HomeInfo SehatDiabetesKota Bebas Diabetes, Kolaborasi Pemprov DKI dan Novo Nordisk
Diabetes

Kota Bebas Diabetes, Kolaborasi Pemprov DKI dan Novo Nordisk

Krisna Octavianus Dwiputra, 24 Agt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Pemprov DKI Jakarta berkesempatan menekan angka diabetes lewat program Cities Changing Diabetes dan bekerja sama dengan Novo Nordisk.

Kota Bebas Diabetes, Kolaborasi Pemprov DKI dan Novo Nordisk

Pemerintah provinsi DKI Jakarta bersama Novo Nordisk tanda tangani kerja sama untuk Cities Changing Diebetes. Ini adalah program untuk mengurangi pertumbuhan angka orang hidup dengan diabetes di Jakarta.

Novo Nordisk sebagai perusahaan kesehatan asal Denmark memang sangat peduli masalah diabetes di kota-kota besar di dunia. Jakarta menjadi kota ke-17 dalam program ini. Nantinya, program ini akan menyasar agar warga kota Jakarta terbebas dari diabetes atau penyakit gula.

Jakarta menjadi kota pertama

Diabetes memang menjadi pembunuh ketiga terbesar di Indoensia selain jantung dan stroke. Bahkan, dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, DKI Jakarta menduduki posisi enam besar provinsi tertinggi prevalensi diabetes tipe 2 pendudukan usia 15 tahun ke atas di Indonesia.

Hal ini menjadi perhatian serius Novo Nordisk dan Pepmrov DKI Jakarta. Gubernur DKI, Anies Baswedan turun langsung dalam penandatangan kerja sama ini. Gubernur menyatakan rasa bangganya, Jakarta menjadi kota pertama di Asia Tenggara dan Indonesia yang menyelenggarakan program ini.

"Jakarta bangga menjadi kota pertama di Indonesia yang menjalankan program global ini dalam memberikan akses pengetahuan menyeluruh akan perawatan diabetes," ujar Anies dalam acara penandatanganan kerja sama tersebut di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (24/8).

Anies berharap, warga Jakarta mau lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan fisik harian yang membuat mereka bisa terhindar dari ancaman dibetes.

"Saya yakin bahwa Cities Changing Diebetes dapat menjadi katalis untuk mempelajari penyakit diabetes dalam konteks perkotaan secara menyeluruh dan nantinya kota-kota lain bisa belajar dengan Jakarta," sambungnya.

Program Cities Changing Diabetes sudah dimulai sejak 2014 bekerja sama dengan University College London, dan Steno Diabetes Center Copenhagen. Pertama kali dimulai di Mexico City, di Meksiko.

 

Mengidentifikasi penyebab utama

Lingkungan perkotaan merupakan "rumah" bagi dua pertiga orang yang hidup dengan diabetes. Sebagian besar karena dipicu oleh gaya hidup masyarakat yang jauh dari kata sehat. Berdasarkan data dari Diabetes Atlas Edisi 8 yang merupakan anggota Federasi Diabetes Internasional, sudah 10,3 juta penderita diabetes di Indonesia dan diprediksi akan bertambah menjadi 16,7 juta pada 2045, dengan mayoritas pendudukan tinggal di daerah perkotaan.

Sementara itu, VP & GM Novo Nordisk Indonesia, Morten Vaupel menjelaskan bahwa program CCD ini akan membantu Jakarta dari sisi pemetaan, berbagi solusi, dan mendorong adanya tindakan nyata untuk menekan angka diabetes.

"Bersama dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta, kami akan mengidentifikasi penyebab utama dari meningkatnya prevalensi penyakit diabetes dan bagaimana cara menekan pertumbuhannya di kota Jakarta," ujar Morten kepada awak media.

Nantinya, dalam program ini, DKI Jakarta akan dijadikan role model dalam penanganan diabetes yang baik. Diharapkan, kota-kota lain di Jakarta bisa meniru apa yang dilakukan Jakarta pada akhirnya.

"Melalui program ini, kota Jakarta ingin mengambil tindakan nyata untuk meningkatkan kesetaraan kesehatan bagi warganya. Khususnya, kota yang bermaksud ingin memperkuat langkah pencegahan diabetes dan meningkatkan peluang bagi orang yang hidup dengan diabetes untuk mengatasi penyakit dan gaya hidup mereka," ujar Khafifah Any, Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Penyebab diabetes

Menurut penelitian Novo Nordisk yang diumumkan pada 2015, diabetes merupakan penyakit yang sangat erat hubungannya dengan gaya hidup. Masyarakat perkotaan memiliki waktu yang terbatas sehingga mereka tidak bisa berolahraga atau sekedar beraktivitas fisik agar lebih sehat.

Faktor-faktor yang memengaruhi masyarakat tidak mengembangkan hidup sehat karena termasuk adanya kemacetan. Kemacetan membuat orang-orang yang hidup di perkotaan lebih lama menghabiskan waktu di jalanan daripada untuk berolahraga.

Selain itu, menurut Novo Nordisk, masyarakat perkotaan juga jarang sekali berjalan kaki. Padahal jalan kaki adalah cara mudah untuk berolahraga harian yang membuat tubuh menjadi segar dan bisa menghindarkan dari penyakit.

Hal inilah yang membuat Novo Nordisk mengambil peranan untuk menekan angka diabetes di kota-kota besar, seperti Jakarta. Digandengnya Pemprov DKI Jakarta sebagai bagian dari upaya agar program ini bisa tersebar secara masif dan masyarakat menjadi lebih paham soal pencegahan diabetes.

Program Cities Changing Diebetes yang digagas Novo Nordisk dengan merangkul Pemprov DKI Jakarta memang baru ditandatangani. Meski demikian, semangat untuk menurunkan angka diabetes mellitus dan mewujudkan kota bebas diabetes, perlu segera diwujudkan dengan dukungan seluruh lapisan masyarakat. Cara yang paling mudah adalah dengan membiasakan untuk menjalankan pola hidup sehat.

[RVS]

diabetes mellitusliputanDiabetesKota Bebas DiabetesCities Changing DiabetesNovo NordiskAnies Baswedan

Konsultasi Dokter Terkait