Menguap adalah suatu refleks yang tidak terkendali, di mana mulut menjadi terbuka lebar dan paru-paru mendapatkan pasokan udara yang banyak. Udara tersebut kemudian dikeluarkan secara perlahan-lahan. Selama periode waktu menguap, gendang telinga akan mengalami peregangan dan mata dapat tertutup, yang bisa membuatnya lebih berair.
Sering kali, seseorang menguap sesaat sebelum tidur atau setelah bangun. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa menguap dikaitkan dengan kelelahan. Selain itu, menguap juga sering dialami oleh seseorang yang merasa bosan.
Menguap sering jadi tanda mengantuk
Terlepas dari anggapan tersebut, alasan pasti mengapa seseorang bisa menguap masih menjadi misteri. Menguap sering kali dikaitkan dengan rasa mengantuk, kelelahan atau bosan, walaupun sebenarnya tidak selalu demikian. Sebagai tambahan, saat seseorang menguap, frekuensi denyut jantung juga mengalami peningkatan.
Secara sederhana, menguap dapat menjadi salah satu cara tubuh menyesuaikan kesiagaan terhadap situasi yang sedang dialami. Misalnya, sebelum tidur, menguap dapat menjadi salah satu tanda seseorang mempersiapkan diri untuk tidur. Sebaliknya, menguap saat merasa bosan dapat menjadi tanda otak yang mengalami transisi dari tingkat kesiagaan tinggi ke tingkat yang lebih rendah.
Tak berhenti di situ, menguap juga dapat menjadi salah satu fungsi pernapasan. Dengan kata lain, menguap lebih mungkin dialami saat tubuh membutuhkan oksigen yang lebih. Ini karena menguap membuat pasokan udara menjadi lebih banyak dan meningkatkan denyut jantung, yang secara teori berarti bahwa semakin banyak oksigen yang dipompa melalui tubuh.
Fakta lain soal menguap
Jadi, menguap dapat menjadi salah satu cara untuk membantu mengeluarkan zat beracun dari tubuh dan menyediakan suplai oksigen yang berlebih. Asupan udara yang meningkat pada saat menguap bersama dengan denyut jantung yang meningkat pada saat bernapas juga menyebabkan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh.
Berikut adalah beberapa fakta lain terkait menguap:
- Menguap merupakan salah satu respons terhadap rasa lelah atau kurangnya stimulasi
- Bayi dapat menguap, begitu pula janin di dalam rahim
- Seseorang yang melihat orang lain menguap dapat ikut menguap. Ini adalah salah satu tanda dari respons empati alami manusia
- Menguap juga memiliki fungsi sosial, dan merupakan salah satu cara untuk mengomunikasikan rasa bosan.
Saraf vagus, yang merupakan salah satu saraf penghubung tenggorok dan perut ke otak, dapat menyebabkan menguap yang berlebihan dengan berinteraksi dengan pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan reaksi vasovagal. Respons tersebut menjadi suatu tanda dari gangguan tidur atau kelainan otak tertentu.
Menguap adalah salah satu respons tubuh yang sering dikaitkan dengan rasa kantuk, kelelahan maupun kebosanan. Dengan mengenali berbagai fakta tersebut, diharapkan Anda dapat lebih memahami alasan di balik perilaku menguap yang biasa Anda alami.
(NB/ RVS)