Saraf

Aktivitas Fisik Intensitas Rendah Berpotensi Turunkan Risiko Demensia

Krisna Octavianus Dwiputra, 31 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Aktivitas fisik intensitas rendah seperti beres-beres rumah bisa menurunkan risiko demensia, lo!

Aktivitas Fisik Intensitas Rendah Berpotensi Turunkan Risiko Demensia

Usia yang terus bertambah membuat tubuh manusia semakin lemah. Fisik dan otak tak lagi mampu melakukan berbagai kegiatan seperti halnya ketika muda. Keadaan ini turut membatasi mereka yang sudah lanjut usia untuk melakukan aktivitas fisik. Padahal, aktivitas fisik, sekalipun intensitas rendah, mampu mengurangi risiko demensia. Tahukah Anda?

Berdasar pada penjelasan Alzheimer's Association, berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan yang sehat adalah langkah awal untuk mencegah demensia. Namun, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology mengungkap bahwa segala jenis aktivitas fisik, termasuk kegiatan dasar seperti melakukan pekerjaan rumah tangga, ternyata juga berkontribusi pada tingkat ketajaman otak. Disebutkan bahwa aktivitas fisik intensitas rendah seperti beres-beres rumah mampu melindungi otak lansia dari demensia.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Rush University Medical Center di Chicago, Amerika Serikat itu mempelajari 454 lansia. Dari jumlah tersebut, 191 partisipan memiliki diagnosis demensia..

Selama 20 tahun terakhir, setiap lansia yang terlibat dalam penelitian menjalani pemeriksaan fisik lengkap bersama dengan sederet tes lain untuk menentukan kemampuan berpikir dan daya ingat mereka. Para ilmuwan memberi semua sukarelawan alat pemantauan aktivitas yang disebut accelerometer sekitar 2 tahun sebelum masing-masing meninggal. Mereka mengenakannya di pergelangan tangan dan melacak aktivitas apa pun setiap saat, baik itu latihan fisik yang kuat atau hanya berjalan di sekitar rumah.

Para ilmuwan kemudian mengolah data dari accelerometer selama 7 hari untuk menghitung skor aktivitas harian rata-rata untuk setiap lansia yang terlibat. Mereka menemukan bahwa rata-rata kelompok lansia yang terlibat melakukan 160.000 gerakan per hari.

Secara spesifik, para ilmuwan menemukan bahwa lansia yang menderita demensia rata-rata mendapat skor penghitungan gerakan setiap hari sebesar 130.000. Sementara mereka yang tidak menderita demensia memiliki jumlah rata-rata skor penghitungan gerakan mencapai 180.000 atau lebih tinggi.

Temuan itu membuat para ilmuwan menarik kesimpulan bahwa banyak gerakan yang dilakukan dalam sehari berhubungan dengan daya ingat dan kemampuan berpikir yang lebih baik. Lebih spesifik dikatakan bahwa peningkatan aktivitas fisik yang dilakukan sejalan dengan penurunan risiko demensia yang mencapai 31%. Sedangkan, peningkatan aktivitas yang sama dalam hal keterampilan motorik membuat risiko demensia berkurang hingga 55%.

Hubungan aktivitas fisik dengan demensia

Setelah partisipan studi meninggal dunia, otak mereka akan disumbangkan untuk diteliti terkait lesi di otak dan kemungkinan demensia serta penyakit Alzheimer. Para ilmuwan kemudian menyesuaikan hasil berdasarkan tingkat keparahan lesi otak tiap peserta.

Penulis studi utama sekaligus profesor di Departemen Ilmu Neurologi di Rush University Medical Center, Dr. Aron S. Buchman mengatakan bahwa gaya hidup yang lebih aktif mungkin memiliki efek perlindungan pada otak. Kendati begitu, penelitian yang ia dan timnya lakukan tidak menunjukkan adanya sebab dan akibat.

"Mungkin ketika orang kehilangan ingatan dan keterampilan berpikir, mereka mengurangi aktivitas fisik yang dilakukan. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah bergerak lebih banyak benar-benar bermanfaat bagi otak," katanya.

Lebih lanjut, Buchman juga tidak mengetahui hasil yang pasti terkait seberapa aktif para peserta selama hidup, dan apakah hal tersebut berperan dalam kesehatan otak mereka. Demikian pula, para ilmuwan tidak dapat mengatakan apakah bentuk aktivitas fisik tertentu lebih baik untuk otak seseorang daripada yang lain.

Meski masih belum pasti dan membutuhkan studi lebih lanjut, penelitian tersebut membuka wawasan baru mengenai betapa pentingnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, Anda tetap dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 150 menit dalam seminggu. Dengan begitu, diharapkan risiko demensia saat lanjut usia bisa benar-benar ditekan.

(NB/ RVS)

Makanan Sehatusiaaktivitas fisikLansiaOlahragaOtakfisikDemensiaAlzheimer

Konsultasi Dokter Terkait