HomeInfo SehatBerita KesehatanMengapa Generasi Milenial Mudah Kecanduan Teknologi?
Berita Kesehatan

Mengapa Generasi Milenial Mudah Kecanduan Teknologi?

Gerardus Septian Kalis, 26 Okt 2017

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Inilah alasan kenapa teknologi menjadi candu di kalangan generasi milenial.

Mengapa Generasi Milenial Mudah Kecanduan Teknologi?

Generasi milenial atau generasi Y adalah mereka yang lahir pada 1980 - 2000. Milenial sendiri dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan teknologi. Generasi ini lahir saat internet, TV kabel dan gawai sudah berkembang pesat.

Mengingat kelancaran dan kenyamanan milenial dengan teknologi, mereka memiliki pandangan positif tentang bagaimana teknologi memengaruhi kehidupan mereka daripada generasi lainnya. Lebih dari 74 persen merasa bahwa teknologi membuat hidup mereka lebih mudah dan 54 persen merasakan teknologi baru membantu mereka lebih dekat dengan teman dan keluarga mereka.

Seperti dikutip dari nielsen.com, 32 persen dari mereka yang berusia 18-24 menggunakan media sosial dari kamar mandi, sementara 51 persen dari mereka yang usia 25-34 meluangkan waktu di hari kerja untuk menggunakan jejaring sosialnya.

Menurut Pew Research Center, 83,1 juta orang Amerika yang berusia 18-34 tahun menghabiskan 18 jam per hari dengan perangkat elektronik. Beberapa ahli medis mengatakan, perkembangan otak generasi milenial berkembang secara berbeda karena interaksi mereka dengan perkembangan teknologi yang berkembang cepat.

Penggunaan teknologi dapat memengaruhi bagian-bagian otak yang mengendalikan inti kepribadian seseorang, dari bagaimana mereka bekerja dalam tim hingga gerak tubuh dan ekspresi.

“Saya pikir sangat mungkin bahwa teknologi mengubah otak. Tapi kita belum menghubungkan hal-hal ini secara langsung,”  kata Kirk Erickson, peneliti Brain Aging & Cognition Health Lab di University of Pittsburgh.

Sementara itu, menurut S. Shyam Sundar, seorang profesor di Penn State College of Communications, generasi milenial tidak lihai dalam membaca isyarat emosional seseorang. Padahal, teknologi memungkinkan orang untuk terus menerus berhubungan tanpa memandang usia dan wilayah.

“Mereka (generasi milenial) merasa berada dalam frekuensi yang sama karena komunikasi yang terjadi lewat gawai adalah konstan,” kata Sundar.

Menurut Sundar, pola komunikasi bisa berubah dengan hadirnya generasi milenial. Padahal, generasi yang lebih tua memiliki standar komunikasi yang berbeda yaitu dengan tatap muka secara langsung.

“Generasi milenial mungkin tidak berpikir tentang tatap muka sebagai komunikasi yang ideal. Tatap muka mungkin hampir  merepotkan dan tidak ada gunanya,” kata dia.

Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa agar hubungan dengan generasi milenial berjalan sempurna, generasi yang lebih tua harus menyesuaikan diri dengan tren generasi milenial, termasuk dari segi pemanfaatan teknologi.

[NP/ RVS]

TeknologiKecanduan Teknologigenerasi milenial

Konsultasi Dokter Terkait