Pencernaan

Pilihan Obat Untuk Mengatasi Sembelit

Tri Yuniwati Lestari, 30 Agt 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sedang mencari obat sembelit yang dijual bebas di apotek? Baca ulasan berikut untuk mengetahui daftar obat untuk melancarkan BAB.

Pilihan Obat Untuk Mengatasi Sembelit

Sembelit atau konstipasi adalah kondisi di mana seseorang mengalami sulit untuk buang air besar (BAB). Orang yang mengalami sembelit mungkin mengejan lebih keras dari biasanya untuk dapat mengosongkan isi perut.

Sulit BAB dapat disebabkan karena banyak hal, salah satunya kekurangan serat atau cairan dalam makanan, pergerakan usus yang lambat, penyakit, konsumsi obat-obatan tertentu, dan beberapa penyebab lainnya. 

Ada banyak pilihan obat sembelit yang bisa kamu gunakan untuk membantu memperlancar buang air besar. Ada obat sembelit yang memerlukan resep dokter, ada juga yang dijual bebas tanpa resep. 

Kapan Perlu Minum Obat Sembelit?

Frekuensi buang air besar seseorang dapat berbeda-beda. Ada yang setiap hari, ada juga yang tiga kali seminggu. Jika frekuensi buang air besar kamu mulai berubah atau BAB menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan, itu berarti kamu mengalami sembelit

Jika mengalami sembelit, hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengubah gaya hidup. Perbanyak makan-makanan yang berserat seperti buah dan sayur, minum lebih banyak air, dan lebih aktif secara fisik.

Jika perubahan pola hidup tadi tidak juga membantu mempermudah buang air besar, kamu dapat mengonsumsi obat pelancar BAB yang dijual di apotek, baik itu dengan resep dokter atau tanpa resep. 

Pilihan Obat Sembelit Tanpa Resep Dokter

Pilihan Obat Sembelit Tanpa Resep Dokter

Obat melancarkan BAB di apotek biasanya disebut dengan pencahar. Jika sembelit belum masuk dalam tahap kronis, dokter biasanya dapat menyarankan kamu untuk membeli obat pencahar tanpa resep di apotek. 

Berikut beberapa obat untuk memperlancar BAB yang bisa kamu dapatkan di apotek: 

1. Suplemen Serat

Suplemen serat disebut juga dengan laksatif bulk. Obat pencahar laksatif ini bekerja dengan menambahkan serat larut ke tinja. Hal ini menyebabkan tinja menyerap lebih banyak air, sehingga membentuk tinja yang lebih besar dan lebih lembut. 

Kotoran yang lebih besar dapat membantu memicu usus berkontraksi dan memudahkan tinja untuk keluar. Pencahar bentuk suplemen ini umumnya adalah jenis pencahar yang paling aman dikonsumsi.

Beberapa pilihan obat suplemen serat yang tersedia di apotek adalah sebagai berikut:

  • Calcium polycarbophil (FiberCon)
  • Serat metil selulosa (Citrucel)
  • Psyllium (Konsyl, Metamucil)
  • Dekstrin gandum (Benefiber)

Untuk mengurangi risiko efek samping dari mengonsumsi suplemen serat, pastikan kamu minum banyak cairan, baca label pada kemasan, dan ikuti anjuran dosis yang tertera di kemasan. 

2. Pencahar Osmotik

Pencahar osmotik bekerja dengan membuat usus menahan lebih banyak cairan, sehingga tinja lebih lunak, dan mudah dikeluarkan melalui anus. Sebelum membelinya, tanyakan terlebih dahulu kepada dokter atau apoteker tentang dosis dan juga efek sampingnya. 

Obat pencahar osmotik biasanya tidak disarankan untuk lansia atau orang yang mengalami gagal jantung atau ginjal. Berikut ini beberapa pilihan obat pencahar osmotik yang bisa kamu temui di apotek:

  • Magnesium citrate
  • Magnesium hidroksida (Susu Magnesia)
  • Laktitol (Pizensy)
  • Polietilen glikol (Miralax)

3. Stimulan

Stimulan biasanya digunakan jika obat pencahar lainnya yang juga tanpa resep dokter tidak bekerja dengan baik. Obat ini tergolong dalam obat keras dan tidak boleh digunakan lebih dari beberapa hari. 

Penggunaan stimulan dalam waktu yang lama akan membuat usus kehilangan kemampuan ototnya. Obat ini juga dapat membuat sistem pencernaan kamu menjadi lupa bagaimana untuk mendorong tinja keluar sendiri.

Cara kerja dari stimulan adalah membuat usus terjepit atau berkontraksi untuk mengeluarkan tinja. Contoh obat stimulan adalah bisacodyl dan sennosides

4. Pelunak Feses

Obat susah buang air besar pada orang dewasa lainnya untuk mengatasi sembelit tanpa resep dokter adalah pelunak feses. Obat yang satu ini biasanya banyak digunakan orang yang perlu menghindari mengejan saat BAB, seperti setelah operasi. 

Obat ini bekerja dengan baik jika digunakan dalam jangka pendek. Natrium Docusate (Colace) adalah salah satu pelunak feses yang dapat kamu temukan dengan mudah di apotek.

Obat pelunak feses ini bekerja dengan menarik air dari usus untuk melunakkan tinja. Meski obat ini tergolong aman, tetap perhatikan dosis yang tertera di label kemasan. Hindari mengonsumsi obat secara berlebihan.

Pelunak Feses

Selain obat sembelit yang berbentuk pil, dokter juga mungkin menyarankan obat yang dalam bentuk supositoria atau enema, yang juga dapat kamu beli tanpa resep dokter.

  • Supositoria, adalah obat pencahar yang langsung dimasukan ke rektum. Obat ini bekerja dengan membuat usus terjepit sehingga usus berkontraksi dan juga membuat tinja lebih lunak. Pilihan obat supositoria ada Gliserin dan bisacodyl (Dulcolax).
  • Enema, sama dengan supositoria, obat ini bekerja langsung untuk mendorong cairan ke rektum. Pilihan untuk mengatasi sembelit jenis ini adalah enema bisacodyl dan fosen enema

Artikel Lainnya: Anak Sembelit? Ini Cara Mengatasinya

Pilihan Obat Sembelit dengan Resep Dokter

Jika obat OTC (over the counter) atau obat sembelit tanpa resep dokter, tidak cukup membantu, kamu dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat resep yang bekerja lebih baik dari obat sembelit yang digunakan sebelumnya. 

Ada berbagai pilihan obat sembelit dengan resep dokter, berikut beberapa di antaranya:

1. Laktulosa (Cephulac, Constulose, Duphalac, Enulose, Kristalose). 

Laktulosa merupakan obat sembelit yang bersifat osmotik, obat ini bekerja dengan menarik air ke dalam usus untuk melunakkan dan melonggarkan tinja. Efek sampingnya termasuk gas, diare, sakit perut, dan kram perut.

2. Linaclotide (Linzess) 

Obat linaclotide adalah obat pencahar berbentuk kapsul yang biasanya disarankan untuk diminum sekali sehari. Obat ini hanya digunakan untuk mengobati sembelit idiopatik kronis dan sindrom iritasi usus besar dengan sembelit. 

Linaclotide dapat bekerja meringankan sembelit dengan menarik air ke dalam usus, sehingga tinja lebih mudah keluar, dan membantu buang air besar lebih sering. Efek samping yang paling umum dari obat ini adalah diare.

3. Lubiprostone (Amitiza) 

Dokter mungkin menyarankan kamu untuk meminum obat pencahar ini, jika kamu mengalami sembelit kronis atau sembelit yang disebabkan oleh opioid. Lubiprostone juga digunakan untuk mengobati Irritable bowel syndrome (IBS) pada wanita. 

Sama dengan obat pencahar lainnya, lubiprostone bekerja dengan melunakkan tinja dengan memasukkan lebih banyak air ke dalamnya, sehingga tinja dapat keluar dengan mudah. 

Kamu dapat minum obat ini dua kali sehari. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah sakit kepala, mual, diare, sakit perut, dan muntah.

4. Plecanatide (Trulance)

Plecenatide adalah obat pencahar tablet yang bisa kamu minum sekali sehari. Plecenatide membantu tubuh membuat cairan di usus, dan membantu mendorong tinja  bergerak melalui usus. 

Obat ini dapat diresepkan untuk orang yang mengalami konstipasi idiopatik kronis dan IBS. Diare adalah salah satu efek samping yang mungkin terjadi dari mengonsumsi obat ini.

5. Polyethylene glycol (PEG) (Golytely, Nulytely)

Obat pencahar yang satu ini berbentuk bubuk, kamu dapat mencampurkannya dengan air sebelum meminumnya. Obat ini dapat membantu memasukan banyak air ke usus besar, sehingga usus berkontraksi untuk mengeluarkan kotoran lebih mudah melalui anus. 

Efek samping yang umum terjadi dari konsumsi obat Polyethylene glycol termasuk mual, kembung, kram, dan muntah. 

Beri tahu dokter segera jika kamu mengalami muntah berdarah atau terlihat seperti bubuk kopi, jantung mulai berdetak cepat, sesak napas, atau sakit perut menjadi lebih parah.

6. Prucalopride (Motegrity)

Obat prucalopride biasanya dapat diminum sekali sehari untuk mengatasi sembelit. Obat ini dapat membantu usus besar membuat gerakan untuk membuat tinja lebih mudah melewati usus. 

Efek samping yang umum dari obat ini adalah sakit kepala, sakit perut, mual, diare, muntah, pusing, dan kelelahan. Efek samping lainnya juga termasuk perubahan suasana hati atau perilaku yang tidak biasa. Jika kondisi ini terjadi, segera hubungi dokter.

Perlu diingat bahwa semua jenis obat pencahar, perlu diminum dengan takaran dan dosis yang sesuai. Pasalnya, kelebihan dosis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh. 

Elektrolit meliputi kalsium, klorida, kalium, magnesium, dan natrium. Tubuh membutuhkannya untuk melakukan banyak hal, jadi pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau apoteker tentang dosis dan takaran obat yang ingin kamu gunakan. 

Untuk dapat berkonsultasi kepada dokter mengenai obat sembelit atau untuk mendapatkan resep obat dari dokter, kamu dapat menggunakan layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. 

Kamu juga dapat membeli obat sembelit dan keperluan kebutuhan sehatmu lainnya pada fitur Belanja Sehat. Ingat selalu untuk #JagaSehatmu

(DA/JKT)

Referensi:

  • American Family Physician. Diakses 2022. Management of Constipation in Older Adults. 
  • The American Journal of Medicine. Diakses 2022. Plecanatide for Treatment of Chronic Constipation and Irritable Bowel Syndrome. 
  • National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses 2022. Treatment for Constipation
  • Mayo Clinic. Diakses 2022. Over-the-counter laxatives for constipation: Use with caution
  • Drugs.com. Diaskes 2022. Medications for Constipation
  • Family Doctor. Diakses 2022. Laxatives: OTC Products for Constipation

Dokter terkait: dokter spesialis pencernaan

Sembelit

Konsultasi Dokter Terkait