Keterbatasan fisik bagi kaum difabel – termasuk penyandang tunarungu - tidak menghalangi mereka untuk berprestasi. Ajang Asian Para Games 2018 menjadi ajang pembuktian itu. Demi menyampaikan pesan agar kaum tunarungu juga memahami apa yang dikatakannya, Presiden Jokowi bahkan sampai melakukannya dalam bahasa isyarat.
Mempelajari bahasa isyarat memang tidak mudah, tapi bukannya mustahil di lakukan. Dengan mengerti bahasa isyarat, Anda juga bisa memahami pesan yang disampaikan oleh penyandang tunarungu.
Nah, kalau Presiden Joko Widodo saja tertarik belajar bahasa isyarat, maka tak ada salahnya Anda juga mempelajarinya. Sebab, belajar bahasa isyarat memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
-
Menambah pengalaman & teman baru
Dilansir dari Everyday Health, Di Amerika Serikat, setidaknya ada 28 juta orang tuli. Sementara itu, NIDCD mengatakan bahwa 17 dari 1.000 orang di dunia ini akan mengalami gangguan pendengaran. Dan, risikonya pun makin meningkat apabila Anda telah berusia lebih dari 65 tahun. Ketimbang berteriak, saling tersinggung, dan saling tidak mengerti maksud satu sama lain karena adanya gangguan pendengaran, lebih baik gunakan bahasa isyarat.
Perlu diketahui setiap negara memiliki bahasa isyarat yang berbeda, misalnya ada ASL (American Sign Language), BSL (British Sign Language), hingga di Indonesia yang dinamakan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia). Sementara itu, mempelajari bahasa isyarat bisa menambah pengalaman baru yang menyenangkan. Pasalnya, berkomunikasi dengan bahasa isyarat bukan berarti Anda belajar bahasa tubuh seperti yang Anda gunakan saat tersesat di luar negeri. Belajar bahasa isyarat sama seperti belajar bahasa pada umumnya, ada aturan dan ada sisi linguistiknya. Intinya bahasa isyarat merupakan salah satu budaya tuli yang sangat menarik untuk dipelajari.
Belajar bahasa isyarat juga bisa memperluas pertemanan. Anda jadi bisa mengobrol lebih dalam dengan orang-orang tuli tanpa harus kikuk. Dan, pasti mereka akan senang sekali untuk membantu Anda bila di tengah-tengah percakapan Anda lupa isyaratnya. Berbicara dengan mereka akan membuka pemikiran dan sekaligus menyadarkan Anda bahwa masih banyak hal di dunia ini yang belum Anda ketahui secara bijaksana.
Selanjutnya
-
Bisa membantu orang lain
Saat Anda menemukan penyandang tunarungu yang kesulitan berkomunikasi dengan orang lain yang tidak mengerti bahasa isyarat - misalnya saat menanyakan alamat - Anda bisa membantunya. Dengan kemampuan berbahasa isyarat, Anda juga bisa menjadi relawan dan bergabung dengan komunitas pegiat bahasa isyarat. Aktivitas ini sangat berguna untuk menolong para penyandang tunarungu yang sedang dalam kesusahan, khususnya saat terjadi bencana.
Perlu diingat juga, orang yang tuli sejak lahir biasanya juga kehilangan kemampuannya untuk berbicara. Jadi, Anda bisa menjadi “penyambung lidah” mereka untuk menyampaikan rasa sakit, keluhan psikis, dan lain sebagainya kepada tenaga medis yang bertugas saat terjadi bencana.
-
Meningkatkan kemampuan balita dalam berkomunikasi dan membaca
Menurut Everyday Health, bahasa isyarat merupakan bahasa asing yang sempurna untuk diajarkan kepada anak-anak, terutama sebelum usia tiga tahun. Mengapa demikian? Itu karena para ilmuwan percaya otak usia dini lebih memiliki ruang yang lebih "luas" sehingga sangat mudah menyerap apa pun, termasuk saat mempelajari bahasa.
Selain itu, mengajarkan bahasa isyarat kepada anak dapat mengisi waktu luangnya dengan lebih menyenangkan dan bermanfaat. Mereka juga akan lebih terbuka dengan orang difabel di kemudian hari. Hanya dengan belajar alfabet bahasa isyarat, disinyalir bisa meningkatkan kemampuan membaca anak saat mulai belajar di taman kanak-kanak nanti. Nah, tentu Anda mau 'kan si Kecil jago membaca dan berkomunikasi sejak dini?
Sebenarnya manfaat belajar bahasa isyarat sangat luas. Bahkan jika Anda menekuninya dengan saksama dan Anda juga “fasih” bahasa ini, Anda bisa menjadi penerjemah berita di televisi, bagi para pemirsa penyandang tunarungu.
Mempelajari bahasa isyarat, khususnya Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) bisa menjadi aktivitas yang menarik. Selain menambah kemampuan Anda dalam berkomunikasi, Anda juga bisa membantu para penyandang tunarungu dalam mendapatkan beragam informasi, sekaligus berkomunikasi dengan mereka. Selain itu, mempelajari bahasa baru juga bermanfaat untuk kemampuan otak. Jadi, jangan ragu untuk mempelajari bahasa isyarat seperti yang diperagakan Presiden Jokowi saat pembukaan ajang Asian Para Games 2018.
[RVS]