HomeInfo SehatKesehatan UmumDampak Mematikan Hipotermia pada Korban Banjir di Jakarta
Kesehatan Umum

Dampak Mematikan Hipotermia pada Korban Banjir di Jakarta

dr. Sepriani Timurtini Limbong, 03 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Korban banjir Jakarta di awal tahun baru rentan mengalami berbagai masalah kesehatan. Salah satu yang membahayakan adalah hipotermia.

Dampak Mematikan Hipotermia pada Korban Banjir di Jakarta

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hingga Kamis, (2/1) ada 16 korban meninggal dunia akibat banjir. Korban meninggal dunia terbanyak berada di Jakarta, yaitu delapan orang. Tiga orang korban di antaranya meninggal karena mengalami hipotermia.

Banjir erat kaitannya dengan penyakit yang mengikutinya. Mulai dari flu, infeksi pernapasan, hingga infeksi saluran cerna. Namun, hipotermia adalah satu yang sering terlupakan. Hipotermia merupakan kondisi tubuh mengalami penurunan suhu secara signifikan dalam waktu cepat.

Terdapat tiga tipe hipotermia, yakni hipotermia ringan, sedang, dan berat. Hipotermia ringan adalah saat suhu tubuh di antara 32-350C, hipotermia sedang adalah suhu tubuh antara 28-320C, sementara hipotermia berat adalah kurang dari 280C.

Proses Terjadinya Hipotermia

Dalam kondisi normal, tubuh manusia memiliki kemampuan untuk menghasilkan panas. Saat udara dingin, tubuh akan mengaktifkan sistem pengaturan suhu sehingga suhu tubuh tetap dalam kondisi normal yaitu 36,5-37,50C.

Akan tetapi, jika penurunan suhu terlalu ekstrem atau terjadi dalam waktu lama, tubuh akan kewalahan dan tidak mampu menaikkan suhu tubuh. Akibatnya, terjadi hipotermia.

Beberapa kondisi yang dapat mencetuskan hipotermia di antaranya adalah cuaca dingin yang ekstrem. Bisa juga Anda berada di tengah cuaca dingin dalam waktu lama.

Misalnya, pendaki gunung yang tidak mengenakan pakaian hangat untuk menjaga suhu tubuh, lingkungan berangin. Hal ini bisa dialami pula oleh korban banjir jika berendam terlalu lama.

Ya, semua orang bisa saja mengalami hipotermia. Tetapi ada kelompok tertentu yang lebih rentan mengalaminya yaitu lanjut usia, anak-anak, mereka yang memiliki gangguan mental, dan mengonsumsi alkohol. 

Gejala Hipotermia pada Orang Dewasa dan Bayi

Mengingat cuaca ekstrem sedang terjadi, Anda bisa membantu memerhatikan anggota keluarga atau korban banjir lainnya untuk terhindar dari hipotermia. Karena itulah, Anda perlu tahu bagaimana mengetahui seorang dewasa terjangkit hipotermia melalui beberapa tanda ini.

  • Menggigil, kemungkinan bisa berhenti saat hipotermia masih berlangsung. Namun sebetulnya, gejala menggigil ini adalah pertanda baik bahwa sistem pengaturan panas seseorang masih aktif. Akan berbahaya jika korban mulai merasa panas di tengah udara yang sangat dingin.
  • Napas berat.
  • Linglung dan hilang ingatan.
  • Mengantuk dan kelelahan.
  • Bergumam dan bicara tak jelas.
  • Kehilangan koordinasi, seperti tak bisa meraba hingga tersandung.
  • Denyut nadi yang lambat dan lemah.
  • Pada hipotermia berat, seseorang mungkin tidak sadar tanpa tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi yang jelas,

Sedangkan gejala hipotermia pada bayi, yakni sebagai berikut ini.

  • Dingin ketika disentuh.
  • Kulit berwarna merah menyala.
  • Biasanya terlihat lemas.

Artikel Lainnya: Tips Mencegah Penyakit di Kawasan Rawan Banjir

Dampak dari Hipotermia

Hipotermia berbeda dengan kedinginan biasa. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi yang fatal hingga kematian. Hipotermia dapat membuat penderitanya bernapas dengan cepat atau takipnea dalam bahasa medisnya.

Bila terjadi terus-menerus, hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh. Selain itu, hipotermia juga dapat menyebabkan asupan oksigen ke jantung berkurang sehingga otot jantung tidak dapat memompa darah dengan optimal.

Akibatnya, terjadi penurunan tekanan darah serta gangguan fungsi organ tubuh lainnya karena tidak mendapat aliran darah, oksigen, dan nutrisi. Tak hanya itu, hipotermia pun dapat menimbulkan gangguan irama jantung (aritmia) yang sifatnya berat bahkan hingga henti jantung.

Terakhir, dampak terburuk hipotermia adalah kematian. Suhu tubuh yang rendah khususnya pada hipotermia berat bisa menimbulkan organ tubuh berhenti bekerja dan berakhir dengan kematian.

Mencegah Hipotermia

Melihat dampak mematikan dari hipotermia di atas, kondisi ini tidak boleh disepelekan dan harus ditangani secara intensif oleh tenaga medis. Anda dapat mencegah hipotermia dengan mengenakan jaket, topi, dan kaus kaki terutama saat cuaca dingin.

Hindari pula berendam terlalu lama dalam air dingin. Bagi para korban banjir, terutama kaum lansia dan anak-anak, cegah hipotermia dengan memakaikan pakaian berlapis, memakai selimut, dan membawa ke dalam ruangan terutama bila tampak mulai menggigil. Jika masih mampu makan dan minum, berikan air hangat dan makanan untuk membantu menghangatkan tubuh.

Hipotermia berbeda dengan kedinginan biasa. Penyakit ini dapat berakibat fatal bahkan menyebabkan kematian. Pada musim hujan dan di tengah kondisi banjir Jakarta saat ini, penting bagi Anda untuk mengenali bahaya dan gejala hipotermia dan mencegahnya agar tidak terjadi, baik pada Anda maupun keluarga.

[RPA/AYU]

Banjirhipotermia

Konsultasi Dokter Terkait