Berita Kesehatan

Obat Herbal, Benarkah Lebih Baik daripada Obat Kimia?

dr. Theresia Yunita, 06 Okt 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ada yang bilang kalau obat herbal jauh lebih baik dan aman daripada obat kimia. Benarkah demikian? Yuk, baca faktanya di artikel ini!

Obat Herbal, Benarkah Lebih Baik daripada Obat Kimia?

Perkembangan obat herbal dan kimia memang semakin pesat. Seakan saling saing, keduanya sama-sama berusaha untuk menjawab kebutuhan masyarakat global. 

Obat kimia dapat menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi rasa sakit yang dialami. 

Misalnya ibuprofen untuk sakit kepala, analgesik untuk flu, antihistamin untuk alergi, dan obat-obatan buatan manusia lainnya untuk atasi berbagai penyakit.

Selain itu, suplemen herbal juga tak kalah populer. Banyak orang menggunakan ginkgo biloba untuk meningkatkan daya ingat, suplemen bawang putih untuk menstabilkan tekanan darah, dan suplemen lainnya. 

Lalu, benarkah anggapan bahwa obat herbal lebih baik dan aman daripada obat kimia?

Perbedaan Obat Herbal dan Obat Kimia

Tanaman, buah, bunga, dan akar telah digunakan sejak lama sebagai campuran obat herbal. 

Baik obat herbal maupun sebagian besar obat kimia sama-sama menggunakan bahan dasar tanaman. 

Sebenarnya aspirin, digoxin, dan morfin merupakan obat dengan bahan dasar yang berasal dari tanaman. Namun, pada obat herbal biasanya berasal dari tanaman utuh tanpa penyaringan khusus untuk mendapatkan bahan aktif. 

Artikel Lainnya: Tidak Enak Badan, Bolehkah Minum Parasetamol setelah Obat Herbal?

Lebih lanjut, obat kimia konvensional menggunakan teknologi khusus untuk mengambil ekstrak atau bahan aktif tertentu dari tanaman yang digunakan sebagai bahan dasar. 

Obat-obatan kimia diatur secara ketat oleh administrasi makanan dan obat-obatan. Kontrol kualitas dipastikan dan harus menjalani inspeksi sebelum dijual kepada publik. Selain itu, bahan-bahan dalam obat semuanya terdaftar. 

Obat kimia telah melalui tes ilmiah dan terbukti efektif, bahkan bekerja lebih cepat dan kadang-kadang secara instan. 

Obat kimia juga telah digunakan selama beberapa dekade untuk menyembuhkan kondisi yang mengancam jiwa termasuk kanker, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan lain-lain.

Adakah Efek Samping Obat Herbal dan Obat Kimia?

Hati-hati! Ini Bahayanya Jika Anda Konsumsi Obat Palsu (Sura-Nualpradid/Shutterstock)

Sebelum ke pembahasan apakah obat herbal lebih aman daripada obat kimia, penting untuk tahu dulu soal efek samping keduanya.

Meski obat herbal sudah ada sejak zaman dahulu, penelitian ilmiah yang mempelajari keamanan dari obat-obatan tersebut masih terbatas. Pengaturan peredaran suplemen herbal juga tidak seketat pengobatan medis. 

Karena itu, tingkat keamanan dari obat herbal masih belum dapat dipastikan.

Memang obat herbal yang berasal dari alam ini dipercaya memiliki efek samping yang hampir tidak ada. 

Praktisi pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan tanaman secara utuh akan mengurangi efek racun (efek samping) dari penggunaan obat tersebut.

Artikel Lainnya: Herbal Asli Indonesia Ini Bikin Anda Tak Mudah Sakit

Kenyataannya, penggunaan obat herbal juga berpotensi menyebabkan efek samping jika digunakan bersamaan dengan obat sintetis konvensional. 

Salah satu efek samping yang pernah ditemukan adalah interaksi Echinacea dengan steroid anabolik, yang dapat memicu kerusakan hati (hepatotoksisitas).

Karena pengaturan pengobatan herbal masih belum ketat, maka gambaran pasti tentang efek sampingnya juga tidak terdokumentasi dengan baik. 

Hal inilah yang menyebabkan berbagai efek samping dari suplemen organik seolah-olah tidak ada, padahal ada. 

Obat kimia tentunya memiliki efek samping. Hal ini selalu disebutkan dalam kemasan. Efek samping dapat ringan hingga berat, dan ini berbeda-beda pada setiap orang. 

Namun, dengan penggunaan dan dosis yang sesuai, maka akan mengurangi risiko efek samping berat sehingga aman digunakan. 

Jadi, Apakah Obat Herbal Lebih Aman daripada Obat Kimia?

Herbal yang Dipercaya Dapat Meningkatkan Kesuburan Wanita

Jawabannya, tergantung. Tergantung dari respons tubuh tiap orang, kondisi medis yang mendasari, adakah interaksi obat, apakah obat herbal tersebut sudah terstandarisasi dengan baik, dan sebagainya.

Hal ini dikarenakan, banyak obat herbal belum diteliti secara cukup untuk memverifikasi keamanannya bagi wanita hamil atau menyusui. 

Kamu harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen herbal. Ini penting untuk memastikan hasil terbaik bagi ibu serta janin. Agar lebih mudah, ibu hamil atau menyusui bisa buat janji dengan dokter melalui KlikDokter. 

Jika kamu tidak sedang hamil/menyusui dan ingin mengonsumsi suplemen herbal, tanyakan kepada dokter untuk menentukan dosis yang tepat, memahami efek samping, dan mewaspadai reaksinya dengan obat lain.

Artikel Lainnya: Inilah Segudang Manfaat Konsumsi Daun Pepaya bagi Kesehatan Anda

Hingga saat ini, belum ada standar yang jelas untuk sediaan suplemen organik. 

Obat jenis ini dapat disediakan dalam beberapa bentuk, seperti ramuan untuk diencerkan atau bubuk. Selain itu, derajat kandungan bahan aktif pada suplemen herbal dan dosis yang disarankan juga belum ada.

Untuk obat kimia sendiri, bukan berarti 100 persen aman. Beberapa obat kimia dapat merusak organ jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Ada juga beberapa obat sintetis yang dapat menyebabkan kecanduan.

Obat-obatan buatan manusia juga bisa disalahgunakan. Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati insomnia dan rasa sakit juga berfungsi ganda sebagai narkotika dan berisiko membuat pasien kecanduan.

Untuk itu, penggunaan obat kimia pun harus dikonsultasikan terlebih dahulu agar tetap sasaran dan tepat dosis sehingga efek samping dapat diminimalkan.

Intinya, penggunaan obat herbal dan kimia memiliki plus minusnya masing-masing. Untuk memilih antara keduanya atau mengombinasikan keduanya, sebaiknya diskusikan lebih dulu kepada dokter.  

Kamu dapat konsultasi lebih lanjut dengan dokter melalui layanan online Tanya Dokter. Baca juga artikel-artikel kesehatan lainnya di KlikDokter. Mari #JagaSehatmu selalu!

[RS]

Obat Herbalobat kimia

Konsultasi Dokter Terkait