Covid-19

Tenaga Medis Paling Rentan Kena Virus Corona, Ini Alasannya

Tamara Anastasia, 23 Mar 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Lebih dari 10 tenaga medis ikut diisolasi karena positif terinfeksi virus corona. Apa yang membuat mereka begitu berisiko terpapar virus corona?

Tenaga Medis Paling Rentan Kena Virus Corona, Ini Alasannya

Bertambahnya jumlah pasien dan korban meninggal akibat infeksi virus corona atau COVID-19 di Indonesia terus jadi perhatian publik. Ironisnya, tak hanya masyarakat umum yang berisiko terinfeksi, tenaga medis pun juga bisa terpapar virus corona.

Meski begitu, masih ada saja warga yang menganggap remeh dan cuek akan kasus yang sudah menginfeksi ratusan ribu jiwa di dunia. Di Indonesia sendiri, jumlah total pasien yang terinfeksi virus corona (22/03) ada 514 orang, di mana 29 sembuh dan 48 meninggal.

Untuk menekan jumlah pasien virus corona, pemerintah pun telah membuat kebijakan work from home dan social distancing, di mana para masyarakat diminta untuk bekerja dari rumah dan menghindari aktivitas sosial untuk sementara waktu.

Tidak hanya itu, para tim medis yang bekerja di seluruh rumah sakit juga ikut menyuarakan kampanye yang bertuliskan “I stay at work for you, you stay at home for us”. Artinya, “Saya tetap di tempat kerja demi Anda, Anda tetap di rumah demi kami.”

Dengan adanya kampanye seperti ini, masyarakat diimbau untuk tetap berada di rumah demi menekan jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia. Kurangnya jumlah tenaga medis juga menjadi perhatian dari pesan tersebut.

Bahkan, tidak sedikit juga petugas medis yang justru kelelahan dan akhirnya ikut terinfeksi akibat mengurus pasien yang terinfeksi virus corona.

Tujuh Dokter Meninggal, Beberapa Perawat Terinfeksi

Akun Instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengunggah post yang menyiarkan bahwa sudah ada tujuh dokter yang meninggal diduga akibat terinfeksi virus corona. Lalu, ada puluhan petugas medis lainnya yang juga ikut terinfeksi coronavirus.

Ketujuh dokter tersebut ialah:

  1. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B, praktik di Rumah Sakit Bogor Medical Centre. Beliau meninggal dengan status PDP.
  2. dr. Adi Mirsaputra, Sp.THT, praktik di RS Mitra Keluarga Bekasi. Beliau pun juga meninggal dengan status PDP.
  3. dr. Hadio Ali, Sp.S, merupakan anggota IDI cabang Jakarta Selatan. Beliau dinyatakan positif corona dan sempat mendapatkan perawatan di RSUP Persahabatan.
  4. dr. Ucok Martin, Sp.P dari Medan.
  5. dr. Laurentius P., Sp.Kj, ialah dokter anggota IDI di Jakarta Timur
  6. dr. Toni D. Silitonga meninggal karena mengalami kelelahan dan gagal jantung setelah sibuk mempersiapkan layanan kesehatan untuk menghadapi COVID-19 di Bandung Barat.
  7. Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc., seorang Guru Besar Epidemiologi FKM-UI. Beliau wafat di RS Persahabatan.

Data Pemprov DKI Jakarta menyebutkan bahwa sebanyak 25 tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat, ikut terinfeksi virus corona.

Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!

Petugas Medis Rentan Terinfeksi Virus Corona

Tidak dimungkiri lagi, orang yang bersinggungan atau bersentuhan langsung dengan pasien positif coronavirus  memang lebih rentan terinfeksi.

Hal inilah yang menjadi penyebab utama mengapa banyak petugas medis ikut terinfeksi bahkan meninggal saat merawat pasien virus corona.

Dijelaskan oleh dr. Putri Novika Anggraeni dari KlikDokter, meski sudah menggunakan peralatan yang lengkap seperti masker, sarung tangan, dan APD (alat pelindung diri), risiko terinfeksi coronavirus masih mungkin ada.

“Terinfeksi atau tidaknya itu, kan, tidak hanya dilihat dari perlindungan diri, tapi juga sistem imun tubuh. Para petugas medis yang bekerja di rumah sakit, khususnya yang menangani virus corona, pasti mengalami kelelahan karena jumlah korban yang terus bertambah.

Hal inilah yang membuat sistem imun tubuh para tim medis jadi menurun, sehingga virus penyebab penyakit (termasuk COVID-19) jadi lebih mudah masuk tubuh,” ujar dr. Putri.

Selain itu, kurangnya APD juga menjadi alasan lainnya mengapa petugas medis mudah terinfeksi virus corona.

“Yang saya baca, kurangnya APD juga menjadi satu faktor lainnya yang menjadi penyebab kematian para dokter tersebut,” tambahnya.

Dikutip dari CNN, Sekretaris Jenderal IDI, Adib Khumaidi mengatakan, kekurangan jumlah APD saat ini disebabkan karena stok yang semakin menipis.

Padahal, sejumlah rumah sakit sudah mengalokasikan dana untuk mempersiapkan fasilitas medis tersebut.

Menurutnya, kelangkaan APD terjadi hampir di seluruh rumah sakit. Karenanya, Adib pun berharap agar pemerintah cepat mengatasi masalah ini.

Yang terakhir, adanya faktor usia juga jadi salah satu penyebab para tenaga medis, khususnya para dokter, lebih mudah terinfeksi virus corona.

“Rata-rata dokter yang membantu sudah pasti senior. Hal ini tentu membuat imun tubuhnya semakin melemah dan akhirnya rentan terkena virus penyebab penyakit termasuk virus corona.

Lalu, mobilitas yang tinggi juga bisa membuat mereka jadi kelelahan, sehingga sistem imunnya juga semakin lemah dan menyebabkan gampang sakit,” ujar dr. Putri.

Artikel lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona

Pemerintah Distribusikan 105 ribu APD ke Seluruh RS Rujukan

Dikutip dari Liputan6, pemerintah Indonesia akan segera mendistribusikan lebih banyak alat perlindungan diri ke rumah sakit rujukan penanganan virus corona di seluruh Indonesia. Sebanyak 10 ribu APD telah didistribusikan ke sejumlah RS dalam dua hari terakhir.

Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas COVID-19 selanjutnya juga akan segera mendistribusikan 95 ribu APD tambahan ke seluruh Indonesia demi memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas.

Pendistribusian akan dilakukan sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas Mengenai Laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 yang telah diselenggarakan Kamis (19/3) lalu.

Agar APD tetap terpenuhi di berbagai rumah sakit, memang ada baiknya bila Anda tidak membeli alat perlindungan diri seperti masker, sarung tangan, dan sebagainya dalam jumlah yang banyak.

Melindungi diri sendiri itu memang penting, tapi bersikap tidak egois juga penting untuk dilakukan demi kebaikan bersama.

Karenanya, cukupi kebutuhan perlindungan diri yang Anda miliki secara bijak, serta tetap lakukan social distancing dan work from home sampai jangka waktu yang ditentukan.

Itulah beberapa alasan mengapa tenaga medis mudah terpapar corona. Anda bisa konsultasi seputar COVID-19 via Tanya Dokter di aplikasi dan Cek Corona Online dari KlikDokter agar dapat memeriksa kondisi dengan mudah tanpa antre! KlikDokter telah bekerjasama dengan Kemenkes untuk ikus serta dalam menekan angka pesebaran virus corona di masyarakat Indonesia.

(FR/AYU)

virus coronaSARS-CoV-2

Konsultasi Dokter Terkait