HomeIbu Dan anakTips Parenting13 Kiat Membesarkan Anak Menjadi Pribadi Mandiri
Tips Parenting

13 Kiat Membesarkan Anak Menjadi Pribadi Mandiri

dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, 27 Feb 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Memiliki anak yang tumbuh mandiri menjadi idaman para orang tua. Ini caranya mengajari anak jadi mandiri.

13 Kiat Membesarkan Anak Menjadi Pribadi Mandiri

Dalam tahap perkembangannya, anak membutuhkan orang tua sebagai tempat 'bergantung' sebelum menjadi mandiri. Misalnya saat masih bayi, ia bergantung pada orang tua untuk melakukan aktivitas dasar seperti pergerakan, membersihkan diri, dan kebutuhan gizi.

Namun, bukan berarti Mama dan Papa tidak bisa mengajari anak mandiri sedari dini. Seiring usia bertambah, anak akan menjadi lebih mandiri dalam hal melakukan aktivitas tersebut. Mama dan Papa tetap perlu memberi mereka perlindungan, kasih sayang, arahan, dan dukungan.

Hingga anak dewasa, barulah ia sudah tidak bergantung lagi pada orang tua di semua aspek kehidupannya. Sebagai orang tua, Mama dan Papa tentu mendambakan anak tumbuh mandiri, bukan?

Jangan khawatir, berikut cara mendidik anak agar bisa menjadi pribadi mandiri dari usia dini:

1. Berikan Pelukan

Bagaimana memeluk Si Kecil bisa membantu menumbuhkan sikap mandiri anak? Sejatinya, untuk bisa mandiri anak memerlukan rasa percaya. Rasa percaya ini dimulai dari Mama dan Papa sebagai orang tuanya.

Dengan adanya rasa percaya dari anak kepada orang tua, ia akan lebih berani untuk mengeksplorasi karena tahu ada orang tua yang siap membimbingnya.

Selain itu, biarkan anak bergerak dengan bebas. Pada usia 2 bulan, anak sudah dapat memperlihatkan keinginannya untuk melakukan sesuatu dengan usahanya sendiri, misalnya menendang atau mendorong. 

Beri anak mainan yang berbunyi saat ditendang sehingga is merasa memiliki kuasa akan anggota tubuhnya.

2. Berikan Kesempatan Anak Menenangkan Diri

Apa yang Mama dan Papa lakukan, ketika anak menangis saat bangun dari tidur siang? Apakah langsung menggendongnya? 

Jika ya, cobalah untuk tidak langsung menggendong Si Kecil ketika dia menangis sebagai cara membuat anak mandiri. Awalnya, Mama dan Papa mungkin merasa tidak tega. 

Namun, berikan waktu perlahan, misalnya, biarkan anak menangis selama 5 menit, lalu perlahan 10 menit, dan seterusnya. Lama kelamaan anak akan belajar untuk 'menenangkan' dirinya sendiri.

Namun, pastikan semua kebutuhan dasarnya terpenuhi, seperti anak sudah menyusu dan kenyang, popoknya kering, serta lingkungan tidurnya aman dan nyaman.

3. Libatkan Anak dalam Perbincangan

Melibatkan anak dalam perbincangan dan aktivitas yang Mama dan Papa lakukan sedini mungkin akan membuatnya percaya diri. Pasalnya, kepercayaan diri menjadi salah satu dasar dari kemandirian.

Mulai usia 9 bulan, ajak anak berpartisipasi dalam kegiatan sederhana, seperti memintanya mengangkat kaki saat Mama mengganti popoknya, atau membalik tubuhnya saat dikeringkan dengan handuk. 

Walaupun anak belum bisa melakukannya, tetapi kebiasaan ini dapat membantu menumbuhkan kemandirian dalam diri anak.

4. Biarkan Anak Belajar Makan

Telat Memberikan MPASI Dapat Mengakibatkan Hal Ini pada Bayi

Cara mendidik anak agar mandiri yang satu ini juga harus diperhatikan. Semakin usia bayi bertambah, perhatian yang harus orang tua curahkan tentu berkurang. 

Setelah berusia di atas 18 bulan-2 tahun, anak biasanya sudah mampu 'menyenangkan' dirinya sendiri dengan aktivitas atau permainan tertentu, tanpa Mama dan Papa.

Seperti disampaikan oleh dr. Gia Pratama, “Orang tua dalam setiap kesempatan bisa memberikan waktu kepada anak untuk berlatih menjauh dari mereka, dalam tenggang waktu yang sedikit demi sedikit memanjang. Diharapkan mereka bisa terbiasa aktif sendiri.”

Ketika ia sudah terlihat asyik sendiri, cobalah seolah 'mengabaikannya' dengan melakukan aktivitas Mama dan Papa sendiri, seperti membaca majalah atau melipat baju. 

Namun, tetap awasi anak, jangan sampai lengah. Ketika ia mulai rewel, cobalah untuk tidak langsung mendiamkan anak dan tunggu beberapa saat.

6. Minta Anak Membantu Pekerjaan Rumah

“Orang tua dapat melatih kemandirian anak dengan memberi mereka tanggung jawab lebih secara bertahap. Lalu memberi kesempatan untuk lebih banyak mengambil keputusan sendiri”, papar dr. Gia.

Nah, salah satu triknya, Mama dan Papa bisa meminta anak untuk membantu pekerjaan rumah. Namun, tugas-tugasnya ini tetap perlu menyesuaikan dengan usia anak. Mama dan Papa juga tetap perlu melatih dan mendampingi mereka.

Untuk anak usia 3 tahun, Mama dapat memintanya untuk membereskan mainan atau menumpuk bukunya yang sudah selesai ia baca. 

Lalu, untuk anak yang lebih besar, mulai dari 6 tahun, minta anak untuk membersihkan tempat tidurnya atau membantu memasukkan bekalnya untuk sekolah.

Artikel Lainnya: Tips Pintar Melatih Kemandirian Si Kecil

7. Tawarkan Pilihan dan Berikan Kesempatan Anak untuk Memilih

Memberikan anak kesempatan untuk memilih akan membuat dia tumbuh menjadi pribadi mandiri. Contohnya, biarkan anak membuat keputusan tentang baju warna apa yang ingin ia kenakan hari ini.

Agar ia tidak kesulitan memilih, Mama bisa menawarkan pilihan warna pakaian yang cocok. Membatasi pilihan, membuat anak lebih mudah untuk menentukan yang ia suka.

8. Ajarkan Anak untuk Menabung

Menanamkan Kebiasaan Menabung pada si Kecil (Want You Back/Shutterstock)

Menabung dan mengelola keuangan dapat menjadi cara agar anak tumbuh menjadi mandiri. Anak sering kali bersifat impulsif dan menginginkan suatu barang tanpa memahami nilai dan manfaatnya.

Mengajarkan anak menabung akan membuatnya lebih menghargai nilai suatu barang. Minta anak untuk menyisihkan sebagian uang jajannya untuk menabung. 

Di saat anak menginginkan suatu barang atau mainan, ia bisa membelinya dari uang tabungannya yang sudah terkumpul.

9. Terapkan Batasan

“Hal lain yang dapat membantu adalah menetapkan batasan dan harapan yang jelas untuk tingkah laku mereka. Di saat bersamaan jangan segan untuk memberikan konsekuensi serta hadiah secara konsisten atas tindakan baik dan buruk mereka”, ujar dr. Gia.

Mama dan Papa memang memang memberi kebebasan untuk anak dalam menentukan pilihannya. Akan tetapi, beri tahu juga jika setiap pilihannya ini ada tanggung jawab yang perlu dipatuhi.

Misalnya, Si Kecil sudah mengumpulkan uang untuk mainan yang ia suka. Mama mengizinkan hal tersebut, tapi menjelaskan waktu main serta tanggung jawabnya dalam merawat mainan tersebut. 

Jika Si Kecil melanggar aturan, Mama bisa menyita mainannya sementara waktu sampai Si Kecil bisa menunjukkan perubahan yang lebih baik.

Artikel Lainnya: Tanda-tanda Anda sedang Membesarkan Anak Pemarah

10. Berikan Hadiah (Rewards)

Di sisi lain, Mama tetap perlu memberi anak rewards dan pujian atas perilaku baiknya. Misalnya, ketika anak dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya tetap waktu dengan hasil yang baik.

Puji mereka dengan kata-kata yang bisa membangun motivasinya, “Wah, pintarnya anak Mama, bangga deh.”

Selain pujian, hadiah bisa Mama berikan dalam bentuk apapun, contohnya membuatkan makanan yang anak sukai, membelikan buku yang sangat ingin ia baca, atau memberikan waktu bebas untuk anak di hari libur. 

11. Ajak Anak Mencoba Lagi

Langsung memberikan bantuan saat anak gagal melakukan sesuatu biasanya menjadi naluri orang tua. Cobalah untuk mendorong anak untuk mencoba lagi hal yang belum berhasil ia lakukan pada percobaan pertama.

Ajari anak untuk memiliki pola pikir pemecahan masalah dengan mengajaknya mencoba cara lain jika cara yang ia lakukan gagal. Misalnya, saat anak kesulitan mengikat tali sepatu, ajari dia cara mengikat tali yang lebih mudah.

Atau saat anak frustasi setelah gagal mencoba memasukkan balok ke dalam kotak, ajak ia untuk memutar balok tersebut agar bentuknya sesuai dengan kotaknya. 

Dengan begini, anak menjadi tidak mudah putus asa saat menghadapi kegagalan dan lebih mandiri untuk mencoba lagi. Mama dan Papa bisa menerapkan kiat-kiat di atas dalam mengajari anak mandiri. 

Artikel Lainnya: Sikap Orang Tua yang Bisa Merusak Anak

12. Biarkan Anak Memilih Hal yang Ia Sukai

Memasuki usia sekolah, ada berbagai macam kegiatan yang dilakukan, salah satunya ekstrakurikuler. Mama dan Papa mungkin mengharapkan anak mahir dalam suatu bidang dan mengasah bakat di bidang tertentu.

Namun, hal ini tidak bisa menjadi suatu keharusan yang memaksa. “Selalu mencoba mendorong anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, serta mendukung minat dan bakat unik mereka”, ujar dr. Gia menegaskan.

Jadi, posisi Mama dan Papa adalah sebagai suporter. Biarkan Si Kecil memilih hal yang ia sukai karena ia akan menjalaninya dengan sepenuh hati. Selain menghindari anak dari stres, anak pun dapat lebih percaya diri dalam mengandalkan dirinya sendiri.

13. Sabar dan Dapat Meyakinkan Anak

Tantangan yang umumnya dihadapi orang tua ketika mendidik anak menjadi lebih cerdas dan mandiri adalah kecemasan. Ya, sebagian anak mungkin lebih mudah cemas dibanding anak yang lainnya. 

Salah satu kecemasan yang sering anak tunjukkan adalah kecemasan akan perpisahan. “Nah, kesabaran menjadi hal krusial dalam hal ini”, ucap dr. Gia.

“Orang tua secara perlahan dapat meyakinkan anak-anak bahwa mereka akan baik-baik saja saat berpisah karena Mama dan Papanya akan segera kembali”, jelas dr. Gia lebih lanjut.

Artikel Lainnya: 6 Bahaya Jika Sering Melarang Anak Menangis

Dari cara mendidik anak agar lebih mandiri di atas, mana yang sudah Mama dan Papa terapkan? Jika masih kesulitan, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter anak maupun psikolog anak, ya.

Mama juga bisa mengandalkan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan tenaga profesional lebih mudah! Dapatkan juga berbagai informasi seputar kesehatan untuk bantu #JagaSehatmu di aplikasi KlikDokter.

(APR)

pola asuhAnak

Konsultasi Dokter Terkait