Kanker serviks merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkendali di serviks alias leher rahim, yaitu bagian rahim yang terhubung dengan vagina.
Untuk mengatasi keganasan tersebut, terdapat sejumlah terapi pengobatan kanker yang direkomendasikan. Terapi pengobatan yang dimaksud, antara lain radioterapi dan kemoterapi.
Sayangnya, terapi pengobatan kanker serviks menimbulkan efek samping yang bisa berdampak pada aktivitas seks. Efek samping tersebut mulai dari menopause dini hingga nyeri saat berhubungan seksual.
Bagaimana terapi pengobatan kanker leher rahim menimbulkan efek samping pada aktivitas seks? Berikut penjelasannya menurut medis:
1. Menopause Dini
Menopause merupakan kondisi berakhirnya siklus menstruasi secara alami. Kondisi ini biasanya dialami wanita berusia 45-55 tahun.
Kendati demikian, wanita yang belum mencapai rentang usia tersebut dan menjalani terapi pengobatan kanker serviks berupa radioterapi, berisiko mengalami menopause dini.
Radioterapi alias terapi radiasi merupakan prosedur medis yang bertujuan membunuh sel-sel kanker. Caranya dengan menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif.
Artikel Lainnya: Obat-Obatan yang Digunakan Dalam Pengobatan Kanker Serviks
Berdasarkan Cancer Research UK, menopause dini akibat radioterapi terjadi karena terapi ini menghentikan kerja ovarium. Ovarium adalah organ reproduksi wanita yang bertugas menghasilkan sel telur, hormon estrogen, dan progesteron.
Estrogen dan progesteron merupakan hormon seks yang diperlukan dalam siklus menstruasi. Karena ovarium berhenti menghasilkan kedua hormon tersebut, penderita kanker serviks yang melakukan radioterapi pun akan mengalami menopause dini.
Menopause dini dapat menyebabkan gejala berupa kelelahan dan perubahan suasana hati. Hal ini menurunkan rasa percaya diri maupun gairah seks wanita.
2. Vagina Menyempit
Radioterapi pada pengidap kanker leher rahim dilakukan dengan menembakkan sinar radiasi ke area panggul. Hal ini bisa menyebabkan efek samping berupa munculnya jaringan parut di vagina.
Jaringan parut menghambat aliran darah ke vagina, sehingga menyebabkan elastisitas vagina berkurang. Akibatnya, vagina pun mengalami penyempitan.
Selain itu, jaringan parut juga menimbulkan bekas luka yang menyebabkan jaringan vagina saling merekat. Hal ini membuat vagina kian tertutup. Penyempitan vagina pada gilirannya mempersulit aktivitas seksual.
Artikel Lainnya: Jenis Pengobatan Kanker dan Efeknya bagi Kesuburan Wanita
3. Vagina Kering
:format(webp)/article/l5AD-cqyZBXmHzURAZMKp/original/035435200_1593483620-Kenali-8-Penyebab-Vagina-Kering-shutterstock_1319160941.jpg?w=256&q=100)
Tidak hanya menyebabkan penyempitan vagina, jaringan parut juga membuat vagina menjadi lebih kering.
Dijelaskan dr. Dyah Novita Anggraini, hal ini karena efek samping radioterapi mengurangi produksi cairan lubrikasi (pelumas) alami vagina.
Mengeringnya vagina juga bisa disebabkan oleh efek menopause dini yang dialami pengidap kanker serviks usai menjalani radioterapi.
Vagina yang mengering dapat menyebabkan wanita maupun pria mengalami nyeri saat berhubungan seksual.
4. Diduga Tidak Bisa Seks Tanpa Kondom
:format(webp)/article/ynXFWUvZSRVkyRbOvb5id/original/026040300_1620369725-Kondom_Bergerigi_Lebih_Bisa_Puaskan_Pasangan.jpg?w=256&q=100)
Selain radioterapi, penderita kanker leher rahim biasanya juga direkomendasikan kemoterapi.
Kemoterapi merupakan prosedur pengobatan kanker menggunakan obat-obatan yang bertugas membunuh dan menghentikan pertumbuhan sel kanker, serta mencegah penyebarannya.
Masih mengutip Cancer Research UK, efek dari kemoterapi kanker serviks membuat pengidapnya disarankan melakukan hubungan seksual menggunakan kondom.
Meski begitu, hingga saat ini, belum diketahui apakah obat kemoterapi dapat memengaruhi lendir serviks maupun vagina, sehingga dapat membahayakan pasangan seks penderita kanker leher rahim.
Itu dia sederet efek samping pengobatan kanker serviks pada aktivitas seks wanita. Jika ingin tanya lebih lanjut seputar pengobatan kanker, konsultasi ke dokter via Live Chat.
(PUT/JKT)
Referensi:
Cancer Research UK. Diakses 2022. Your sex life and cervical cancer.
OncoLink. Diakses 2022. Vaginal Dilators for Radiation Therapy.
Ditinjau oleh dr. Dyah Novita Anggraini