HomeIbu Dan anakKesehatan BayiBayi Jarang Menangis, Apakah Wajar?
Kesehatan Bayi

Bayi Jarang Menangis, Apakah Wajar?

dr. Atika, 22 Jul 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan orangtuanya. Namun, bagaimana bila bayi jarang menangis? Simak penjelasannya di sini.

Bayi Jarang Menangis, Apakah Wajar?

Sering panik karena bayi menangis? Tenang, menangis memang salah satu cara bayi berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Penyebab bayi menangis pun sangat beragam, misalnya lapar, popok basah, kedinginan, kepanasan, gatal, atau ketakutan. 

Namun, bagaimana jika bayi jarang menangis? Tentu hal ini juga bikin khawatir. Pada dasarnya ada beberapa penyebab bayi jarang menangis, antara lain:

1. Usia yang Masih Sangat Muda

Usia bayi yang masih sangat muda menjadi salah satu faktor kenapa bayi jarang menangis. Pada dua minggu pertama kehidupannya, bayi memang akan lebih banyak tidur, sehingga cenderung jarang menangis. 

Seiring waktu, bayi akan bertambah jam bangunnya dan lebih sadar dengan kondisi diri maupun sekitarnya. Saat itu, bayi akan lebih sering menangis.

2. Temperamen Bayi

Setiap bayi tidak ada yang sama temperamennya. Bahkan, di antara bayi yang bersaudara atau kembar, sangat mungkin ditemukan jenis temperamen yang betul-betul berbeda.

Artikel lainnya: Tips Mengatasi Anak Menangis dan Merengek di Tempat Umum

Ada bayi yang memiliki temperamen cenderung easy (mudah). Bayi dengan temperamen ini akan lebih tenang, kalem, dan tidak mudah terusik kenyamanannya. Pemilik temperamen ini mungkin lebih jarang menangis. 

Sedangkan, bayi yang memiliki temperamen difficult (sulit) cenderung lebih mudah menangis atau merengek ketika menemukan hal-hal yang tidak sesuai keinginannya.

Bayi dengan temperamen slow to warm up (pemanasan perlahan) lebih tenang dibandingkan bayi temperamen difficult. Namun, ia memang membutuhkan waktu lebih untuk beradaptasi dibandingkan bayi temperamen easy.

Banyak sekali hal-hal yang memengaruhi temperamen anak, misalnya genetik, lingkungan sekitar, cara pengasuhan, dan lain-lain.

3. Pengasuhan yang Tepat

Ketika bayi diasuh secara telaten, ia akan mudah terbebas dari rasa kurang nyaman akibat berbagai macam hal. Contohnya ketika haus atau kelaparan, saat diasuh dengan baik, ia akan segera disusui atau disuapi makanan sehingga tidak merengek atau menangis.

Contoh lain, saat ibu atau ayah sigap mengenali tanda popok perlu diganti, bayi tidak perlu merengek karena tidak nyaman akibat popok kotor. 

Dengan kemampuan dan niat yang teguh untuk memberikan pengasuhan yang baik, wajar bila bayi jarang menangis. 

Orangtua tidak perlu khawatir ketika merasa belum sepenuhnya mampu atau berhasil mengasuh bayi dengan maksimal. Tidak ada orangtua yang terlahir mampu, melainkan semuanya dilakukan bertahap dengan proses panjang.

4. Gangguan Pengembangan Paru 

Penyebab bayi jarang menangis ini berlaku dalam momen ketika baru dilahirkan. Gangguan pengembangan paru ketika baru lahir dapat menyebabkan bayi tidak menangis ketika dilahirkan. 

Padahal, menangis sangat penting untuk membantu bayi mengeluarkan cairan ketuban dari paru sekaligus mengembangkan paru-parunya. 

Kondisi tersebut lebih sering terjadi pada bayi prematur, yaitu bayi yang lahir sebelum usia kandungannya cukup. Pada bayi prematur, perkembangan jaringan parunya bisa saja belum sempurna saat lahir. Akibatnya bayi tidak menangis ketika baru lahir.

5. Autisme

Jarang menangis bisa menjadi salah satu tanda awal autisme pada anak-anak. Bahkan, penelitian menyebutkan, kecurigaan autisme bisa dilihat dari ciri tangisan bayi berusia 1 bulan. Bayi dengan autisme dinilai memiliki karakteristik tangisan yang unik dan berbeda dari bayi pada umumnya.

Namun, jangan sampai orangtua menebak-nebak atau mendiagnosis sendiri kondisi bayi berdasarkan informasi yang terbatas! Tetap banyak pemeriksaan yang perlu dilakukan sebelum mendiagnosis apakah anak mengalami autisme. 

Bila benar-benar memiliki kecurigaan, jangan ragu untuk memeriksakan si kecil ke dokter anak, ya.

6. Sakit Berat

Beberapa jenis penyakit berat dapat menjadi penyebab kenapa bayi jarang menangis. Ketika bayi kehilangan cairan secara ekstrem, misalnya akibat muntah, diare, atau sangat kekurangan minum, ia bisa dehidrasi

Artikel lainnya: Sering Menangis, Hati-hati Bayi Alami Stres!

Pada tahap awal dehidrasi, bayi akan lebih rewel. Namun, ketika dehidrasi memberat, lama-kelamaan bayi malah menjadi lemah dan jarang menangis.

Selain itu, saat terjangkit infeksi parah, bayi juga lambat laun akan jarang menangis. Malah, kesadaran bayi akan sangat menurun. 

Tanda-tanda bayi infeksi berat diawali dengan demam tinggi, tidak nafsu makan, dan muncul gejala sesuai organ yang terinfeksi. Keluhannya dapat berupa batuk, pilek, diare, dan lainnya. Ketika tidak tertangani dengan baik, bayi dapat jatuh ke kondisi infeksi berat.

7. Gangguan Saraf

Kondisi seperti perdarahan otak maupun infeksi otak dapat menyebabkan bayi jarang menangis dan kurang aktif. Tanda-tanda gangguan sistem saraf bisa bermacam-macam, salah satunya demam tinggi dan kejang

Pada tahap tertentu, bayi jarang menangis adalah kondisi wajar. Ketika pengasuhan baik dan telaten, bayi akan selalu merasa nyaman dan tidak perlu rewel. 

Namun, tetaplah selalu waspada karena penyebab bayi jarang menangis juga bisa berkaitan dengan gangguan kesehatan yang mungkin bisa berujung fatal. Jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter anak, ya.

Dapatkan info lengkap seputar kesehatan dan perawatan bayi di aplikasi KlikDokter. Solusi untuk #JagaSehatmu dan si kecil, hanya KlikDokter!

(FR/JKT)

Tangisan BayiKesehatan BayiBayi MenangisHipoglikemia

Konsultasi Dokter Terkait