HomeInfo SehatPencernaan10 Penyebab Mual Muntah Setelah Makan dan Cara Mengatasinya
Pencernaan

10 Penyebab Mual Muntah Setelah Makan dan Cara Mengatasinya

Tri Yuniwati Lestari, 19 Jul 2022

Ditinjau Oleh dr. Devia Irine Putri

Icon ShareBagikan
Icon Like

Mual dan muntah setelah makan bisa saja disebabkan oleh masalah kesehatan yang serius. Yuk, ketahui berbagai penyebab mual setelah makan berikut.

10 Penyebab Mual Muntah Setelah Makan dan Cara Mengatasinya

Mual dan muntah sehabis makan bisa sangat mengganggu. Pasalnya, rasa mual yang terjadi membuat perut terasa tidak nyaman. Untuk mengatasinya, kamu perlu tahu berbagai penyebab mual dan muntah setelah makan.

Ingin tahu lebih lengkap mengenai hal ini? Simak penjelasan dokter melalui ulasan berikut. 

Penyebab Mual dan Muntah Setelah Makan

Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, mual dan muntah setelah makan tidak berbahaya pada kebanyakan kasus. Umumnya, penyebabnya adalah karena keracunan makanan, naiknya asam lambung, stres, dan kehamilan.

“Namun, muntah setelah makan juga bisa menjadi tanda bahaya, jika muntah disertai dengan keluhan lain, misalnya sakit kepala hebat, nyeri dada, penurunan kesadaran, demam tinggi,” ujar dr. Devia. 

Berbagai penyebab dari mual dan muntah setelah makan yang perlu kamu ketahui, meliputi:

1. Kehamilan

 

Perubahan hormon yang terjadi pada wanita hamil dapat menyebabkan mual kapan saja, meskipun mual lebih sering terjadi di pagi hari atau disebut juga dengan morning sickness.

Sensasi ingin muntah ini dapat muncul sebelum dan setelah makan. Rasa mual biasanya akan dimulai selama bulan kedua kehamilan. Mual selama kehamilan tidak berbahaya bagi janin dan sang ibu karena akan hilang pada bulan keempat kehamilan.

Jadi, hormon kehamilan dapat mengendurkan hubungan antara kerongkongan dan lambung, menyebabkan peningkatan refluks asam lambung, yang dapat menyebabkan perut mual. Indera penciuman juga akan semakin tajam sehingga memperburuk mual yang dialami ibu hamil.

2. Keracunan Makanan

Makanan yang disimpan tidak benar atau tidak dimasak matang bisa terkontaminasi dengan patogen (sumber penyakit). Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan keracunan makanan.

Bakteri, virus, parasit, atau jamur adalah contoh kuman yang bisa menyebabkan masalah jika masuk dan menginfeksi tubuh. Kebanyakan infeksinya dapat menyebabkan perasaan mual karena yang diserang adalah sistem pencernaan.

Artikel lainnya: Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan yang Harus Diketahui

3. Intoleransi atau Alergi Makanan

Beberapa orang memiliki intoleransi terhadap makanan tertentu, yang berarti tubuh mengalami kesulitan untuk mencernanya. Tidak tercernanya makanan dengan baik ini bisa membuat kamu terus merasa mual beberapa jam setelah makan.

Jenis makanan yang dapat memicu gejala intoleransi makanan, di antaranya:

  • Makanan yang mengandung laktosa, seperti produk susu
  • Makanan yang menyebabkan gas usus, seperti kacang-kacangan atau kubis
  • Makanan mengandung gluten, seperti kebanyakan biji-bijian

Begitu juga dengan alergi makanan, yang dapat menimbulkan gejala mual setelah makan, serupa dengan intoleransi makanan. 

Hanya penyebab yang mendasarinya adalah tubuh keliru dalam mengenali protein yang ditemukan dalam makanan tertentu sebagai ancaman. Alhasil, memicu respons sistem kekebalan berupa mual dan muntah.

Mual yang disebabkan oleh alergi makanan dapat terjadi beberapa detik atau menit setelah makanan dikonsumsi. Biasanya sering disertai dengan sejumlah gejala lain, seperti ruam gatal di kulit,wajah atau bibir bengkak, dan kesulitan bernapas

Jika kamu mengalami reaksi alergi yang cukup mengganggu aktivitas, segera minta pertolongan medis.

Artikel lainnya: Penyebab Munculnya Ruam Kulit Setelah Konsumsi Makanan Fermentasi

4. Masalah Pencernaan

Mual setelah makan juga dapat disebabkan oleh berbagai masalah pencernaan. Ini karena masalah pencernaan membuat sistem pencernaan tidak berfungsi dengan baik.

Misalnya, penyakit gastroesophageal reflux disease atau lebih dikenal dengan GERD, terjadi ketika cincin otot antara kerongkongan dan lambung tidak berfungsi, menyebabkan asam lambung masuk ke kerongkongan.

GERD menimbulkan sensasi terbakar di seluruh kerongkongan yang dikenal sebagai istilah heartburn dan mungkin menjadi penyebab mual setelah makan.

Jika bukan GERD, mual dan muntah habis makan bisa jadi disebabkan oleh penyakit kandung empedu, peradangan pada pankreas (pankreatitis), atau Irritable Bowel Syndrome (IBS).

Kantung empedu bertanggung jawab untuk melepaskan empedu untuk membantu mencerna lemak. Nah, terjadinya penyakit kandung empedu dapat mengganggu tubuh dalam mencerna lemak. 

Gejala mual dan muntah pada pengidap penyakit kandung empedu sangat mungkin terjadi setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak.

Sementara pankreas berfungsi melepaskan protein dan hormon yang diperlukan untuk pencernaan. Jika organ ini menjadi meradang atau terluka, mual sering terjadi bersamaan dengan gejala masalah pencernaan lainnya.

Kemudian, IBS yang menandakan kondisi kronis pada usus yang dapat menyebabkan kembung dan peningkatan gas. Pada beberapa orang, ini juga dapat menyebabkan mual setelah makan.

5. Penyempitan Pembuluh Darah

Mual setelah makan juga bisa menjadi tanda dari penyempitan pembuluh darah di usus. Penyempitan pembuluh darah ini membatasi aliran darah pada sistem pencernaan dan dikenal dengan sebutan sindrom iskemik usus. 

Kondisi ini terjadi karena penumpukan plak di pembuluh arteri, pengerasan pembuluh arteri, hipotensi (tekanan darah rendah), dan peradangan. Orang dengan kondisi ini, biasanya mengeluhkan mual, muntah, dan nyeri pada perut.

Artikel lainnya: Ciri-Ciri Penyakit GERD yang Perlu Anda Ketahui

6. Sakit Kepala Sebelah

Sakit kepala dan migrain menimbulkan sensasi berdenyut di kepala. Gejalanya ini bisa mengganggu sehingga mengharuskan kamu berhenti sejenak dari aktivitas yang sedang dilakukan.

Pada kasus yang cukup parah, kedua masalah kesehatan ini juga bisa jadi penyebab seseorang mengalami mual dan muntah setelah makan.

7. Serangan Jantung

Tidak cuma masalah pencernaan, mual dan muntah setelah makan bisa jadi pertanda masalah kesehatan yang serius, seperti serangan jantung. Di samping mual dan muntah, gejala khas dari kondisi ini adalah nyeri dada, sesak napas, dan pingsan.

Segera minta pertolongan dokter ketika mengalami gejala demikian. Apalagi jika kamu sebelumnya memiliki riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi).

8. Penyakit Mental

Penyakit mental bisa jadi penyebab munculnya gejala fisik berupa muntah setelah makan. Kondisi ini kerap kali dialami oleh pengidap anoreksia nervosa dan bulimia nervosa

Keduanya merupakan gangguan makan paling umum yang ditandai dengan kebiasaan makan yang tidak normal.

Bedanya, jika anoreksia nervosa terjadi karena kelebihan asam lambung atau kelaparan. Semetara bulimia nervosa terjadi karena sengaja memuntahkan setiap makanan yang dikonsumsi.

Selain itu, stres, gangguan kecemasan, dan depresi yang cukup parah juga bisa menyebabkan pengidapnya muntah terus-menerus.

Artikel lainnya: Anak Sering Muntah di Mobil, Ini Cara Mengatasinya

9. Mabuk Perjalanan

Melakukan perjalanan dengan mobil, kapal, atau perahu bisa menyebabkan seseorang mengalami mabuk perjalanan. Tidak perlu khawatir, karena kondisi ini akan membaik setelah kamu sudah sampai ke tempat tujuan dan tidak lagi di dalam kendaraan. 

Munculnya gejala mual dan muntah selama perjalanan ini terjadi karena otak tidak menerjemahkan informasi yang sama antara indera mata dan telinga.

10. Konsumsi Obat-Obatan Tertentu

Mual adalah efek samping umum dari beberapa obat termasuk antibiotik, obat pereda nyeri, atau obat kemoterapi. Mual akan mereda setelah perawatan selesai atau dihentikan.

Jika selama penggunaan, kamu cukup terganggu dengan efek sampingnya, konsultasi ke dokter lebih lanjut.

Cara Mengatasi Mual dan Muntah Setelah Makan

Dijelaskan oleh dr. Devia, ada beberapa hal yang dapat dilakukan segera jika kamu mengalami mual dan muntah setelah makan.

“Cukupi cairan. Hindari makan atau minum yang memperburuk keadaan misalnya yang asam, pedas, bersoda. Kemudian jam makan selanjutnya usahakan makan dalam porsi kecil dan perlahan-lahan,” ucap dr. Devia. 

Selain itu, istirahat yang cukup dan hindari berbaring setelah makan dengan istirahat dalam posisi duduk. Terakhir, kamu juga bisa minum obat pereda mual yang dijual di apotek.

Jika keluhan terus memburuk atau tidak kunjung membaik, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Dokter akan membantu kamu mengetahui penyebab mual dan muntah setelah makan dan menentukan pengobatan yang tepat.

Jangan lupa selalu #JagaSehatmu dengan konsultasi dokter di layanan Tanya Dokter atau download aplikasi KlikDokter.

(APR/NM)

pencernaanmuntahmual

Konsultasi Dokter Terkait