Pencernaan

Perut Berbunyi Setelah Makan, Ada yang Salah?

dr. Fiona Amelia MPH, 02 Feb 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anda penasaran kenapa perut berbunyi setelah makan? Berikut fakta medis yang perlu Anda ketahui tentang kondisi tersebut.

Perut Berbunyi Setelah Makan, Ada yang Salah?

Sebagian dari Anda mungkin pernah mengalami perut berbunyi meski Anda baru saja makan. Ya, terkadang kondisi ini bisa bikin malu. Tapi Anda tak perlu cemas berlebihan, sebab kenyataannya perut berbunyi setelah makan itu kondisi yang normal.

Bunyi yang muncul dari perut merujuk pada suara-suara yang muncul dari usus halus dan usus besar, khususnya selama proses pencernaan berlangsung. Bunyinya bisa dianalogikan seperti suara air yang mengalir melalui pipa. Namun Anda mungkin lebih akrab dengan bunyi perut yang terdengar “krucuk-krucuk”.

Apa penyebab bunyi perut?

Dalam dunia medis, bunyi perut disebut dengan borborygmi atau bising usus. Bunyi ini bisa ditemukan pada setiap orang dan di setiap saat. Kondisi ini merupakan hal yang normal. Justru, keberadaan bunyi ini penting karena menggambarkan bahwa usus Anda berfungsi dengan baik untuk mencerna makanan.

Namun, usus memang cenderung lebih “berisik” setelah makan karena sedang mencerna dan mendorong makanan ke bagian usus yang lain. Di malam hari, saat tertidur, bunyi perut dapat menghilang karena usus sedang tidak aktif mencerna.

Usus merupakan organ yang dibentuk oleh otot polos. Ketika Anda makan, otot-otot dinding usus ini akan berkontraksi untuk mencampur dan meremas makanan di dalamnya sehingga tercerna. Proses peristaltik inilah yang membuat perut Anda berbunyi setelah makan. Proses ini dapat terus berlangsung sejak beberapa jam setelah makan hingga malam menjelang tidur.

Intensitas dan frekuensi bunyi perut juga ditentukan oleh jumlah gas di dalam usus, yang bervariasi pada tiap orang. Variasi ini juga berhubungan dengan pola makan serta ada tidaknya gangguan pada saluran cerna. Secara alami, gas merupakan hasil samping proses fermentasi bakteri di dalam saluran cerna, khususnya untuk makanan-makanan tinggi karbohidrat sederhana dan yang menghasilkan gas.

Perlukah perut berbunyi setelah makan dicemaskan?

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa perut yang berbunyi setelah makan adalah sesuatu yang normal. Meski demikian, jika dirasa terlalu sering atau terlalu keras, bisa mengindikasikan adanya masalah di saluran cerna.

Bila kemunculan bunyi perut cukup sering, kerap mengganggu atau membuat malu, perbaiki pola makan terlebih dulu. Anda bisa membatasi konsumsi makanan yang memproduksi banyak gas. Beberapa contoh makanan yang bisa menghasilkan gas antara lain roti-rotian, tepung-tepungan, kacang-kacangan, minuman kemasan dengan pemanis, minuman bersoda, serta beberapa sayuran seperti brokoli, kol, dan kubis.

Bila tetap tidak ada perubahan atau disertai keluhan-keluhan seperti nyeri perut, mulas, sering buang angin, perut terasa penuh atau begah, demam, mual, muntah, diare, sulit buang air besar, buang air besar berdarah, atau berat badan yang turun tanpa disengaja, bisa jadi ada penyakit yang mendasari. Umumnya bunyi perut lebih sering muncul ketika Anda sedang diare atau terdapat gangguan penyerapan di saluran cerna.

Sesungguhnya, kondisi perut berbunyi setelah makan tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Namun bila Anda rasa bunyinya tidak wajar, terlalu sering atau terlalu keras, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan. Pada dasarnya, bila ada gangguan pencernaan, semakin cepat ditangani tentu lebih baik. Dengan demikian, risiko komplikasi yang lebih serius pun dapat dihindari.

[NB/ RVS]

KarbohidratmakanpencernaanperutgasbakteriUsusPerut BerbunyiBorborygmi

Konsultasi Dokter Terkait