Covid-19

Mengapa Hanya Anak 12 Tahun ke Atas yang Bisa Vaksinasi Sinovac?

Aditya Prasanda, 30 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

BPOM dan IDAI rekomendasikan vaksin Sinovac untuk anak 12-17 tahun. Mengapa hanya rentang usia itu yang diperbolehkan? Temukan jawabannya di sini.

Mengapa Hanya Anak 12 Tahun ke Atas yang Bisa Vaksinasi Sinovac?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) akhirnya merilis rekomendasi pemberian vaksin COVID-19 untuk anak dan remaja, Senin (28/6/2021).

Rekomendasi tersebut dirilis usai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan hasil evaluasi uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun.

Hasil uji klinis menyatakan, vaksin Sinovac untuk anak usia 12 tahun ke atas aman dan serokonversi tinggi (adanya perkembangan antibodi).

 

Mengapa Anak 12 Tahun ke Atas yang Diperbolehkan?

Dokter Theresia Rina Yunita mengatakan, setidaknya ada tiga alasan yang menyebabkan vaksin COVID-19 inactivated buatan Sinovac hanya direkomendasikan untuk anak usia 12 tahun ke atas.

“Ini menurut asas kehati-hatian, rentang usia yang diperbolehkan adalah 12 tahun ke atas. Hal ini tentunya mempertimbangkan banyaknya jumlah subjek uji klinis memadai, mobilitas yang tinggi, dan serta kebiasaan masyarakat membentuk kerumunan di luar rumah, serta bisa mengungkapkan keluhan KIPI bila ada,” jelas dr. Theresia.

Data keamanan uji klinis fase 1 dan 2 vaksin  CoronaVac  buatan  Sinovac  pada  anak  umur  3-17  tahun di Zanhuang, China, sendiri mengungkapkan adanya KIPI pada 26-29 persen kelompok subjek, setelah 28 hari penyuntikan.

“KIPI terbanyak berupa nyeri ringan dan sedang pada lokasi penyuntikan sebanyak 13 persen. KIPI serius hanya 1 kasus tidak ada hubungan dengan vaksin,” tulis IDAI melalui keterangannya.

Adapun kelompok usia 3-11 tahun mengalami KIPI terutama demam. Sementara, kelompok umur 12-17 tahun tidak ada laporan demam dan hanya mengalami KIPI berupa nyeri di lokasi suntik.

Uji klinis ini dilakukan dengan sejumlah metode, yakni kontrol plasebo, buta ganda, serta secara acak.

Berdasarkan metode-metode tersebut, kemampuan vaksin dalam memicu respons imun dan keamanan pada populasi remaja 12-17 tahun diperkuat dengan data hasil uji klinis pada populasi dewasa.

Hal ini tidak lepas dari telah berkembangnya sistem imun pada remaja yang disebut BPOM sesuai dengan orang usia dewasa.

Oleh karena itu, kendati hasil uji klinis fase 3 belum ada, IDAI menilai hasil uji klinis fase 1 dan 2 menunjukkan keamanan dan imunogenisitas yang meyakinkan.

Untuk vaksinasi Sinovac kepada anak usia 3-11 tahun, IDAI masih menunggu hasil kajian demi menilai keamanan dan dosis.

Artikel Lainnya: Vaksin COVID-19 Sinovac Bisa Digunakan pada Anak, Ini Faktanya

Ketentuan Vaksin Coronavirus untuk Anak 12 Tahun ke Atas

Dari pernyataan BPOM, vaksin Sinovac yang digunakan anak usia 12-17 tahun akan diberikan dosis 0,5 ml atau sekitar 3 ug.

Untuk cara penyuntikannya pun tak boleh sembarangan. Anak akan disuntik dengan teknik intramuskular di  area otot deltoid bagian lengan atas. Jumlah vaksin yang diberikan adalah dua kali dengan diberi jarak sekitar satu bulan.

Adapun kriteria anak dan remaja yang diperbolehkan mendapatkan vaksinasi menurut dr. Theresia disesuaikan dengan usia. Lalu, harus ada pendampingan orangtua sehingga mampu menilai adanya KIPI.

Sementara itu, anak dan remaja dengan kontraindikasi berikut ini tidak direkomendasikan vaksinasi virus corona Sinovac adalah sebagai berikut.

  • Anak yang memiliki riwayat sindrom Guillain Barre, mielitis transversa, acute demyelinating encephalomyelitis.
  • Anak tengah sedang mengonsumsi obat imunosupresan atau sitostatika berat.
  • Anak sempat ataupun tengah mengalami kenaikan suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celsius dalam waktu 24 jam.
  • Anak adalah penyintas COVID-19 di bawah tiga bulan.
  • Anak baru saja melakukan imunisasi lain kurang dari sebulan.
  • Anak tengah hamil.
  • Anak menjalani atau menderita penyakit kronis lainnya ataupun kelainan bawaan yang tidak terkendali.

Artikel Lainnya: Vaksin Corona CureVac dari Jerman Tak Penuhi Standar, Mengapa?

Selain deretan kontraindikasi tersebut, IDAI juga tidak merekomendasikan seorang anak mendapatkan vaksin virus corona dalam kondisi tertentu.

Contohnya, anak yang mengidap kanker yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi, anak dengan defisiensi imun primer, dan penyakit autoimun tidak terkontrol.

Imunisasi untuk anak pengidap kanker dalam fase perawatan, kondisi kronis, atau penyakit autoimun yang terkendali bisa menerapkan panduan imunisasi umum.

Pasien dapat berkonsultasi sebelumnya dengan dokter penanggung jawab sebelumnya.

Itulah alasan mengapa vaksin Sinovac sejauh ini hanya dibolehkan untuk anak usia 12 tahun ke atas. Bila ingin tanya lebih lanjut seputar vaksinasi covid dan imunisasi anak, konsultasi ke dokter anak via LiveChat.

(FR/AYU)

virus coronaAnakvaksin virus corona

Konsultasi Dokter Terkait