Kondisi kadar trombosit darah yang rendah atau disebut trombositopenia kerap tidak disadari penderitanya. Namun, komplikasi trombositopenia tidak bisa dianggap sepele.
Komplikasinya berbahaya bila dibiarkan tanpa pengobatan dan bisa menyebabkan kematian. Karena itu, Anda sebaiknya mengetahui komplikasi dan bahaya trombositopenia lewat ulasan berikut ini.
Dengan demikian, Anda bisa lebih waspada terhadap penyakit tersebut.
Menyingkap Komplikasi Trombositopenia
:format(webp)/article/neXnlmXFtmSfYh6G0juNn/original/009480700_1508126624-Purpura-Trombositopenia-Idiopatik.jpg?w=256&q=100)
Trombosit adalah sel darah tidak berwarna yang membantu proses pembekuan darah. Trombosit menghentikan perdarahan dengan menggumpal dan menyumbat bagian pembuluh darah yang cedera.
Pada orang yang mengalami trombositopenia, proses tersebut mengalami gangguan. Alhasil, perdarahan yang terjadi pada penderita trombositopenia lebih sulit dihentikan.
Terkait komplikasi trombositopenia, dr. Muhammad Iqbal Ramadhan mengatakan bahwa penyakit tersebut bisa menyebabkan perdarahan di hampir semua bagian tubuh.
“Perdarahan dapat terjadi di dalam tubuh (internal), atau di bawah maupun permukaan kulit (eksternal),” jelas dr. Iqbal.
Artikel Lainnya: Gejala Trombositopenia yang Mesti Anda Waspadai
Melansir Cleveland Clinic, perdarahan internal akibat trombositopenia biasanya ditandai dengan adanya darah dalam saluran pencernaan. Kondisi tersebut juga bisa terjadi di bagian otak (perdarahan intrakranial).
Tanda dan gejala lain yang bisa terjadi pada perdarahan internal akibat trombositopenia, antara lain:
- Darah dalam urine atau tinja.
- Perdarahan di rektum.
- Sakit kepala dan gejala lain, seperti mual dan muntah, serta merasa bingung atau linglung.
Sementara itu, perdarahan eksternal akibat trombositopenia biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Perdarahan berkepanjangan, bahkan dari luka kecil.
- Keluarnya darah dari hidung (mimisan), atau dari mulut ketika menyikat gigi terlalu kuat.
- Perdarahan vagina yang tidak normal, seperti haid yang terlalu deras.
- Banyak perdarahan setelah operasi atau perawatan gigi.
Apabila perdarahan hebat akibat trombositopenia tidak segera ditangani dengan tepat, penderita berisiko lebih tinggi untuk mengalami syok.
Syok dapat berhubungan dengan sirkulasi hipovolemia, yang terjadi ketika darah yang bersirkulasi terlalu sedikit.
“Jika sudah terjadi syok biasanya akan timbul gejala lain, seperti jantung berdebar keringat dingin, penurunan kesadaran hingga kematian,” ucap dr. M. Iqbal.
Artikel Lainnya: Wajib Tahu, Mengenal Metode Transfusi Trombosit
Cara Mencegah Komplikasi pada Trombositopenia
:format(webp)/article/fvrH-BH7o37pyEwgWLNT_/original/085100600_1585734988-Benarkah-Virus-Corona-Bisa-Menular-Lewat-Transfusi-Darah-Ini-Faktanya-shutterstock_1006880038.jpg?w=256&q=100)
Trombositopenia ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan. Namun, Anda dapat meminimalkan risiko komplikasi serius akibat kondisi tersebut dengan mengikuti rencana perawatan yang tepat dari dokter.
Perawatan untuk trombositopenia ringan dilakukan dengan mencari penyebab yang mendasarinya. Contoh, jika Anda mengalami trombositopenia yang diinduksi heparin, dokter mungkin akan meresepkan obat pengencer darah jenis lainnya.
Perawatan lain untuk trombositopenia mungkin melibatkan:
-
Transfusi Darah
Jika kadar trombosit terlalu rendah, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan transfusi sel darah merah atau trombosit.
-
Obat-obatan
Jika kondisi Anda terkait dengan masalah sistem kekebalan, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk meningkatkan jumlah trombosit.
Obat yang dapat menjadi pilihan pertama, yaitu kortikosteroid. Jika tidak berhasil, obat yang lebih kuat dapat digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh Anda.
-
Operasi
Jika perawatan lain tidak membantu, dokter bisa merekomendasikan operasi untuk mengangkat limpa (splenektomi).
-
Pertukaran Plasma
Purpura trombositopenik trombotik, kelainan pada penggumpalan darah, dapat menyebabkan keadaan darurat medis yang mewajibkan pasien melakukan pertukaran plasma.
Selain pengobatan dari dokter, penderita trombositopenia juga perlu menerapkan gaya hidup sehat. Mereka juga mesti melakukan perawatan di rumah guna mencegah komplikasi serius.
Beberapa hal yang dapat dilakukan penderita trombositopenia sebagai langkah perawatan di rumah, yakni:
- Menghindari aktivitas yang berpotensi tinggi menyebabkan cedera.
- Menghindari konsumsi alkohol, karena dapat memperlambat produksi trombosit dalam tubuh.
- Berhati-hati dalam mengonsumsi obat yang dijual bebas. Faktanya, obat nyeri yang dijual bebas, seperti aspirin dan beberapa jenis ibuprofen dapat menurunkan kinerja trombosit di dalam tubuh.
Penderita trombositopenia dianjurkan rutin berkonsultasi dengan dokter, untuk memantau perkembangan penyakit dan penyesuaian gaya hidup jika diperlukan. Konsultasi dengan dokter lebih mudah dengan layanan LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.
(NB/JKT)
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses 2021. Thrombocytopenia (low platelet count)
Cleveland Clinic. Diakses 2021. Thrombocytopenia
National Heart, Lung, and Blood Institute, National Institutes of Health. Diakses 2021. Complications of Thrombocytopenia