Kesehatan Bayi

Bahaya Ketika Bayi Alami Dehidrasi

dr. Jessica Florencia, Sp.PK, 09 Nov 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Dehidrasi pada bayi dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang mengancam jiwanya. Simak penjelasannya berikut ini.

Bahaya Ketika Bayi Alami Dehidrasi

Bahaya dehidrasi pada bayi tidak bisa dianggap sepele. Faktanya, kondisi kekurangan cairan ini adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan balita di seluruh dunia. 

Bayi dan balita memang lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Soalnya, jumlah total cairan dalam tubuh bayi lebih tinggi, yaitu 70 persen dari berat badannya. Sementara anak-anak memiliki jumlah total cairan sebesar 65 persen dan orang dewasa 60 persen. 

Karena itu, berkurangnya cairan dalam tubuh bayi lebih cepat menimbulkan masalah. Terlebih, bayi belum mampu mengenal dan mengutarakan rasa haus dan tidak nyaman. Mereka juga belum mampu mengambil minum sendiri. Selain itu, cairan yang dikeluarkan bayi lebih banyak. 

Nah, akibat bayi mengalami dehidrasi, sejumlah tanda dehidrasi ringan hingga sedang pun bisa muncul, seperti bayi lemas dan tidak seaktif biasanya, haus terus-menerus, popok jarang basah (kurang dari enam kali per hari), hingga warna kencing tampak lebih gelap dari biasanya. 

Selain itu, efek dehidrasi ringan hingga sedang menyebabkan mulut bayi tampak kering, memproduksi sedikit air mata saat menangis, ubun-ubunnya terasa cekung, dan demam (pada bayi berusia kurang dari delapan hari). 

Jika kondisi kekurangan cairan tidak segera ditangani, akibat dehidrasi pada bayi bisa menimbulkan sejumlah komplikasi di bawah ini:

1. Syok Hipovolemik

Penyebab Panas Dalam pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Syok hipovolemik adalah efek dehidrasi pada bayi berupa kondisi gawat darurat yang terjadi karena kekurangan cairan parah. Kondisi ini menyebabkan jumlah cairan dalam pembuluh darah si kecil berkurang sehingga jantungnya tidak mampu mengirim cukup darah ke organ-organ vital. Akibatnya, fungsi organ terganggu dan lama-kelamaan rusak. 

Syok hipovolemik terjadi ketika bayi mengalami dehidrasi berat. Tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu kaki dan tangan bayi dingin dan membiru, sangat sedikit pipis atau tidak sama sekali, bayi tampak lemas dan mengantuk, hingga hilang kesadaran karena kurangnya suplai darah ke otak. 

2. Gangguan Ginjal dan Saluran Kencing 

Dehidrasi berat yang berlangsung lama bisa menyebabkan gangguan elektrolit. Kondisi ini pada gilirannya dapat merusak ginjal bayi. Penurunan fungsi ginjal ringan hingga berat pun bisa terjadi. 

Kerusakan ginjal bisa bersifat sementara, fungsinya akan kembali seperti sedia kala setelah dehidrasi teratasi. Namun, kerusakan ginjal juga bisa bersifat permanen dan menyebabkan masalah ginjal kronis atau darah tinggi.

Dehidrasi yang berlangsung lama atau berulang kali memperbesar risiko infeksi di saluran kencing. 

Artikel lainnya: Bayi Terlalu Lama di Ruangan Ber-AC, Ini Dampaknya

3. Kerusakan Otak

Hal-Hal yang Terjadi di Otak Ketika Melihat Pornografi

Bahaya bayi yang dehidrasi berat dapat menimbulkan kerusakan otak. Kerusakan bisa terjadi karena otak kekurangan oksigen akibat suplai darah berkurang saat terjadi syok hipovolemik.

Selain itu, kerusakan bisa disebabkan otak mengalami bengkak, sumbatan darah, atau perdarahan karena gangguan elektrolit dalam darah. Pada kondisi yang berat, kejang dan koma bisa dialami bayi. 

Apabila bayi mengalami dehidrasi hipernatremia (peningkatan kadar natrium), maka si kecil berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Namun, risiko ini makin berkurang seiring bertambahnya usia.

4. Koma dan Kematian 

Dehidrasi berat ditambah dengan syok hipovolemik yang berkepanjangan dapat menyebabkan kegagalan sejumlah organ. Kondisi ini bisa menyebabkan koma hingga kematian apabila terlambat ditangani. 

Jangan anggap enteng bahaya dehidrasi pada bayi. Segera bawa si kecil ke dokter apabila:

  • Bayi berusia kurang dari 6 bulan mengalami muntah atau diare
  • Bayi berusia lebih dari 6 bulan muntah terus menerus, sudah berlangsung lebih dari 24 jam, hingga sulit makan dan minum. 
  • Bayi berusia lebih dari 6 bulan mengalami diare yang tidak kunjung sembuh, lebih dari 2 minggu atau frekuensinya sering
  • Mengalami gejala dehidrasi seperti yang disebutkan di atas

Mama-Papa juga bisa menggunakan layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk berkonsultasi kepada dokter anak secara praktis. #JagaSehatmu dan keluarga dengan mengikuti informasi lengkap dan terpercaya seputar kesehatan hanya di KlikDokter.

(ADT/JKT)

Kesehatan Bayikekurangan cairan

Konsultasi Dokter Terkait