Pencernaan

Perut Semakin Besar, Masalah Penyakit Semakin Besar

dr. Alvin Nursalim, SpPD, 23 Okt 2015

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Obesitas adalah sebuah keadaan berlebihnya lemak tubuh. Keadaan ini merupakan sebuah kelainan multifaktor, diantaranya faktor genetik dan lingkungan. Simak selengkapnya bersama dr. Alvin Nursalim di sini.

Perut Semakin Besar, Masalah Penyakit Semakin Besar

KlikDokter.com – Kecuali ibu hamil, ciri perut membesar khas dengan kegemukan. Obesitas atau kegemukan merupakan keadaan berlebihnya lemak tubuh. Dan salah satu bagian paling mudah bertumpuknya lemak adalah perut.

Obesitas adalah sebuah keadaan berlebihnya lemak tubuh. Keadaan ini merupakan sebuah kelainan multifaktor, diantaranya faktor genetik dan lingkungan. Dalam praktik sehari-hari pengukuran obesitas menggunakan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) yang berhubungan dengan kadar lamak tubuh.

IMT di dapat dengan rumus berat badan dalam kilogram (kg), dibagi kuadrat dari tinggi badan (m2). Untuk wilayah Asia Pasifik, kriteria dan klasifikasi obesitas berdasarkan nilai IMT dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Umumnya individu obes memiliki tumpukan lemak sekitar perut atau kita kenal dengan perut buncit. Penumpukan lemak perut ini merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung. Selain itu individu obes cenderung memiliki berbagai faktor risiko metabolik lain seperti tekanan darah tinggi, kelainan lemak darah dan gangguan gula darah. Semua faktor risiko ini akan meningkatkan risiko seorang pasien untuk menderita berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan pembuluh darah otak.

Mengapa obesitas cenerung meningkat? Silakan klik next untuk melanjutkan.

 

Perut Semakin Besar, Masalah Penyakit Semakin Besar

Mengapa obesitas cenderung meningkat?

Obesitas disebabkan oleh berbagai faktor. Genetik tak pelak merupakan faktor kuat penyebab obesitas, namun lingkungan juga berperan penting dalam peningkatan kasus obesitas akhir-akhir ini. Angka obesitas cenderung mengalami peningkatan karena lingkungan dunia yang cenderung menjadi ‘obesogenic’. Lingkungan ‘obesogenic’ merupakan sebuah keadaan pola hidup sedenter, dan maraknya makanan berkalori tinggi. Pola hidup sedenter adalah pola hidup yang minim aktivitas, tidak berolahraga dan konsumsi makanan tinggi kalori. Terlebih kini jaringan waralaba makanan berkalori tinggi menjamur dimana-mana.

Bagaimana penanganan obesitas?

Langkah pertama untuk menangani obesitas adalah dengan melakukan perubahan pola makan. Untuk memberikan terapi diet yang optimal, maka komposisi diet harus dirancang per individu. Defisit kalori sebanyak 500 hingga 1000 kcal/hari dari kebutuhan kalori individu obes dapat dilakukan, hal ini untuk mencapai penurunan berat badan yang adekuat.  Total lemak yang diberikan harus kurang dari 30% kebutuhan kalori. Karbohidrat mencakup 55-65% dari kebutuhan energi total, sedangkan protein sekitar 15% dari kalori total. Individu obes harus dimotivasi untuk meningkatkan konsumsi buah segar dan sayuran.

Selain itu, peningkatan aktivitas fisik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program penurunan berat badan. Untuk pasien obes, aktivitas fisik harus dimulai secara bertahap dan intensitasnya ditingkatkan secara bertahap. Pasien dapat memulai aktivitas fisik dengan berjalan 30 menit sebanyak 3 kali seminggu dan ditingkatkan menjadi 45 menit sebanyak 5 kali seminggu.

Satu hal yang pasti bahwa obesitas dapat dicegah. Pengaturan pola makan dan olah raga rutin merupakan ujung tombak penanganan obesitas. Bayangkan jika dunia tenggelam dalam  kasus obesitas, maka komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah otakpun akhirnya akan meningkat. Bukanlah tidak mungkin jika fenomena peningkatan kasus obesitas ini berlanjut, maka dunia akan lumpuh karena dipenuhi pasien dengan penyakit jantung, otak atau penyakit kompliasi kegemukan lainnya.

Jumlah kasus obesitas di dunia sangat mencengangkan. Saat ini diperkirakan terdapat 250 juta orang di dunia dengan berat badan berlebih, dan angka ini diprediksikan terus meningkat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2010, prevalensi obesitas diatas umur 18 tahun adalah 21,7%. Jumlah kasus obesitas di Indonesia juga cenderung meningkat. Obesitas berbahaya karena meningkatkan risiko individu obes untuk menderita berbagai penyakit, seperti jantung dan pembuluh darah otak.

Perut Semakin BesarMasalah Penyakit Semakin Besar

Konsultasi Dokter Terkait