HomeIbu Dan anakKehamilanMenolong Ibu Melahirkan Saat Bencana Gempa
Kehamilan

Menolong Ibu Melahirkan Saat Bencana Gempa

dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, 31 Jul 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bagaimana jika saat bencana gempa terjadi, ibu hamil harus bersalin? Begini hal yang bisa dilakukan untuk menolong ibu melahirkan saat gempa.

Menolong Ibu Melahirkan Saat Bencana Gempa

Indonesia kembali dikejutkan adanya guncangan gempa bumi yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada hari minggu, 29 juli 2018 lalu. Gempa berkekuatan 6,4 skala Richter ini menyebabkan belasan orang meninggal dunia dan ratusan orang mengalami luka-luka. Lebih dari 5.000 orang warga harus diungsikan ke tempat penampungan sementara. Di tempat pengungsian bencana gempa Lombok, lima orang ibu hamil dalam waktu hampir bersamaan menjalani proses persalinan. 

Bersalin di tengah suasana bencana bukanlah hal yang mudah. Beruntung, kelima ibu yang menjalani proses persalinan dalam bencana gempa Lombok masih sempat dievakuasi ke puskesmas terdekat, dan berhasil ke rumah sakit umum di kota Mataram.

Jika Anda dalam situasi bencana dan memiliki kenalan atau anggota keluarga yang hendak melahirkan, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu ibu hamil tersebut.

1. Kenali tanda persalinan

Tak semua orang mengerti tanda persalinan, bahkan si ibu hamil sendiri belum tentu menyadari bahwa dirinya hendak bersalin.  Seorang ibu hamil akan bersalin jika mengalami gejala berikut ini:

  • Keluarnya lendir darah dari vagina.
  • Ibu hamil merasakan rasa mules yang makin lama, makin sering,  dan makin nyeri intensitasnya.
  • Pada beberapa kasus, keluar air dalam jumlah banyak dari vagina. Air ini merupakan air ketuban yang pecah keluar. Sering skali air ketuban sudah pecah tapi tidak dihiraukan oleh ibu hamil karena dikira sebagai air seni (mengompol).

Jika tanda ini sudah muncul, artinya secara perlahan mulut rahim akan membuka makin lebar dan bayi akan lahir setelah pembukaan lengkap. Pada ibu yang baru melahirkan untuk pertama kali, umumnya dibutuhkan waktu 12-24 jam dari tanda-tanda tersebut hingga bayi bisa dilahirkan.

Sementara itu, pada ibu yang sudah pernah melahirkan, waktu yang dibutuhkan untuk melahirkan bayi lebih pendek, berkisar antara 6-12 jam. Mengetahui perkiraan waktu persalinan ini sangatlah penting agar Anda bisa memperkirakan, apakah ibu hamil masih memungkinkan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang aman dan lengkap, atau harus dibantu untuk bersalin di daerah bencana.

2. Pindahkan ibu ke lokasi yang aman

Sebisa mungkin pindahkan ibu ke lokasi yang aman. Hal ini penting terutama jika gempa-gempa susulan masih terjadi. Jika memungkinkan pindahkan ibu ke lokasi yang jauh dari pusat gempa. Jika ide untuk memindahkan ibu dari lokasi gempa tidak memungkinkan untuk dilakukan, carilah lokasi yang paling aman untuknya. Jika berada di dalam rumah, baringkan ibu di bawah meja agar tidak terkena benda berjatuhan bila gempa susulan terjadi. Apabila berada di ruang terbuka, carilah lapangan yang luas, jauh dari bangunan, gedung, dan tiang-tiang.

3. Tenangkan ibu

Sesungguhnya, jika tak ada penyulit dalam persalinan, maka bersalin sendiri tanpa bantuan (unassisted birth) sebenarnya bisa dilakukan asal ibu tidak panik. Oleh karena itu, sebisa mungkin tenangkan ibu hamil. Dampingi ia terus, berikan teh manis hangat, dan usap-usap punggungnya agar ia merasa relaks. Jika ada anggota keluarga yang memiliki hubungan keluarga yang lebih dekat, mintalah orang tersebut mendampingi ibu terus.

4. Panggil bantuan

Hubungi ambulans gawat darurat untuk meminta pertolongan tim medis dan paramedis. Jika menggunakan telepon, Anda dapat menghubungi 118 atau 119. Jika Anda menggunakan telepon seluler, Anda bisa menghubungi 112.

5. Siapkan air bersih, makanan, dan kotak P3K

Melahirkan membutuhkan banyak energi. Pastikan ibu hamil dalam keadaan kenyang saat akan melakukan proses persalinan. Jika belum, mintalah ia untuk makan dahulu. Pastikan ada persediaan air bersih agar proses persalinan dapat berjalan aman dan jauh dari bahaya infeksi. Lalu pastikan juga tersedia kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Setidaknya di dalam kotak P3K tersebut harus ada kain kasa steril, povidon iodin atau antiseptik lainnya, plester, alkohol, dan sarung tangan. Benda-benda tersebut dibutuhkan, terutama untuk memotong dan merawat tali pusat bayi setelah lahir.

Bersalin adalah suatu proses alamiah yang tidak bisa ditunda-tunda. Kondisi yang mendesak bisa memaksa persalinan terjadi di mana pun – termasuk di lokasi gempa – seperti yang terjadi saat gempa di Lombok. Dengan mengetahui lima hal di atas, Anda dapat menjadi penolong bagi ibu hamil yang hendak melahirkan di tengah bencana gempa.

[RN/ RVS]

Ibu melahirkanKehamilanGempagempa lombokmelahirkanIbu HamilHamil

Konsultasi Dokter Terkait