Kesehatan Bayi

Kolik pada Bayi, Bahayakah?

dr. Atika, 24 Apr 2024

Ditinjau oleh Tim Medis KlikDokter

Bayi yang menangis terus-menerus bisa menandakan kolik. Apakah kolik pada bayi tergolong berbahaya?

Kolik pada Bayi, Bahayakah?

Bayi Mama dan Papa tidak berhenti menangis? Kondisi ini wajar terjadi. Sejumlah hal bisa jadi pemicunya, mulai dari si kecil merasa haus, lapar, ingin digendong, kepanasan, kedinginan, atau merasa tidak nyaman karena popok terlalu basah.

Nah, adakalanya bayi menangis terus-menerus, bahkan kondisi tersebut bisa berlangsung lebih dari tiga jam dalam sehari. Masalahnya, bayi menangis karena alasan yang tidak diketahui. Kondisi bayi menangis secara berlebihan ini dikenal sebagai kolik pada bayi

Dibutuhkan kesabaran ekstra untuk mengatasi bayi kolik. Karenanya, penting bagi Mama dan Papa mengenal gejala, penyebab, dan cara mengatasi kolik pada bayi. 

Gejala Kolik pada Bayi

Umumnya, kolik terjadi pada bayi berusia 2 minggu sampai 4 bulan. Gejala kolik pada bayi yang sering ditemukan, antara lain:

  • Bayi menangis selama lebih dari tiga jam dalam sehari dan tiga kali dalam seminggu. Bahkan, bayi kolik bisa lebih dari tiga minggu
  • Tangisan sangat intens seperti berteriak atau kesakitan
  • Bayi cenderung sulit ditenangkan 
  • Penyebabnya tidak terlihat dengan jelas sekalipun penyebab tangisan umum sudah diatasi
  • Waktu terjadinya tangisan bisa diprediksi, umumnya ketika malam hari
  • Bayi mengepalkan tangan dengan erat
  • Wajah bersemu merah atau sekitar bibir memucat
  • Lutut bayi ditekuk mendekati perut
  • Bayi melengkungkan punggungnya

Kendati bisa membuat Mama dan Papa merasa waswas, kolik tidaklah berbahaya. Soalnya, kolik pada bayi bukanlah penyakit dan bisa menghilang seiring pertambahan usia si kecil, terutama ketika mendekati usia 6 bulan. 

Penanganan kolik pada bayi juga tidak memerlukan terapi obat.

Artikel lainnya: Atasi Masalah pada Bayi Baru Lahir, Ibu Bisa Lakukan ini

Penyebab dan Cara Mengatasi Kolik pada Bayi

Sering Menangis, Hati-hati Bayi Alami Stres!

Sebenarnya penyebab kolik pada bayi belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kemungkinan penyebabnya, yaitu:

  • Gangguan pencernaan pada bayi
  • Ketidakseimbangan bakteri baik di saluran cerna
  • Kondisi bayi lahir prematur yang memiliki sistem pencernaan belum matang
  • Naiknya asam lambung
  • Alergi makanan yang mengandung protein tertentu
  • Kelebihan makan, kekurangan makan, atau mengalami serdawa
  • Stres atau kecemasan pada keluarga

Meskipun kolik tidak berbahaya, jangan biarkan bayi menangis terlalu lama. Segera lakukan beberapa cara mengatasi kolik pada bayi berikut:

  • Gendong bayi saat menangis
  • Bedong bayi
  • Tengkurapkan bayi lalu tepuk-tepuk punggungnya
  • Bawa bayi berjalan-jalan saat menangis
  • Pijat dan balur bayi dengan minyak khusus bayi
  • Mandikan bayi dengan air hangat
  • Gunakan suara latar belakang white noise untuk mendistraksi bayi. Contoh suara yang dimaksud, yaitu suara jangkrik, hujan, atau deburan ombak 

Artikel lainnya: Bayi Jarang Menangis, Apakah Wajar?

Cara Mencegah Kolik pada Bayi

Kolik pada bayi adalah kondisi yang normal. Gejala kolik akan menurun seiring bertambahnya usia si kecil, yakni sekitar 3-4 bulan. Meski begitu, tidak ada salahnya Mama dan Papa mengetahui cara mencegah kolik pada bayi berikut:

1. Posisi Tegak Ketika Menyusu

Cara menyusui bayi bisa membantu mencegah kolik. Saat sedang menyusu, Mama harus memposisikan bayi dalam kondisi tegak.

Tujuannya, agar peluang udara tertelan si kecil saat menyusu menjadi lebih sedikit. Posisi ini lebih baik dibandingkan posisi bayi membungkuk yang lebih berisiko bikin si kecil mudah tertelan udara dan picu kolik.

2. Serdawakan Bayi

Setelah selesai menyusu, sebaiknya Mama bikin bayi berserdawa agar tidak banyak gas yang masuk ke dalam lambungnya. Jika tidak, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kolik pada bayi.

3. Cek Dot Susu

Cara mencegah kolik pada bayi berikutnya adalah dengan selalu mengecek dot susu si kecil. Pilihlah dot susu yang meminimalkan masuknya udara ketika bayi menyusu.

4. Hindari Konsumsi Makanan yang Memicu Alergi

Penyebab kolik pada bayi salah satunya berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh Mama, terutama makanan yang mengandung produk susu, seperti susu sapi, yoghurt, dan keju.

Apabila Mama dan Papa mengonsumsi produk olahan susu, cobalah hentikan. Lalu, cek apakah kolik bayi berkurang. Jika terlihat ada perubahan, maka kemungkinan besar si kecil mengalami alergi produk susu sapi. Konsultasikan lebih lanjut pada dokter spesialis anak mengenai hal ini.

5. Susui Bayi Saat Belum Lapar

Menyusui saat lapar bisa membuat bayi banyak minum udara. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kolik. 

Oleh karena itu, untuk mencegah kolik pada bayi, Mama perlu menyusui bayi saat si kecil menuju lapar.

Meskipun bukan tergolong penyakit, kolik bisa bikin Mama dan Papa merasa sangat khawatir dengan kondisi si kecil. Tenang, kolik akan menghilang dengan sendirinya seiring pertambahan usia bayi. 

Apabila anak masih sering menangis terlalu lama setelah Mama dan Papa mengupayakan berbagai cara, segeralah konsultasikan kepada dokter spesialis anak. Lebih praktis, pakai fitur tanya dokter di KlikDokter, aja!

Ikuti terus informasi lengkap seputar kesehatan anak dengan mengunduh aplikasi KlikDokter, solusi untuk #JagaSehatmu dan si kecil. 

(ADT/JKT)

Kolik

Konsultasi Dokter Terkait