HomeGaya hidupPerawatan WanitaIni Perbedaan Antara PMS dan PMDD pada Menstruasi
Perawatan Wanita

Ini Perbedaan Antara PMS dan PMDD pada Menstruasi

dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, 21 Jul 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tanda dan gejala yang dapat terjadi sebelum menstruasi ternyata bukan selalu merupakan PMS, tapi bisa jadi PMDD. Apa bedanya?

Ini Perbedaan Antara PMS dan PMDD pada Menstruasi

Istilah premenstrual syndrome (PMS) sudah cukup dikenal sebagai tanda seorang wanita mendekati periode menstruasi. Namun, terdapat istilah premenstrual dysphoric disorder (PMDD), yang juga merupakan serangkaian gejala yang dapat terjadi sebelum menstruasi.

Penyebab PMS dan PMDD belum diketahui secara pasti. Namun, adanya depresi atau rasa cemas merupakan salah satu faktor yang cukup umum ditemui pada PMS dan PMDD. Kedua kondisi tersebut memungkinkan  terjadinya perubahan suasana hati akibat perubahan hormonal yang berlangsung selama siklus menstruasi.

PMDD lebih berat dari PMS

Salah satu perbedaan yang cukup signifikan dari PMS dan PMDD adalah derajat keparahan tanda dan gejala yang terjadi. Walaupun keduanya dapat menunjukkan tanda dan gejala fisik maupun emosional, PMDD dapat ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis, sehingga dapat mengganggu pekerjaan serta hubungan dengan orang lain.

PMDD dianggap sebagai versi berat dari PMS, yang dapat membuat wanita merasa sangat sedih atau gugup, mengalami gangguan hubungan sosial dengan anggota keluarga dan teman, serta kesulitan memusatkan perhatian pada pekerjaan maupun pendidikan.

Gejala yang timbul

Gejala PMS dan PMDD dapat mulai tampak sekitar 7 hingga 10 hari sebelum menstruasi, dan berlangsung hingga beberapa hari pertama dari menstruasi.

Baik PMS maupun PMDD sama-sama menimbulkan rasa begah, lelah, ketidaknyamanan pada payudara, serta perubahan pada pola tidur dan pola makan.

Salah satu dari beberapa gejala emosional dan perilaku yang cukup menonjol adalah rasa sedih, kecemasan, perubahan suasana hati yang cukup drastis, atau amarah yang meluap. Tanda dan gejala ringan dari PMS cukup sering ditemui, dan diperkirakan sekitar 75 persen wanita pernah mengalaminya.

Sebaliknya, PMDD diperkirakan hanya terjadi pada sekitar 3 hingga 8 persen dari seluruh populasi wanita. Kondisi ini dapat terjadi pada wanita terlepas dari latar belakang sosioekonomi, budaya, maupun ras.

Upaya penanganan

Sering kali PMDD terjadi selama jangka panjang, sehingga dapat memengaruhi kualitas hidup wanita yang mengalaminya. Namun, terdapat beberapa pilihan penanganan yang dapat dianjurkan oleh dokter guna membantu mengatasi keluhan yang dialami.

Pada umumnya, bila tanda dan gejala PMS yang dialami tergolong ringan dan tidak terdapat gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, disarankan untuk olahraga rutin. Selain itu terapkan teknik relaksasi, serta konsumsi vitamin dan mineral tertentu.

Namun, jika keluhan yang dialami mengakibatkan ketidaknyamanan dan gangguan saat menjalani kegiatan sehari-hari, dokter dapat meresepkan beberapa jenis pengobatan tertentu. Tentu saja akan disesuaikan dengan tanda dan gejala yang dialami.

PMS maupun PMDD, keduanya bisa dialami oleh wanita menjelang periode menstruasi. Bila Anda merasa mengalami beberapa tanda dan gejala yang telah dipaparkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

[NP/ RVS]

PMSMenstruasipremenstrual dysphoric disorder Premenstrual SyndromeDepresiPMDD

Konsultasi Dokter Terkait