Covid-19

Dosis Ketiga Vaksin Sinovac, Benarkah 20 Kali Lebih Ampuh?

Tri Yuniwati Lestari, 11 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Vaksin Sinovac suntikan ketiga diklaim meningkatkan respons imun 20 kali lipat. Benarkah demikian? Simak info medisnya.

Dosis Ketiga Vaksin Sinovac, Benarkah 20 Kali Lebih Ampuh?

Di tengah berlangsungnya vaksinasi COVID-19, muncul banyak pertanyaan tentang pembentukan antibodi. Misalnya, berapa lama antibodi terbentuk setelah seseorang menerima dosis vaksin lengkap?

Pertanyaan tersebut sampai saat ini belum juga terjawab. Namun, belakangan ini isu pemberian dosis ketiga vaksin corona semakin terdengar.

Salah satunya vaksin Sinovac yang mengklaim dosis ketiga miliknya dapat meningkatkan antibodi yang lebih kuat berkali-kali lipat. Lantas, benarkah vaksin Sinovac suntikan ketiga lebih ampuh?

Vaksin Sinovac Dosis Ketiga Diklaim Bangun Antibodi 20 Kali Lipat

Melansir Global Times, Yin Weidong, seorang kepala produsen vaksin Sinovac, mengatakan perusahaannya baru saja menyelesaikan uji klinis vaksin fase 2.

Tahap ini melihat respons antibodi yang terbentuk setelah pemberian vaksin Sinovac suntikan ketiga.

Yin Weidong menjelaskan, para sukarelawan telah menerima dua dosis vaksin Sinovac, kemudian menerima suntikan ketiga setelah 3 dan 6 bulan.

Hasil menunjukkan tingkat respons antibodi 10 kali lipat dalam seminggu dan 20 kali lipat dalam 15 hari.

Namun, menurut Yin, Sinovac masih akan melakukan penelitian yang lebih menyeluruh untuk menentukan waktu terbaik penyuntikan booster tambahan kepada masyarakat.

Kemudian, juru bicara Sinovac, Liu Peicheng, juga mengatakan para peneliti sampai saat ini masih melihat apakah vaksin Sinovac dapat ampuh melawan varian baru virus yang bermutasi atau tidak.

Menurut Liu, secara teori virus corona yang bermutasi tidak akan berdampak pada efektivitas vaksin Sinovac.

Meski begitu, Sinovac akan tetap melakukan uji coba skala kecil untuk melihat dampak mutasi corona pada efektivitas vaksin.

Artikel Lainnya: BPOM Setujui Vaksin Sinovac untuk Lansia, Ini Syaratnya

Kapan Sebenarnya Dosis Ketiga Dibutuhkan?

Perihal pemberian dosis ketiga vaksin corona memang masih menjadi perdebatan. Beberapa peneliti menilai, dua dosis sudah cukup untuk membangun antibodi yang kuat.

Namun, beberapa peneliti lain menilai antibodi hanya akan terbentuk selama enam bulan pascavaksinasi. Oleh sebab itu, dosis ketiga dibutuhkan.

Menurut dr. Devia Irine Putri, sampai saat ini wacana pemberian dosis ketiga dari vaksin virus corona masih dalam penelitian.

Belum diketahui kapan seseorang memerlukan dosis tambahan. Karena, peneliti masih melihat berapa lama imun tubuh yang dibentuk setelah pemberian dosis vaksin lengkap.

“Belum ada penelitian yang dilakukan lagi, jadi belum ada bukti. Belum ada anjuran yang dikeluarkan dari WHO, PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), atau Kemenkes mengenai pemberian dosis ketiga vaksin virus corona,” ucap dr. Devia.

Sementara, kepala produsen vaksin Pfizer, Albert Bourla, mengatakan orang-orang cenderung memerlukan suntikan penguat vaksin COVID-19 ketiga dalam waktu dua belas bulan setelah mendapatkan vaksinasi penuh.

Menurut Albert, mutasi virus corona menjadi kunci bahwa suntikan dosis ketiga diperlukan. Setelah itu, vaksinasi ulang tahunan juga mungkin saja diperlukan. Tetapi, semua ini perlu penelitian lebih lanjut.

Pemilik perusahaan Johnson & Johnson, Alex Gorsky, pun mengatakan hal yang sama.  Vaksinasi COVID-19 mungkin diperlukan setiap tahun, sama halnya dengan suntikan flu musiman.

Menurut laporan CNBC US, saat ini vaksin Pfizer dan BioNTech sedang menguji dosis ketiga vaksin untuk lebih memahami respons imun terhadap varian baru virus corona.

Saran dr. Devia, selama pemberian dosis tambahan masih diteliti, sebaiknya Anda tetap mematuhi protokol kesehatan. Jaga imun tubuh yang sehat dengan makan-makanan bergizi, rajin olahraga, dan istirahat cukup.

Bila ingin tanya lebih lanjut seputar vaksinasi covid, Anda bisa berkonsultasi menggunakan LiveChat dengan dokter di aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

virus coronaantibodivaksin virus corona

Konsultasi Dokter Terkait