilakukan dini hari.

Salah satu penelitian yang dilakukan di University of Warwick di Inggris dan West Virginia University di Amerika Serikat menganalisis 4.569 orang yang baru mempunyai anak pertama, baik pria maupun wanita. Para subjek ditanyakan mengenai durasi tidur setiap malamnya dan seberapa cukupkah waktu tidur mereka menurut mereka sendiri.

Penelitian ini mencakup dua pertanyaan mengenai tidur, yakni durasi rata-rata tidur pada hari kerja dan akhir pekan, dan tingkat kepuasan para individu mengenai kualitas tidurnya dari 0 sampai 10. Jika 0 berarti sangat tidak puas dan 10 berarti sangat puas. Secara keseluruhan, para peneliti mengumpulkan data dari 2.541 wanita dan 2.118 pria yang baru mempunyai anak.

Waktu dan kualitas tidur menurun hingga 4-6 tahun

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kelompok pria dan kelompok wanita sama-sama mengalami penurunan durasi tidur dan kualitas tidur setelah kelahiran anak pertamanya. Selain itu, waktu dan kualitas tidur tersebut tidak kunjung kembali ke masa prakehamilan, bahkan sampai anak pertama mencapai usia 4 hingga 6 tahun.

Perbedaan waktu tidur yang paling tinggi dari masa prakehamilan diamati terjadi pada 3 bulan setelah persalinan, di mana kelompok wanita mengalami penurunan waktu tidur sebanyak 62 menit, sedangkan kelompok pria mengalami penurunan waktu tidur sebanyak 12 menit. Para peneliti mengemukakan faktor seperti usia, status ekonomi, dan status pernikahan tidak berpengaruh pada waktu tidur maupun tingkat kepuasan tidur.

Juga didapatkan bahwa menyusui pada malam dan dini hari memengaruhi waktu tidur dari para ibu. Rata-rata, ibu yang menyusui memiliki waktu tidur 14 menit lebih sedikit dibandingkan ibu yang tidak menyusui. Sebagai tambahan, tidur yang terganggu merupakan salah satu hal yang umum terjadi pada orang tua baru. Terutama saat usia bayi masih sangat kecil, di mana mereka masih sering menangis pada malam hari.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional kohort. Tipe penelitian ini bermanfaat dalam menentukan jumlah individu di suatu kelompok besar yang mengalami masalah seperti gangguan tidur, serta apa saja faktor-faktor yang berkaitan dengannya. Namun, hal ini tidak dapat membuktikan bahwa satu faktor, misalnya kelahiran anak pertama, secara langsung menyebabkan gangguan tidur. Ini karena banyak faktor lain yang juga dapat berperan.

Para peneliti menyimpulkan bahwa perbedaan penurunan waktu tidur antara pria dan wanita dapat berhubungan dengan fakta bahwa ibu, termasuk ibu yang bekerja, menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengurus rumah tangga dan merawat anak dibandingkan dengan ayah.

Bukanlah suatu fakta yang mengejutkan bahwa kelahiran anak pertama dapat mengganggu waktu tidur. Namun, satu hal yang mungkin baru diketahui adalah perubahannya dapat bertahan lama. Jam tidur wanita bisa menurun bahkan sampai anak pertama berusia 4 hingga 6 tahun. Untuk itu, dukungan harus terus diberikan kepada orang tua baru dalam mempersiapkan persalinan, mengelola ekspektasi waktu tidur, dan menjaga agar tidak timbul berbagai risiko kesehatan akibat kekurangan tidur.

[RS/ RVS]

tidurASImelahirkanWanitaBayiAnakAnak PertamaPola tidurJam tidur

Konsultasi Dokter Terkait