Kesehatan Anak

Kenali Osteoporosis pada Anak dan Remaja

dr. Atika, 12 Okt 2020

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Osteoporosis sering diidentikkan sebagai penyakit orang lanjut usia. Faktanya, osteoporosis juga dapat menyerang anak dan remaja. Kenali penyebab dan cara pencegahannya di sini.

Kenali Osteoporosis pada Anak dan Remaja

Setiap tahunnya, tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Osteoporosis Sedunia (World Osteoporosis Day). Bagi sebagian besar orang, osteoporosis mungkin hanya seputar tulang keropos pada lansia. Nyatanya, penyakit ini lebih dari itu. Bahkan, berbeda dari pengetahuan umum, osteoporosis pada anak juga bisa terjadi!

Osteoporosis merupakan kondisi di mana tulang kehilangan kepadatannya, sehingga penderitanya rentan mengalami patah tulang (fraktur).

Penyebab osteoporosis bermacam-macam dan memang identik dengan kaum usia lanjut. Namun, ternyata ini juga dapat dialami oleh anak dan remaja. Osteoporosis pada anak dan remaja biasanya terjadi antara usia 8–14 tahun.

Osteoporosis pada anak adalah kondisi yang sangat serius. Pasalnya, usia anak dan remaja sedang dalam percepatan pertumbuhan. Bila pertumbuhan tersebut terhambat karena osteoporosis, anak tidak akan mencapai tinggi optimalnya dan rentan mengalami komplikasi seperti patah tulang di usia muda.

Penyebab Anak dan Remaja Mengalami Osteoporosis

Osteoporosis anak dan remaja (pediatric osteoporosis atau juvenile osteoporosis) dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu:

  • Kondisi Genetik

Maksud dari osteoporosis yang berhubungan dengan genetik adalah penyakit tertentu yang dialami sejak lahir yang membuat tulang anak mudah keropos. Contohnya adalah osteogenesis imperfecta, idiopathic juvenile osteoporosis, dan sindrom Turner.

  • Kondisi Medis

Kondisi medis ini bisa meliputi kelainan ginjal, hipertiroid, atau hipotiroid.

  • Efek Obat-obatan

Beberapa obat-obatan, seperti obat kejang pada anak epilepsi dan obat kemoterapi pada anak dengan penyakit kanker, memiliki efek samping terhadap tulang.

  • Gangguan Makan

Anoreksia dan bulimia juga bisa menjadi salah satu penyebab osteoporosis pada anak. Kondisi ini membuat asupan kalsium anak menjadi sangat sedikit.

Artikel lainnya: Mengenal Tanda Awal Serangan Osteoporosis

Apa Gejalanya?

Osteoporosis pada anak dan remaja biasanya menunjukkan gejala yang serupa dengan osteoporosis pada orang tua. Tanda dan gejalanya antara lain:

  • Nyeri tulang, terutama di tungkai, lutut, pergelangan kaki, yang dirasakan saat berjalan dan semakin lama semakin berat.
  • Riwayat patah tulang berulang, dengan trauma yang ringan.
  • Perawakan pendek.
  • Tulang belakang membungkuk atau condong ke belakang.

Bila anak mengalami gejala-gejala tersebut, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan seperti bone mineral density (BMD) dan pemeriksaan lainnya. Tujuannya untuk menentukan diagnosis serta mencari tahu penyebabnya.

Artikel lainnya: Ciri dan Tanda Bahwa Anda Berisiko Osteoporosis

Sayangi Tulang Anda Setiap Hari!

Meskipun pada kebanyakan kasus osteoporosis pada anak dan remaja disebabkan oleh kondisi medis atau genetik tertentu, sebenarnya kondisi ini tetap dapat dicegah layaknya pada orang dewasa. Cara mencegah osteoporosis pada anak dan remaja adalah:

1. Konsumsi Makanan Tinggi Kalsium

Susu adalah salah satu sumber utama kalsium. Bagaimana bila anak atau remaja alergi susu sapi atau tidak dapat mengonsumsinya karena sebab yang lain? Tak perlu khawatir, masih banyak bahan makanan lain yang juga kaya akan kalsium, misalnya brokoli atau tofu. Bila perlu, konsumsi suplemen tinggi kalsium di bawah anjuran dokter.

2. Penuhi Kebutuhan Vitamin D

Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium lebih baik. Sumber alami terbaik vitamin D adalah sinar matahari. Karena itu, berjemurlah setiap pagi. Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D juga penting, seperti minyak ikan, jamur, dan telur.

3. Jangan Lupakan Protein

Protein adalah zat pembangun tubuh dan dapat menjaga kesehatan tulang. Jangan lupakan zat ini dalam menu harian Anda. Sumber protein yang dapat Anda konsumsi adalah daging, ikan, telur, udang, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

4. Selalu Bergerak

Tulang yang sehat adalah tulang yang digunakan untuk bergerak. Sering-seringlah berjalan kaki, joging, bersepeda, berenang, dan melakukan aktivitas fisik lainnya untuk menjaga kekuatan dan kepadatan tulang.

Dengan perkembangan medis, cara mengatasi osteoporosis memang mengalami kemajuan pesat saat ini. Namun, tetap tidak akan sempurna tanpa pencegahan sebelumnya. Kondisi tulang keropos dan mudah patah tentunya sangat menurunkan produktivitas penderitanya. Maka, osteoporosis harus dicegah sedini mungkin.

Ketahuilah bahwa cara mencegah osteoporosis yang disebutkan di atas tak hanya berlaku untuk anak dan remaja, tapi juga untuk semua usia yang ingin memiliki tulang kuat dan sehat.

Oleh karena itu, yuk manfaatkan Hari Osteoporosis Sedunia ini sebagai motivasi supaya Anda dan keluarga bebas dari tulang keropos hari ini dan nanti!

[NWS]

Osteoporosis

Konsultasi Dokter Terkait