Kanker

Benarkah Hobi Makan Sate Rentan Kena Kanker?

Bobby Agung Prasetyo, 08 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Nikmatnya makan sate memang tak terkatakan. Tapi hobi yang satu ini sering dihubungkan dengan risiko kanker. Bagaimana faktanya?

Benarkah Hobi Makan Sate Rentan Kena Kanker?

Tak sedikit orang yang hobi makan sate, atau setidaknya gemar mengonsumsi kudapan khas Indonesia yang satu ini. Rasanya yang nikmat, dicampur bumbu kacang atau kecap, hadir dengan berbagai pilihan, mulai daging dari ayam hingga kambing. Sayangnya, sate juga mengandung lemak jenuh yang tinggi.

“Sate mengandung protein yang tinggi, karena umumnya terdiri dari daging. Selain itu, sate juga mengandung lemak yang tinggi, terutama lemak jenuh, yang berasal dari lemak daging dan minyak sayur yang digunakan sewaktu memprosesnya,” kata dr. Nadia Octavia dari KlikDokter.

Lebih lanjut, dr. Nadia menjelaskan bahwa sate ayam mengandung kadar lemak jenuh sebesar 20 persen, sate sapi 30 persen, dan sate kambing 60 persen. Di balik kandungan lemak yang tinggi, sate juga disebut-sebut sebagai salah satu makanan yang dapat mencetuskan kanker.

Kaitan sate dengan kanker

Sebuah studi menjelaskan bahwa makan daging yang dibakar dapat meningkatkan risiko kanker. Hal ini tentu berlaku bagi sate, yang pada umumnya dimasak dengan cara dibakar menggunakan arang.

Karsinogen―zat penyebab kanker―dapat terbentuk melalui proses pembakaran. Asam amino, gula, dan creatine dalam daging lantas bereaksi pada suhu tinggi, yang kemudian membentuk heterocyclic amines (HCA).

“Kedua senyawa tersebut terbentuk selama proses memasak yang berlangsung tanpa membedakan jenis daging yang dimasak. Pada dasarnya, senyawa itu terbentuk pada temperatur yang tinggi dan waktu pemanggangan yang lama,” kata dr. Alvin Nursalim dari KlikDokter.

HCA, lanjut dr. Alvin, ditemukan pada daging yang dimasak dalam suhu tinggi. Sementara PAH atau Polycyclic aromatic hydrocarbon terbentuk ketika cairan daging menetes ke bara, dan menyala dengan api maupun asap.

HCA dan PAH bersifat mutagenik. Itu berarti kedua senyawa tersebut menyebabkan perubahan DNA yang dapat menyebabkan munculnya sel kanker. Faktor yang paling penting dalam produksi PAH adalah pembakaran lemak yang tidak sempurna, yang menetes di atas panggangan.

Mencegah kanker dengan mengurangi sate?

Paparan terhadap kedua senyawa HCA dan PAH berhubungan erat dengan kejadian kanker. Pada sebuah penelitian, tikus yang diberikan makanan kaya HCA dan PAH mengalami peningkatan beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker hati, dan kanker paru.

“Sesungguhnya masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menjawab pertanyaan tersebut. Meski demikian, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa memang ada hubungan antara makanan daging yang dimasak dalam suhu tinggi dengan kejadian kanker pada manusia,” tutur dr. Alvin.

Berbicara mengenai hubungan antara sate dan kanker, bagaimanapun juga Anda tetap dianjurkan untuk membatasi konsumsi sate maupun makanan yang bakar jenis lainnya. Selain itu, Anda juga wajib menerapkan gaya hidup sehat, berolahraga secara rutin dan teratur, cukup istirahat, dan jauhi rokok maupun alkohol. Dengan ini semua, diharapkan kanker tak akan menyerang Anda di kemudian hari.

[NB/ RVS]

satemakanankarsinogenKanker

Konsultasi Dokter Terkait